-Four . Sandyakala

Start from the beginning
                                    

"Ikut saya cepat!!" bentakan sang ayah sontak membuat hati sandy sakit dia tau apa yang ayahnya lakukan setelah ini.

Sandy mengikuti sang ayah dari belakang ke ruangan khusus ayah nya itu.

Di dalam sana sandy sudah sangat takut badannya  bergetar.

"Cepat lepas baju mu" sudah terlihat kini ayahnya sangat marah dia jga melepaskan ikat pinggang nya yang terbuat dari kulit itu.

Sandy melepaskan tas dan seragamnya itu lalu dia berlutut di hadapan sang ayah dan berusaha mungkin untuk tidak menangis kali ini.

Ctass ...

Ctass ...

"kalau kau sudah tidak ingin tinggal di sini kau pergi dan tidak usah kembali"
dua pukulan lolos mendarat di punggung sandy, ayah nya terus menerus melakukan itu menggunakan ikat pinggangnya.

Sakit? Sangat itu sangat sakit, perih di tambah lagi ayah nya terus berteriak di telinga nya.

"dasar anak tidak tau diri! pembunu, pembawa sial, mati saja kau, saya tidak pernah mengharap kan kehadiran kau di sini !! Kau bukan anak saya, anak saya hanya taeil !! Hanya taeil !! Kau ingat itu!!"
teriak kang in, dia meledak sangat marah dan emosi, dan tidak pernah berhenti untuk terus memukuli sang anak.

Sandy yang mendengar itu sangat sakit, dia berbohong ketika dia berusaha untuk tidak menangis, buktinya kini dia sudah sesegukkan menangis karena ucapan sang ayah dan perilaku sang ayah.

"cepat balik ke kamar pergi dari hadapan saya" perintah nya, dan kang in memakai ikat pinggang nya dan kembali duduk di kursi kerja nya itu.

Sedangkan sandy dengan sekuat tenaganya yang dia punya dia berusaha untuk bangun dan meraih baju nya, punggung nya sudah di lumuri banyak cairan merah bahkan sedikit-sedikit keluar cairan putih-putih. Dan di ujung bibir nya pun sudah ada cairan kental berwarna merah itu, belum lagi memar di bagian wajah dan lengannya.

Sandy menggunakan seragamnya dengan rasa perih nya itu.

"Cepatt keluar !!" Bentak sang ayah.

"i-iya pah" rintih sandy, karena untuk berbicara pun dia tidak sanggup sangking sakit nya.

Dia pun segera keluar dari tempat itu dan pergi ke kamar nya. Kaki nya lemas, tangis nya pecah dan benar-benar tak sanggup lagi untuk melangkah ke atas kasur.

"ma-mamahhhhhh" teriak sandy, untungnya kamar sandy itu kedap suara jadi tidak ada yang tau sandy di dalam sedang menangis dan kesakitan.

"Sakit mah sakit ..." Rintihnya dia meringkuk dalam tangisan yang pilu itu.

Sandy berusaha untuk bangun dia berjalan untuk mengambil kotak kecil yang ada di laci nakas nya itu.

Kotak kecil yang berisi obat-obatan, sandy meminum beberapa pil dari botol kecil itu. Dia mengalami insomnia parah sejak kecil jadi dia harus meminum obat itu agar dia cepat tidur dan dia juga meminum pil pereda nyeri, dia tau semua ini akan terjadi jadi dia berinisiatif untuk membeli obat pereda nyeri agar badannya tidak terasa sakit lagi.

...

Dear Diary
23.10.21

Kalau memang papah tidak pernah mengharapkan ku ada di dunia ini kenapa papah membesarkan ku sampai sekarang? Kenapa papah tidak membunuh ku saja ?

Senja ini lelah, sangat lelah dia hanya ingin hidupnya damai tanpa ada rasa sakit, air mata dan bentakan.

Senja ini juga ingin usai, dia juga ingin pergi, senja ini juga ingin menjadi mentari di pagi hari,senja ini hanya ingin menyinari seisi nya.

Kapan sang senja akan merasa bebas?
Sampai kapan matahari ini akan terus menjadi senja ?

              -Haechan sandyakala-













              -Haechan sandyakala-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sandyakala || {ON GOING}Where stories live. Discover now