#5 ; Pengganggu

88 25 16
                                    



Renja duduk lesu di kursi kantin, tatapan nya kosong. Seperti tidak ada gairah untuk bersekolah sama sekali.
Entah pada kemana teman temannya, sampai dia di tinggal sendiri begini.

Ucapan ayahnya kemaren tidak main - main, sekarang uang jajannya beneran di potong. Mana Renja tidak punya tabungan, sebenarnya ada sih tabungan, cuma untuk keperluan mendadak saja.

Sekarang yang ada di sakunya hanya uang lima ribu satu lembar. Renja mendesah pelan, meratapi nasib yang menimpa nya saat ini. Apa kata orang nanti kalau lelaki setampan Renja ke sekolah hanya membawa uang lima ribu.

"WOO SAUDARA KU, BAGAIMANA KABAR MU?" Deden datang dengan suaranya yang menggelegar dimana mana. Di susul Hesa dari belakang.

"tidak baik baik saja kawan." jawab Renja.

"ada apa sih kawan? Sini cerita." ucap Hesa lalu mencomot salah satu gorengan Mbok Jum.

"gw utang dong." perkataan Renja membuat Deden dan Hesa melongo tak percaya. Apakah seorang Dirta Atara bangkrut?

"gw gak salah nih Ja? Lu mau ngutang?!" Renja mengangguk. "om Dirta dah bangkrut?!"

Renja menjitak kepala Hesa, enak saja kalau ngomong.

"kagak nyet!"

"lah terus?" tanya Deden.

"masa gw cuma di kasih uang lima ribu hari ini. Ini mah gak ada seperempat nya sama uang saku gw." Deden dan Hesa ber-oh ria saja.

"MBOK JUM, HESA NGUTANG GORENGAN 4." Mbok Jum yg sedang melayani pembeli langsung menoleh ke arah Hesa yang berteriak.

"bayar dulu utang yg bulan lalu, baru boleh ngutang lagi." ucap Mbok Jum sambil berkacak pinggang.

"nanti Hesa bayar Mbok, ini ngutang dulu. Hehe." Mbok Jum langsung memukul tangan Hesa menggunakan entong. Enak saja mau ngutang lagi, gorengan yang kemaren - kemaren saja belom di bayar.

"gak bisa!! Hari ini harus bayar! Bisa rugi Mbok kalau kalian utang terus." iyap, Mbok Jum adalah salah satu penjual makanan di kantin SMA pelita. Umurnya sudah tiga puluhan.

"nanti Renja yang bayar Mbok." Renja yang sedang melamun langsung tersentak kaget mendengar Hesa mengucapkan namanya.

"heh enak aja! elu yang makan kok gw yang bayar." enak saja Renja yang harus bayar. Padahal dia yang makan gorengan Mbok Jum. Teman biadab emang.

"sudah sudah!! Mbok gak mau tau, nanti pokoknya pada bayar! Awas ya kalau gak pada bayar, Mbok laporin kalian ke orang tua kalian." kemudian Mbok Jum berjalan kembali melayani pelanggannya. Deden yang ingin mengambil gorengan di depannya pun tak jadi ambil, utang Deden sudah banyak.

"gak seru ah anjing! Mbok Jum nganceman." eluh Deden.

"alah bilang aja lu gak punya duit, makanya ngutang." Deden terkekeh pelan, ada benarnya apa yang di katakan Renja. Walaupun mereka dari orang berada, tapi untuk mengeluarkan sepersen uang pun mereka malas. Akhirnya mereka banyak terlilit utang gorengan di warung Mbok Jum.

"bosen ah." ucap Hesa. Iyap, hari senin yang melelahkan dan membosankan. Untung hari ini tidak ada upacara karna sebagian guru sedang menghadiri rapat. Tapi tetap saja, walaupun tidak ada upacara, hari senin sungguh membosankan.

Hesa terus memperhatikan seseorang yang duduk tak jauh dari nya. Dia Chelsea, salah satu anggota cheerleaders sekolah. Yang mempunyai wajah bak bidadari - kata orang orang sih. Tapi itu juga di akui oleh Renja dan teman-temanya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 25, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

RENJA [ON GOING] Where stories live. Discover now