Sang pelaku

90 39 24
                                    

      Rambatan suara dari sang petugas keamanan kalah cepat dengan gerakan tangan 3 orang berjas hitam itu. Dan yang terjadi selanjutnya sungguh mengerikan tetapi seharusnya tak terjadi.

'CRATTTTTT'

"Ahhh... " Teriak mereka yang terkena darah segar dari tubuh sang supir.

"CEPAT TUTUP ITU!, BAUNYA TIDAK ENAK. " Tukasnya yang langsung menutup hidung dengan setelan hitamnya.

"Singkirkan kekacauan ini dari hadapanku, wahai KALIAN! " Katanya dengan marah dan tatapan sinis seakan memberitahi mereka semua untuk menjauh dari jangkaun tangannya.

Padahal tubuh pak Reno sendiri cukup lebar dan menyengat, tetapi ia hanya menyalahkan orang lain atas kekacauan ini

"Hahhh...Pak, daripada hanya menyuruh orang dan tak berbuat apa-apa. Lebih baik bapak bantu kami menyingkirkan mayat-mayat ini. " Kata sang petugas yang mengehela nafas panjang dan pandangan yang bingung.

"Bukankah saya susah mengatakan tidak kepada kalian? Jika saya sudah katakan tidak,maka jawaban saya tidak pernah BERUBAH! " Tegasnya dengan mimik wajah yang berkerut tajam.

"Saya baru tahu seorang pemimpin tak mau memimpin timnya, dan malah memerintah seseorang. Itukah definisi kemalasan membuat TUBUH LEBAR. " Kata sang petugas dengan kekesalan yang mendalam.

"KAUU... " Serunya dengan wajah memerah dan seakan ingin meledak. Tetapi ia menahannya.

"Kenapa pak? Apakah bapak baru sadar diri atau... TAK INGIN SADAR DIRI!" Seru sang petugas dengan tatapan penuh amarah dan kebencian padanya.

"Tutup mulutmu anak muda! SEKALI LAGI KAU MENGUCAPKAN KATA-KATA ITU. AKU AKAN... " Tegas pak Reno sambil mengarahkan jari telunjuknya dan hampir menyentuh dahi sang petugas.

Situasi mereka yang terus memanas membuat hawa yang membuat gerah menjadi lebih panas dari sebelumnya, seakan gelira api juwa mereka membara. Seperti cuplikan lirik sebuah lagu

Gelora api cinta yang memanggil jiwa mudaku

Karena tersentuh
Oleh alunan
Melodi...

(LANJUTKAN SENDIRI)

Oke, kembali ke jalan cerita

"Pak... Apa tidak lebih baik kita... "

"DIAM, SAYA SEDANG BERDEBAD! " Ujarnya sambil menatap tajam dia yang berbicara.

"B-baik pak. " Katanya dengan terbata-bata, takut ia menjadi korban selanjutnya.

"Sudah puas bapak berbicara? Tidak mau membiarkan orang lain berdebat dengan anda. Ren-da-han! " Tukas sang petugas dengan muka yang dihadapkan keluar.

Tetapi walaupun terlihat di wajahnya ia tersenyum bahagia, didalam hati ia takut akan kemungkinan pak Reno membunuhnya.

"Hahhh... Lakukanlah sesuka kalian, dan jangan meminta bantuanku. Kalian terlalu banyak bertanya. " Ujar pak Reno yang langsung menghela nafas dan tak peduli lagi.

"Oh iya pak. "

"APA? MAU MINTA BANTUAN SAYA LAGI. KAN TADI... "

"Pak, saya belum selesai ngomong. Saya cuman mau bilang... Bapak sedang menginjak salah satu kaki dari mayat itu. " Kata seseorang yang tadi menyela

"Bilang dong daritadi. " Katanya sambil memundurkan langkahnya dari mobil yang panjang itu.

Setelah perdebatan dan pembicaraan yang panjang lebar setelah helaan nafas sang bos, sang petugas dan pria lainnya langsung merapikan semuanya.

NilamWhere stories live. Discover now