49. Empat sembilan

Start from the beginning
                                    

"GUE LEBIH KESEL SAMA LO."

"Gue tau!"

"Ayo jelasin ke gue!" tagih Rival meminta segala penjelasan dari yang Cahya jadi model dan mengapa rambutnya diikat.

"Aduh, mulut gue masih asem nih. Susah ngejelasinnya kalo mulut nggak ada sogokan Red Velvet atau Pizza."

Rival menggeleng-gelengkan kepalanya pelan tak habis pikir. Kematrean Cahya semakin bergejolak.

"Terserah." Rival langsung menaiki motor Ducatinya dan membunyikannya dengan gerakan kasar.

"Mau ninggalin, nih?" tanya Cahya kalem karena muka Rival sudah keruh.

"Naik." Rival berkata dingin. Cahya yang tak ingin membuat Rival marah lagi langsung naik di jok belakang.

"Kok nggak jalan?" gumam Cahya aneh.

"Nanti lo melayang kena angin. Badan kek triplek juga. Pegangan!"

Cahya menye-menye. Ia tahu bahwa Rival mengode agar ia berpegangan erat kepada Rival. "Padahal lo bisa bilang pake kalimat sederhana. Pegangan, Cay, biar nggak jatoh gitu contohnya."

"Jangan GR."

Cahya langsung memegang pundak Rival dengan kedua tangannya di sisi kanan dan kiri. "Ayok!"

Rival berdecak kesal. Bukan itu keinginannya. Rival yang kesal langsung menarik paksa kedua tangan Cahya untuk melingkar di pinggangnya.

"RIVAL JANGAN MODUS LO YA. GUE ADUIN ABANG SAMA PAPA LO NANTI!" ancam Cahya sambil melotot.

Rival menoleh ke belakang menatap Cahya sinis. "Kalo lo ilang, gue juga yang kena tebas. Lo tau kan gue itu sodaranya Valentino Rossi? Kebut-kebutan adalah wajib."

"Wah, ni orang kebut-kebutan ngajak pacar. Stres lo!"

"Kan udah gue bilang, ini pacaran romantis versi gue."

"Nanti kalo jatoh gimana?!"

"Kan uwuu. Bisa nyium aspal bareng."

"SINTING!"

Rival langsung menjalankan motornya kebut membuat Cahya refleks langsung mengeratkan pegangan tangannya di pinggang Rival. Cowok itu malah cengengesan kesenangan. Modusnya berhasil kali ini.

Saking takutnya, Cahya sampai memejamkan matanya. Motor Rival melesat jauh, bahkan Cahya bisa merasakan seperti ikut angin.

"Kayanya gue salah pilih cowok," lirih Cahya sedih.

*****

"Cay, ini gue yang lagi marah. Kok malah lo yang berubah cemberut?" heran Rival. Mereka saat ini sedang duduk di kursi dekat danau dengan pemandangan yang sangat indah. Rival memang sengaja mengajaknya ke sini untuk mendengarkan penjelasan dari mulut Cahya.

Mata Cahya menatap Rival tajam. "Lo mikir dong! Kalo mau mati jangan ngajak gue! Kebut-kebutan kaya gitu bikin jantung gue mao copot!" celoteh Cahya kesal. "Gue ancurin juga tuh motor!"

Kalau boleh memilih, Cahya lebih baik dibonceng dengan motor butut beat Rival dulu.

"Maaf deh. Gue lagi kesel tadi."

"Kalo lo kesel jadi ngebut gitu? Psychopat banget cara pacaran lo."

"Kan didikan Papa Bumi."

"Papa gue diem-diem aja lo bawa-bawa! Kemaren beli rudal itu, bukan pedang lagi. Ati-ati lo kalo bertindak atau ngomong." Cahya berkata sinis sambil mengibaskan rambutnya angkuh.

Rival malas menanggapi. Lebih baik ia menatap pemandangan danau. Keduanya sama-sama diam, suasana hening. Mereka sama-sama sedang kesal. Lebih baik diam sejenak untuk meredam emosi daripada nanti lepas kontrol.

"Maafin gue, ya." Rival akhirnya mengalah. Ia menoleh lalu tangannya bergerak menyelipkan beberapa helai rambut Cahya ke belakang telinga. "Udah bikin jantung lo jedag-jedug karena ngebut."

