Part 6

45 17 47
                                    

Hai guys👋
Happy Reading 📖!!!

*****

Azra Nur Khoirunnisa

"Ananda Altha Nabil Mustafa muazzam bin Almer Khalil  muazzam  saya nikahkan  dan saya kawinkan engkau dengan Azra Nur Khoirunnisa binti Afwan Fuadi Zam-zami  dengan maskaminya berupa mas 50 gram  berserta seperangkat alat sholat dibayar,tunai."

Dengan satu tarikan nafas,Altha berucap,"Saya  terima nikah dan kaminya Azra Nur Khoirunnisa binti Afwan Fuadi Zam-zami dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

Ucapan lantang altha mampu membuat hatiku berdesir sangat kuat, Dia lagi-lagi yang tidak pernah aku kenal datang melamarku dan sekarang telah menjadi bagian dari hidupku. Aku meneteskan air mata yang sembari tadi ku tahan kini lolos membasahi kedua pipiku..

Bruuuk.

Aduh sakit, Aku menatap disekeliling kamarku tidak ada seorang pun berarti tadi...Astaghfirullah itu hanya sebuah MIMPI. Aku berdiri dan duduk ditepi kasur, kenapa mimpi itu seperti nyata. Tapi dimimpi itu Altha bisa melihat tidak buta, Ah sudahlah mungkin itu hanya tipu daya setan untuk menggodaku. Aku beranjak dan berjalan kearah kamar mandi untuk bersih-bersih.

"Azra."

Kemana anak itu bukanya tadi tidur disini?

"Eh ibu, ada apa?"

"Nggak ada apa-apa, bundanya Altha mengirimkan baju untuk kamu pakai nanti,"ucapnya.

Aku mengerutkan dahi dan berkata,"Secepat itu?"

Nisa menatap putrinya bingung, apa-apaan ini acara dua hari lagi dia bilang secepat ini.

"Acara dua hari lagi kamu bilang secepat ini,"omel Nisa

"Bukan gitu tapi kan tante Nafila baru tadi pagi kesininya ,Bu. Masa iya secepat itu?"ucapku

"Tante Nafila udah nyiapin sebelum kamu memberikan jawaban kedua mu."

Aku mengangguk.

"Ayok dicoba baju nya."

"Nggak lah ,Bu."Tolaku

"Nggak ada penolakan,"ucapnya.

"Nggak mau, nanti aja dihari acaranya,"ucapku

"Ya sudah."ucapnya pasrah.

"Kalok gitu ibu keluar,"pamitnya.

Aku mengangguk. Aku melihat kearah kebaya yang akan aku kenakan diacara akad nanti, kenapa kebaya itu sama seperti dimimpiku? Aku mendekati kebaya tersebut dan memegangnya ini bukan sebuah kebetulan tapi memang nyata.

Aku melihat kearah jam dinding menunjukkan pukul 20:00 wib. Aku mengambil ponsel ku yang ku letakan disamping tempat tidur, Ifah sibuk nggak ya? Tanpa pikir panjang aku mencari kontak Ifah dan menghubunginya.

Arifah Nurul

Assalamualaikum fah
Read

Kenapa hanya dibaca?apa dia sibuk tapi kan ini jam untuk istrahat, se kejam itukah dosennya sampai Ifa tidak dikasih waktu istirahat.

Ting.

Aku buru-buru membuka pesan tersebut semoga saja Ifah dan ternyata benar.

Wa'alaikumussalam Ra, ada apa?

Sibuk?

Luka dan Takdirku (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang