Part 4

43 16 17
                                    

"Percayalah bahwa ketika sesuatu ditakdirkan,itu akan terjadi. Dalam waktu-Nya. Disaat yang tepat. Untuk alasan terbaik. Dengan orang yang tepat" Ali bin Abi Thalib.

🍁🍁🍁

Arifah Nurul Hidayah

Akmal dan Arifah pun sudah sampai dirumah, arifah yang sembari duduk dikursi mobil bingung dengan pikirannya, besok dia harus berangkat ke Bandung disisi lain dia tidak tega meninggalkan sahabatnya yang masih dilanda kebingungan.

"Fah,"panggil Akmal.

Aku tersadar dari lamunanku dan berkata,"eeh iya ayah, ada apa?"

"Kamu ngelamunin apa nak,"tanya Akmal " udah sampai ayok turun,"ajak Akmal.

"Iya, yah."

"Assalamualaikum,"ucap ayah.

Cklek..

"Wa'alaikumussalam,"jawab Yina.

Ibu menyabut tangan ayah dan aku menyalaminya, dan memasuki rumah.

"Nak,"panggil bunda Yina.

"Iya,bun."

"Kamu kenapa kok kaya lagi banyak pikiran," tanya bunda Yina

"Nggak papa kok,Bun."

"Beneran,"tanya bunda penuh selidik.

"Udah bun kita bicara diruang keluarga,"ucap ayah

"Iya udah kalok gitu,"ujar bunda.

"Bun dapet salam dari ibunya Azra,"ucapku

"Wa'alaikumussalam, bagaimana kabar keluarga mereka?"

"Alhamdulillah bun baik,"jawabku.

"Alhamdulillah."

"Bun,kalok jadi kata mereka satu Minggu lagi Azra akan menikah,sekarang masih nunggu jawaban kedua Azra,"ucap ayah.

"Apa,"kaget yina

"Biasa aja sih bun,"ucapku.

"Sama siapa?"

"Apanya yang sama siapa,"tanya ayah.

"Nikahnya lah."

"Ngomong tu yang jelas Bun, ayah mana ngerti kode-kode an,"jelasku.

"Ngarang kamu gini-gini ayah gaul,"ucapnya membela diri.

"Apanya yang gaul yah dikode dikit aja udah kebingungan,"tawaku.

"Udah-udah kok malah ribut."

"Ayah kurang tau laki-laki nya siapa,"ucap ayah.

"Kamu fah,"tanya bunda.

"Tau."

"Gimana ganteng,"tanya bunda antusias.

Yina mendapat tatapan maut dari suaminya pun hanya memperlihatkan deretan giginya,"Maaf yah,cuma nanya doang nggak lebih."

"Hmm."

"Marahiin aja yah salah siapa suruh nanya-nanya calon suami orang,"timpalku.

"Kamu tu bukanya belaiin bunda."

"Membela tu yang benar Bun,orang bunda salah ngapain dibela,"ucapku membela diri.

"Anakmu mas persis kaya kamu,"ucap bunda mengalihkan pandangan.

"Anakmu juga,"jelas Akmal.

"Jangan marah Bun,ifa cuma bercanda kok,"ujarku.

"Hmm."

Luka dan Takdirku (Hiatus)Where stories live. Discover now