19

2.7K 515 38
                                    

ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

.
.
.
D

ua bulan setelah ulang tahun Mitsuya, kini [Name] harus disibukkan dengen urusan Hiro. Tangannya mengemas beberapa peralatan lalu dimasukkan ke dalam tas cokelat dihadapannya.

"Hiro-kun, ingat. Jangan berbuat hal buruk disana, apalagi merepotkan paman dan bibi. "

Hiro hanya berdeham singkat sambil mengunyah sandwich buatan [Name]. "Aku hanya tiga hari di rumah paman dan bibi. Setelah pulang, kakak bisa memasak makanan favoritku?"

"Tentu saja bisa. Apapun untuk adik kecilku, Hiro-kun. "

Hiro merotasikan bola matanya merasa malas. "Kakak, aku ini sudah besar. Jangan menganggapku anak kecil lagi. "

[Name] tertawa kecil mendengarnya. Disentilnya dahi Hiro secara perlahan. "Bagiku, kau itu tetap adik kecilku, Hiro-kun. "

"Oh ya, Hiro-kun. Aku sudah memasukkan semua keperluanmu ke dalam tas. Periksalah lagi jikalau ada yang kurang. "

"Hm, baiklah. "

"Kau harus makan teratur disana. Jangan tidur terlalu larut malam. Uhm, ingat untuk tidak makan makanan yang mengandung kacang atau kau bisa berakhir alergi di rumah sakit. "

"Aku tahu. "

"Aku juga memasukkan beberapa buku bacaan favoritmu disana. Saat bosan kau bisa membacanya atau kau bisa bermain game di ponselmu. "

"Perlatan mandi sudah kan? "

[Name] mengangguk yakin. "Aku cukup yakin merasa semuanya sudah siap. Cha, Hiro-kun, jangan membuat paman dan bibi kerepotan, ya. "

Hiro mendengus kesal. Tangannya berkacak pinggang sambil menatap [Name] yang kini berkutat di dapur. "Kakak, aku ini hanya pergi berlibur bersama paman dan bibi. Tidak kemana-mana. Kenapa kakak tiba-tiba menjadi cerewet? "

[Name] tertawa renyah, merasa puas akan respon yang diberikan oleh adiknya. "Habisnya selama ini kau selalu didekatku. Jadi aku sedikit tidak tega. Maaf, Hiro-kun. "

Hiro sedikit terkesiap mendengarnya. Ia juga merasa bersalah karena kata-kata [Name] terdengar begitu tulus. "Tunggu apalagi? Paman dan bibi sebentar lagi datang, loh. "

Sang adik hanya bisa mengangguk samar, kemudian berbalik. Meninggalkan [Name] yang berurusan dengan dapur.

Singkat cerita, setelah Hiro berangkat berlibur bersama paman dan bibinya, kini [Name] tengah sendirian dirumah. Matahari mulai terbenam, langit malam terlihat menggelap. Daripada tidak melakukan apapun, [Name] memutuskan untuk menonton film saja. Namun baru saja mendudukkan tubuhnya diatas sofa, terdengar suara ketukan dari luar.

Keningnya mengerut heran. Lantas matanya menatap jam dinding. "Are... Ada tamu? Apa Hiro meninggalkan sesuatu?" tanyanya bermonolog.

Kemudian kakinya melangkah untuk membuka pintu rumahnya. [Name] tampak terkejut karena yang pertama kali dilihatnya adalah Mitsuya yang tampak babak belur.

"Taka-chan..? Apa yang terjadi? Kenapa wajahmu seperti itu? Jangan bilang kau habis berkelahi ya!"

Mitsuya terkekeh, mewakilkan jawaban membenarkan. "Bisa biarkan aku masuk dulu? "

"Kenapa harus?"

Lantas laki-laki itu merintih kesakitan sambil memegangi perutnya. "Aw... sepertinya lukaku cukup parah. "

[Name] berdecak kesal. Ia pun segera menyuruh Mitsuya masuk. "Tunggu sebentar disini. Aku akan mengambil kotak P3K dulu. "

Mitsuya mengangguk patuh. Sembari menunggu [Name] kembali, matanya mengedar ke sekeliling. Suasana rumah [Name] terlihat lebih sepi dari biasanya. Jadi saat [Name] kembali, laki-laki itu menanyakannya.

✔ ❝Takashi Mitsuya X Reader - Boyfriend Series Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang