Prolog

592 104 39
                                    

Gelapnya suasana di tengah matahari yang mulai turun untuk berganti dengan sang purnama, dihiasi oleh rintik air yang terjatuh dalam kening seorang gadis yang baru saja keluar dari karavan biru. Keningnya yang berlumuran darah tidak membuat kepalanya yang terbentur oleh atap mobil besi itu membuat ia merasa pusing dan bingung dalam satu momen. 

Dan saat ia mulai merasa kepalanya normal, ia mengingat kilas balik segala yang telah terjadi tadi. Ia kecelakaan tapi hanya ia satu-satunya yang hidup. Dan hanya satu-dua kendaraan saja yang lalu lalang. Seakan memang kepergian mereka hanya bisa ditangisi oleh langit yang pilu melihatnya sendirian.

        "AAAAA... Ibuuu... A-ayahhhhhhhhh. Kalian kok baringan sih? Ayo sini sama Nilam. Katanya kita mau pergi jalan-jalan. Kok kalian pergi duluan sih? Jangan tinggalin Nilam, " kata Nilam sambil menggoyang-goyangkan tubuh kedua orangtuanya yang sudah bersimbah darah dan terbujur kaku dalam mobil. Tubuh mereka sudah dingin, yang artinya mereka sudah mati. Air matanya mengalir deras saat itu, tiada anak yang merasakan kebahagiaan saat kasih orangtuanya putus ditengah jalan.

   Setelah beberapa lama, petugas medis yang sejak tadi belum datang ke TKP langsung bergegas dan menyaksikan seorang anak yang bersimbah darah disekujur tubuhnya tanpa luka satupun

      "A-AYAHHHHH, PAK...TOLONGIN PAK. PAK...PAK, PAKKKKK," teriak Nilam yang sejak tadi seperti dibiarkan tanpa ada seseorang yang membantunya menghapus air mata

      "Nak...tatap bapak, kami sedang berusaha memberikan yang terbaik untuk keduanya. Jadi hapus dulu air matamu ya." kata seorang petugas polisi sambil tersenyum lebar

      "B-baik pak." Nilam langsung menghapus air matanya yang sudah menetes saat ikut disapu oleh hujan yang turun.

   Dan setelah mereka periksa dengan seksama. Ternyata ayah, ibu dan saudaranya sudah meninggal sejak 20 menit lalu. Artinya sebelum polisi datang, atau bisa jadi sebelum Nilam bangun dari pingsannya yang begitu lama.

   Seluruh aparat yang mendengarnya langsung bertanya-tanya dalam hati mereka masing-masing tentang apa saja yang mungkin menjadi kemungkinan mereka untuk meninggal. Apalagi sang ayah yang menjadi pengemudi. Dan kenyataannya cukup membuat mereka yang ada disana terkejut


BERSAMBUNG



NilamWhere stories live. Discover now