Cahya mengangguk pelan. "Iya," singkatnya.

"Sekarang jelasin ke gue. Kenapa lo jadi model?"

"Karena gue masuk kandidat. Secara lo tau lah ya, pacar lo ini good looking ditambah pinter. Nggak usah kaget lah. Apalagi gue kan multitalenta."

"Bakat lo cuman galak doang perasaan," sanggah Rival.

"Tapi gue nggak suka lo jadi model, Cay." Rival kembali beralih menatap pemandangan danau. Rival tidak suka setiap detiknya rupa dan sifat Cahya dikagumi oleh laki-laki lain. Cahya adalah miliknya. Milik Antergio seorang.

"Kurangin ego lo, Val." Cahya sebenarnya kemarin sempat menolak karena tahu Rival pasti tidak setuju dengan ini, tapi sekolah memberinya kepercayaan. Ia jadi tak ingin mengecewakan guru-gurunya yang sudah memilihnya.

"Nggak bisa. Gue nggak suka."

Cahya mengarahkan kepala Rival untuk menatapnya. Kedua tangan Cahya merangkum wajah Rival lalu mengelusnya pelan dengan ibu jari. Cahya tahu ada kesedihan yang tersirat di mata cowok yang selalu memandangnya dengan tatapan kagum itu. Pandangan keduanya beradu lama. Rival seolah menceritakan kegelisahannya lewat tatapan itu.

"Ngga suka," lirih Rival. "Gue mau, cuman gue yang natap mata lo selama ini. Nggak mau cowok-cowok jadi ngagumin lo karena ngeliat foto lo di mana-mana. Juga karena ngeliat lo tampil di mana-mana." Rival menceritakan keresahannya.

"Rival---"

"Pasti nanti lebih banyak fans cowok. Walaupun gue ganteng, nggak bisa dipungkiri nantinya pasti akan ada yang lebih ganteng dari gue." Rival memotong ucapan Cahya.

Cahya menggeleng tegas dengan senyuman yang tak memudar. "Cowok lain mah b aja. Gantengan cowok gue ke mana-mana." Tangan Cahya beralih merapikan rambut Rival yang berantakan.

Jangan ditanya kondisi Rival saat ini. Cowok itu sengaja menggigit bibirnya hingga berdarah karena menahan untuk tersenyum.

"Hey, jangan digigit. Luka tuh." Cahya langsung mengusap darah di bibir Rival dengan gerakan lembut. Tanpa rasa jijik Cahya benar-benar membersihkan darah yang menempel itu dengan ibu jarinya.

"Lo ternyata bisa se sweet ini, ya?" gumam Rival yang sudah mleyot. Jiwa bapernya kambuh. Telinganya bahkan memerah salting. Cahya benar-benar hebat dalam membuat jantungnya disko.

Cahya tersenyum manis. "Gue tadi abis minum Mizone lima botol. Jadi gue sekarang ini lagi mabok. Jangan baper, ya."

Jleb! Cahya ternyata pintar membalikkan serangan. Setelah diterbangkan begitu tinggi, Rival dijatuhkan juga.

"Apa ini yang dinamakan karma?" lirih Rival kesal. "Ternyata karma nggak semanis kurma."

*****

Btw besok aku mau ulangan, jadi belom sempet bales komen. Maafin ya. Ini juga aku Sempetin buat update.

YUHUUU THANK YOU 💓 SEMOGA NGGAK BOSEN HAHAHAHA. JANGAN LUPA TEKAN BINTANG YA. KOMEN, SHARE JUGA BOLEH. SANGAT BOLEH WKWKWK.

BIG LOVE❤️❤️❤️
FANS BANGET SAMA RIVAL, APALAGI KALO UDAH NGEBUCIN WKWKW.

Tim bucin Rival ☑️😭👍
Tim anti sad☑️😭👍
Tim tanpa pelakor😭👍☑️


MAKASIH UDAH BACA SAMPE SEJAUH INI. LOPE BANYAK BUAT KALIAN WKAKAKAKA💓

RIVAL (UP BAB BARU)Where stories live. Discover now