Itu Kepalsuan.

"Aku hanya ingin Sukuna mendapatkan yang terbaik dan segera berubah.., Tapi sangat disayangkan. Sukuna tidak pernah mau berubah walaupun aku sudah berusaha..." Seru pamannya dengan nada pasrah dan seraya menggelengkan kepalanya. Pamannya membuka lengannya dimana luka saat Sukuna memukul nya, ternyata pamannya merencanakannya.

"Bahkan dia memukuliku saat aku berusaha memberitahukan nya tentang kebenaran di depan temannya. Aku tidak tau ternyata sukuna sudah masuk dalam hal seburuk itu.." seru pamannya seraya tersenyum dan air mata jatuh di pipinya dan dia menatap ke arah Sukuna dengan senyuman mengejeknya yang tampak dengan jelas.

Pamannya mendekati Sukuna, dan berbisik pelan.

"Aku sangat membencimu, Yuuji-mu itu....apa kabar saat mengetahui tentang Ibunya yang sudah mati di rumahnya-?" Seru pamannya membuat Sukuna seketika terdiam. Dan semuanya hening saat sebuah suara keras yang memenuhi rumah besar itu dan Sukuna yang menatapnya dengan wajah yang mengerikan.

Plak!

Sukuna menampar pamannya sendiri. Dan itu hal terburuk.

Tapi sukuna tidak peduli, pamannya sudah membuat Yuuji terlibat dalam bahaya. Pamannya berbohong dan membuat kesabaran Sukuna habis. Pamannya tidak lebih hanya sebuah kotoran sampah.

Pamannya memegangi pipinya dengan sebuah senyuman tipis seolah mengejek Sukuna dan membuat Sukuna ingin langsung memukulinya lagi , lebih keras.

"Paman! Brengsek!" Teriak Sukuna, mengumpat. Mendekat namun ayahnya sudah maju dan memukul Sukuna hingga terpaksa mundur. Sukuna menatap dengan wajah penuh amarah, dan matanya yang berkilat penuh kebencian.

"Kau! Apa yang kau lakukan!" Seru ayahnya marah. Tidak Percaya anaknya sendiri malah memukuli orang lebih tua.

"Padahal pamanmu sangat mencintaimu!" Seru ayahnya yang tidak tau apapun.

Pamannya tersenyum disana, "Ya, paman sangat mencintaimu Sukuna. Kenapa kau malah berbuat jahat kepada paman?"

Menjijikkan. Menjijikkan.

"Mencintai? Aku tidak perlu babi busuk ini mencintaiku.." seru Sukuna tidak peduli apapun lagi.

"Jaga bicaramu! Dia pamanmu!"

Brak!

Sukuna mengenggam tangannya dan memukuli dinding dengan keras hingga semuanya terdiam.

"Aku sudah cukup! Berada dalam keluarga menjijikan ini, silahkan kalian lanjutkan saja permainan drama Cinta yang selalu kalian lakukan . Aku tidak akan mau ikut di dalamnya.." seru Sukuna menatap Ibu, Ayah dan Paman yang bahkan bukan termasuk dalam keluarganya. Sukuna tidak pernah punya keluarga, dan Sukuna sudah cukup muak untuk terus berada di sini.

Keluarga? Sukuna sangat membenci perkataan itu dan termasuk didalamnya, Keluarga yang hanya sekedar perkataan. Sukuna tau, betapa kelamnya keluarganya. Betapa keluarga nya saling membenci dan saling menghancurkan dalam sebuah hubungan disebut 'keluarga'.

Memiliki banyak harta bukan berarti akan ada begitu banyak kebahagiaan disana, sebaliknya di kehidupan Sukuna. Menjadi kaya, memiliki sangat banyak kebencian di sekitarnya dan tidak akan pernah membuat kebahagiaan disekitarnya dan Sukuna mengalami itu, di dalam keluarganya semuanya hanya saling membenci dan hanya akan menyebabkan banyak penderitaan lagi dan lagi, yang akan membuatnya semakin kacau. Sukuna sudah menjadi kacau karena keluarga itu, dan Sukuna akhirnya menemukan nya arti dari kehidupannya dari semuanya yang menjadi kacau.

Yuuji..., Kebahagiaannya di dalam kehidupannya yang begitu suram dan dipenuhi dengan kebencian disekitarnya. Dan kali ini Sukuna lagi lagi menghancurkannya, membuat semuanya berantakan, dan membuat Yuuji terkena masalah karena keberadaannya.

"Pergi saja!" Teriak ayahnya. Pamannya tersenyum disana, semua rencananya berhasil.

"Kau tidak pantas untuk menjadi bagian dalam keluarga!" Seru ayahnya sangat marah, Paman nya mengusap darah di bibirnya seraya pelan tersenyum kecil.

Sukuna menyeringai, tidak pantas-?. Bahkan Sukuna tidak mau menjadi bagian dari keluarga ini. Dan seharusnya Sukuna yang mengatakan itu, namun mereka tidak akan pernah mengerti. Mereka selalu terlibat dalam masalahnya masing-masing. Sukuna adalah kebencian, semuanya akan berakhir membencinya dan Sukuna tidak masalah. Karena Sukuna tidak akan peduli.

"Aku juga tidak mau ada di keluarga ini. Aku sangaaaat membenci kalian semua, apa kalian puas melakukannya?" Seru Sukuna menatap dengan tatapan yang penuh keberanian.

"Sukuna!" Ibunya datang dan menepuk punggung ayahnya seraya menatap Sukuna dengan tatapan kebencian karena Sukuna sudah beraninya melibatkannya dan membuka rahasia terbesarnya.

"Kau memang pantas untuk di benci Sukuna. Kau sangatlah buruk..." Seru ibunya sinis.

"Lalu kalian apa? Bukankah kalian yang lebih buruk dari ku. Mau sok hebat?" Seru Sukuna tidak takut, Sukuna malah mengangkat kepalanya dengan angkuh membuat ibunya marah. Ibunya mendekat dan langsung menamparnya lagi, dengan tatapan sinis nya yang dingin.

"Aku harap kau tidak pernah bahagia Sukuna...aku sangat membenci mu..." Seru ibunya seperti merapalkan Kutukan dan Sukuna sudah terbiasa.

Memangnya berapa banyak kutukan yang dikatakan orang orang yang membencinya-?

Begitu banyak, bahkan yang tidak berbicara mereka selalu mengharapkan hal yang sama.

Kebahagiaan-?

Sukuna sama sekali tidak mempedulikan itu, lagipula Sukuna tidak perlu apapun.

Pamannya berbisik pelan dan hanya bisa didengar oleh Sukuna. "Rasakan Kutukan-mu sukuna, betapa banyaknya orang yang akan membencimu.."

Kutukan? Sukuna sudah tau itu, Sukuna tau semuanya dan memilih untuk mengabaikan atau mungkin menjadi lebih buruk daripada Kutukan itu, Sukuna hanya mengangkat bahu tidak peduli. Tersenyum dan berbalik melambaikan tangan dengan begitu mudahnya keluar dari rumah yang kacau itu.

"Kuharap kau tidak pernah bahagia Sukuna! Kuharap kau mati saja!" Seru ayahnya keras, sebelum sukuna menghilang dan menjauh dari rumah besar itu.

'Keluarga' yang menjijikan.

Sukuna selalu berharap di benci oleh mereka, seperti sukuna yang sangat membenci mereka.

.
.
.
.
.

✂️ Daikirai ✂️

.
.
.
.
.

Daikirai (Happiness To Sukuna)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang