BAB 10

49.3K 7.6K 786
                                    

-o0o-

•Anti-Male Transmigration•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•Anti-Male Transmigration•

Leo POV

Seorang pria sedang memandangi langit di tengah malam di dalam helikopternya. Pandangannya fokus ke arah bulan. Leo melihat bulan bersinar terang. Ia teringat pada teman kecilnya Grana yang sangat menyukai bulan, wortel, dan jus asparagus.

Pilot helikopter yang mengamati wajah melamun Leo sedikit penasaran. "Tuan Leo apa merindukan Nona Grana?" Tanyanya membuat Leo menoleh.

"Tidak mungkin aku merindukan rivalku sendiri." Jawab Leo singkat dengan menggaruk pangkal hidungnya.

Pilot yang melihat hanya menggelengkan kepala lalu, "Tuan Leo tidak bisa berbohong." Ucap pilot Leo dengan terkekeh kecil.

"Diam." Sinis Leo.

"Saya pernah bertemu dengan Nona Grana." Ucap pilot membuat Leo sedikit mendekatkan telinga.

"Nona Grana sangat dingin, cantik, menawan, dia bisa membuat lelaki manapun jatuh ke pesonanya dan merasakan tertarik untuk mengetahui kepribadiannya lebih dalam. Saat itu di bandara Saya sedang mengobrol dengan beberapa teman Saya, Nona Grana berjalan ke arah kami. Dia hanya berdiri tak jauh dari kami, rambut merahnya sangat membara sepert api seakan mengucapkan mantra kepada diri kami 'Jangan mengalihkan pandangan dariku.' Manik matanya yang selaras dengan warna rambutnya, gaun merah yang terdapat belahan memamerkan kulit-"

"STOP!" Sela Leo.

"Grana tidak pernah memakai gaun saat dia bekerja kecuali memang ada keperluan." Ucap Leo membuat pilot pribadinya tertawa.

"HAHAHA...Benar untuk gaun saya berbohong. Saya hanya mengetes Anda apakah memperhatikan dengan seksama cerita Saya dan sedalam apa Anda mengenal rival Anda sendiri." Pilot menarik napas lalu membuang pelan menatap pemandangan sekitar, "Walaupun Saya tidak mengenal Nona Grana. Tapi, Saya berharap beliau baik-baik saja sekarang."

"Semoga." Leo meremas tangannya yang dingin karena Ia akan bertemu dengan Grana.

"Kita akan segera mendarat Tuan."

Leo END

Aristia membuka mata, menyesuaikan cahaya yang masuk ke pupil matanya. Ia meregangkan ototnya yang kaku melihat ke kanan dan ke kiri yang sudah tidak ada keberadaaan Altair. "Dia sudah pergi?" Tanya Aristia pada dirinya sendiri.

Aristia memutuskan untuk membersihkan diri. Ia menatap bayangannya. "Aku merindukan rambut dan mata merahku. Huh." Ucap Aristia dengan mengelus rambut coklat milik Qisya.

Ia keluar kamar mandi sudah mengenakan kemeja dan celana panjang. Ia menuju balkon, menikmati hangatnya matahari pagi.

Sebuah mobil masuk ke dalam Mansion, Aristia memasukkan tangannya ke saku celana mengamati mobil itu. Varo dan seorang wanita berambut biru keluar bersama dari mobil. Varo memeluk pinggang wanita berambut biru.

Anti-Male Transmigration ✓Where stories live. Discover now