Salah Motor

38 16 12
                                        

Aku berjalan sempoyongan keluar dari toko buku Indah. Sengaja menyibukkan diri mencari referensi untuk penyusunan naskah lomba KTI (Karya Tulis Ilmiah) yang akan diadakan seminggu kedepan. Ya, selain menyelenggarakan lomba aku pun turut serta di tempat lain guna meningkatkan kreativitas dan ketelitian. Aku berbicara dengan Arumi ditelepon, salah satu sahabatku yang selalu ada di kala suka maupun duka sambil berjalan menuju area parkiran tempatku memarkirkan motor. Lama diriku berdiri di depan setang motor Mio GT berwarna biru dengan usaha memasukkan kunci motor, namun tetap saja tidak bisa.

"Arumi, Nanti aku telepon lagi ya."

Dengan ekspresi mengkerut, telepon genggam dimatikan dan langsung dimasukkan ke dalam tas ransel berwarna pink.

"Astagfirullah, kenapa nggak bisa masuk sih?"

Puas aku mencoba memasukkan kunci pada lubang kunci. sebelah telinga yang tersumbat earphone dicabut keluar sambil sesekali melirik ke arah jarum jam di pergelangan tangan. Tapi tetap saja tidak bisa. Kesal, ya itulah yang kurasakan saat ini.

"Ya Allah, kenapa harus bertingkah gini sih ini motor? Mana waktu juga udah mepet banget." Gerutuku sambil mendengus kesal.

"Kenapa kak?" Tanya abang parkir penasaran.

dari tadi Abang parkir melihat gelagat ku yang mencurigakan. terdetak dalam pikirannya mungkin wanita yang dilihatnya ini sedang kesulitan membuka kunci atau sedang ingin berbuat kejahatan.

"Entahlah bang saya juga heran tiba-tiba kunci motor saya nggak bisa dimasukkan ke dalam lubang nya. Biasanya nggak seperti ini." Aduku polos.

"Coba saya bantu." Ujar Abang parkir itu sambil mencoba memasukkan kunci, namun tetap tidak bisa.

Saina bang parkir yang membantuku, rupanya Ada seorang lelaki baik hati di sebelahku titik memandang aneh, kening perangkat heran, tersenyum senyum di bibirnya.

"Rasanya motor D 1880 nomor plat motor saya Kak."

Lelaki itu memberikan ekspresi wajah seolah kebingungan dengan menyimpan tawa terbahak. Tidak tega sebenarnya hendak menertawakanku yang terlihat jelas kebingungan dan emosi. Terbelalak mataku memandang lelaki baik itu.

"Haah?" Tatapku kesal.

Aku berjalan ke arah lelaki itu, memastikan bahwa dirinya sedang tidak salah motor.

"Allah, Nisa. Kamu salah motor. " Gerutuku dalam hati.

aku yang baru saja menyadari kesalahanku, tertunduk malu sambil menelan air liur pahit. Mukaku berubah merah merona seketika, hendak memandang Abang parkir yang berdiri di sebelahku saja tidak sanggup.

"Maaf." Ucapku pelan.

"Coba Kakak sebutkan nomor plat motor kakak, biar saya bantu carikan."

Sengaja lelaki baik itu menawarkan bantuan bernada lembut, berusaha membantuku menutupi rasa malu. sontak saja aku menyebutkan nomor plat motorku dengan perasaan malu yang masih bersarang di hati.

" D 1808, bang."

selang beberapa menit, matalelaki Budiman itu menemukan kalimat motorku yang letaknya berjarak 3 motor dari miliknya Mio GT D 1808 AM, berwarna biru kombinasi hitam dan garis putih di bagian body samping motor. Persis sama dengan miliknya, hanya berbeda nomor plat motor yang seakan di balik saja.

"Kayaknya ini motor kakak, bener nggak coba lihat!' perintah lelaki itu.

panjang leherku mengintip motor yang ditunjukkan ketika mataku membesar, terkejut, memang benar motor ini milikku.

Langkah ku pun terus diatur menuju motor. Berterima kasih tanpa menoleh ke belakang sedikitpun, mulai menaiki motor untuk dikendarai.b

"Bawa motor hati-hati ya, ingat jangan salah motor lagi!" Ujar Abang parkir sambil tertawa setelah mengambil uang parkir yang kusodorkan.

Assalamualaikum ukhti manis. Jika kita di pertemukan sekali lagi, aku yakin kita akan berjodoh. Saat itu tiba aku tidak akan melepaskanmu. Sampai kau bergelar...

Suara hati lelaki itu yang terpesona pada pandangan pertama.

______

Hihiw,,, part 5 selesai...

Mohon maaf yang sebesar-besarnya jika typo masih bertebaran dimana...

Jan lupa vote dan komennya agar aku semakin rajin update ya... ^^

See you next part 👋

karanlıktaki kadınlarWhere stories live. Discover now