Misteri kecil yang mulai datang

50 28 3
                                    

     Saat sang perawat sudah ada di dekat tempat Nilam, ia langsung melompat untuk mengagetkan siapapun yang ada disana.

         "Loh, kok kamu ada disini? " Nilam yang merasa dirinya sudah diketahui, langsung memandang keatas. Tetapi tidak ada wajah maupun keberadaan sang perawat di dekatnya.

     Ternyata dia tidak menyadari keberadaan Nilam, ia malah menemukan benda lama yang hilang disana. Entah bagaimana bisa sampai sana.

         "Tapi... Kayaknya ada yang ketinggalan," ucapnya sambil matanya memandang kearah sudut persembunyian Nilam.

         "Dimana ya... Ah, disini rupanya," Ia langsung mengambil sebuah jarum suntik yang kosong lalu pergi keluar karena memang barang yang diminta temannya sudah ia dapatkan.

KRIETTTT... BLAMMM

     Setelah beberapa lama ia menunggu, Nilam yang sudah cukup kedinginan sedikit bergumam sambil kakinya melangkah keluar darisana.

          "Ahhh, akhirnya dia pergi juga. Artinya aku sudah selesai, ruang keamanan udah. Lalu... "

NGEKKKKKK... BLAMMM

          "Ruang keperawatan udah belom? Kan disitu ada perawat yang tahu tentang diri kamu. "

           "Itu gak perlu, yang paling penting cuma ruangan ke... TUNGGU, KAMU SIAP-"

           "Sssstt, diam dan jangan berisik gadis kecil. Dan kenapa kamu ada disini, di ruangan penyimpanan darah? " bisik sang perawat sambil mengatupkan bibir Nilam dengan jari telunjuknya, dan Nilam yang melihatnya langsung takut karena tatapan dari sang perawat.

           "Ke-kenapa kakak tau saya ada disini? Bukannya kakak tadi sudah keluar dari sini? " tanya Nilam terbata-bata.

           "Aku tadi tidak keluar, hanya membuka dan menutup pintu lalu aku tinggal menunggumu keluar darisana. Dan aku tahu seseorang ada disini karena ada jejak kaki ucapnya sambil tangannya mencengkram lengan Nilam dengan erat, layaknya balon.

   CIEEE, GAMAU DILEPASIN. KEK HUBUNGAMU SAMA DIA DI VIRTUAL.

     UPS!

           "W-woww, aku kagum dengan pemikiran dan ketajaman mata kakak. Jadi bisakah kakak. I-itu sakit," lirihnya dengan wajah yang kesakitan. Tetapi bukannya melepaskan, sang perawat tetap saja memegangi dengan wajah beringas.

           "Aku masih penasaran, bagaimana kamu bisa ada disini? Padahal yang bisa masuk kesini hanya tenaga medis dan juga... tenaga keamanan khusus. " ucapnya masih dengan tangan yang mencengkram.

           "A-akuuu..."

           "Kuanggap kau anak yang pintar dan cerdik. Jadi ikuti aku dan kembali ke tempatmu sekarang! " perintahnya dengan tatapan mata yang entah bagaimana berubah menjadi seorang yang ramah dan bertutur kata lembut.

           "Ba-baik kakk. " Ia langsung mengikuti langkah kaki sang perawat yang juga menyusuri lorong rumah sakit yang tak terlalu terang itu.

    Seiring dengan suhu tubuh mereka yang kembali normal, para suster mulai melakukan pemeriksaan pada setiap pasien disana.

    Pengecekan pasien mulai dilakukan, termasuk kepada nenek Nilam yang mulai bernafas dengan normal.

            "Hahhh, dimana aku?" Nenek Nilam yang baru sadar langsung mengangkat tubuhmya dan bersandar pada bagian keras kasur, ia mengerjap-ngerjapkan matanya yang sayu dan menyadari diri

NilamWhere stories live. Discover now