22

3.4K 536 140
                                    

ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

.
.
.

[Name] masuk kedalam rumah dengan lesu. Matanya terlihat sembab karena sehabis menangis tadi. Kakinya berjalan ke dapur untuk mengambil segelas air putih. Diteguknya sampai habis air tersebut hingga tak tersisa.

Kemudian netranya menangkap sesuatu yang menarik perhatiannya. Keningnya mengerut melihat kalender yang berada tak jauh di depannya. [Name] teringat sesuatu. Hari ini adalah hari dimana Hiro akan pulang. Ia segera mengambil ponselnya yang berada di ruang tamu.

Membuka layar ponsel membuat senyum miris tersungging dari bibir [Name]. Gadis itu enggan mengganti wallpaper ponselnya untuk sementara ini.

[Name] duduk di sofa ruang tamu, dan kebetulan ada telepon masuk dari Hiro yang mengatakan dirinya sudah dalam perjalanan menuju rumah. [Name] tak dapat menyembunyikan rasa senangnya. Tak bertemu adiknya beberapa hari saja sudah membuat dirinya rindu.

Sekujur tubuhnya terasa pegal. [Name] ingin sejenak melupakan masalahnya. Ia meregangkan tubuhnya, lalu menyender lelah pada sofa. Baru beberapa detik gadis itu memejamkan matanya, ia mendengar suara ketukan dari luar.

Alisnya tertaut bingung. Matanya ganti menatap jam dinding yang hampir menunjukkan pukul sepuluh malam.

"Hiro sudah sampai? Cepat sekali," [Name] berucap sambil beranjak dari duduknya, hendak membuka pintu.

Kenop diputar, lalu pintu terbuka. Menampilkan dua orang yang tengah menyeringai seram padanya. Mata [Name] melebar kaget. "Hanma?!"

"Yo, Shimizu-san. Kita bertemu lagi."

Ya, [Name] bertemu dengan Hanma lagi. Tapi kali ini dia hanya bersama satu temannya saja. Laki-laki ber-kacamata yang tampak tak asing baginya. Tanpa berpikir panjang, [Name] segera menutup kembali pintu rumahnya.

Namun apa dayanya yang kalah tenaga oleh kedua laki-laki dihadapannya itu. Dengan mudah pintu rumahnya kini terbuka lebar.

"Mau apa kalian kesini?!"

Kaki [Name] beringsut mundur, merasa ketakutan. Apalagi ketika mengetahui laki-laki ber-kacamata itu membawa pemukul besi ditangannya.

"Tenang saja, asal kau menurut tidak akan ada hal buruk yang terjadi padamu."

"Hanma, apalagi rencanamu kali ini? Kau belum cukup dengan menghancurkan hubunganku dengan Mitsuya?"

Hanna tertawa meremehkan. Tubuhnya menyender pada pintu rumahnya dengan santai. "Kami kemari untuk mengambil tujuan kami."

"Tujuan apa lagi, Hanma?"

"Tentu saja dirimu. Bagaimana informasi yang kau dapatkan dari Mitsuya? Kau bisa katakan pada kami."

"Informasi tentang Touman? Aku tidak punya sesuatu untuk dikatakan. Bahkan jika aku punya, aku tidak akan mengatakan pada kalian."

Plak!

Satu tamparan kencang mendarat di pipi mulus [Name]. Laki-laki ber-kacamata itu sama sekali tidak segan untuk memukulnya.

"Oi, Hanma. Kau yakin dia ini pacar Mitsuya?" tanyanya dingin.

"Tentu saja, dia ini sepupuku yang paling pandai. Ah tidak, saat ini statusnya adalah mantan Mitsuya Takashi."

✔ ❝Takashi Mitsuya X Reader - Boyfriend Series Where stories live. Discover now