11. kenyataan

Mulai dari awal
                                    

***     

Zella bingung, ia harus mengatakan apa pada rafa dan teman-teman nya soal salsa adalah saudara tirinya, ah rasanya sangat pahit untuk menyebutkan kata 'saudara' antara salsa dan zella.

Zella menghela nafas kasar lalu keluar dari mobilnya saat sadar bahwa ia telah sampai, belum sempat memasuki kelas ia di tahan oleh rafa.

"Lo kenapa, mata lo sembab" Ucap rafa memegang pipi zella yang sudah mulai sembab.

"Gue--, gue gapapa" Ucap zella kemudian ingin melangkah pergi tapi lagi lagi ditahan oleh rafa. "Lo anggap gue apasih? Please lah zell, sekali aja lo cerita masalah lo ke gue"

Zella menghela nafas kasar, entah keberapa kali ia menghela nafas nya. Rafa membawa zella ke perpus aga zella lebih leluasa untuk curhat.

"Sekarang cerita" Ucap rafa sambil menyelipkan rambut zella ke daun telinga nya. "Tadi pagi salsa dateng ke rumah, trus dia ngaku' kalo dia anaknya ayah, ayah emang ga ngerasa dia itu pernah ngehamilin orang, tapi salsa malah ngajak test dna, dan itu bikin gue yakin kalo salsa--" Zella menjeda ucapan nya sambil menunduk dan meremas rok nya menahan tangis.

Dengan gercep Rafa langsung memeluk zella, mencoba menenangkan nya. "Gue, gue ga kuat raf hiks.."

"Iya gue ngerti" Jawab rafa sambil mengelus surai zella. "Gue takut salsa  ngambil ayah" Lirih zella membuat rafa mengeratkan pelukannya.

"Lo gaboleh overthinking, gue tau, salsa ga mungkin egois kaya gitu" Zella mengangguk mendengar ucapan rafa lalu membalas pelukan nya dengan erat sambil terisak.

"Sekarang, lo mau disini aja apa mau kekelas?" Tanya Rafa melepaskan pelukannya saat zella sudah tenang. "Mau di kelas" Jawab zella membuat Rafa mengangguk.

Saat zella hendak berdiri tangan zella ditahan lagi oleh Rafa membuatnya kaget, "eh, wait" Ucap Rafa kemudian merogoh sesuatu di dalam saku nya.

"Siniin tangan lo" Zella mengerutkan dahi nya kemudian mengulurkan tangannya, menurut lebih baik.

Rafa memegang tangan zella kemudian di pasangkan nya cincin pertunangannya di jari manis zella.

"Demi apa secepat ini?" Ucap zella membuat Rafa memutar kedua matanya malas. "Ntar kata anak anak lain liat mereka bilang apa njir, aduh raf ntaran aja deh pake nya ya?" Ucap zella mencoba merayu Rafa.

"Lo gamau pake sekarang? Batalin aja" Zella langsung menggeleng membuat Rafa terkekeh melihat itu. "Ya gak gitu maksud nya tuh gak secepat ini"

"Sekarang lo mau kekelas atau masih mau disini?" Tanya Rafa mencoba mengalihkan topik. Zella menghela nafas panjang kemudian mengangguk lalu berjalan duluan ke kelas.

Saat zella dan Rafa masuk kelas, ia melihat ken yang duduk di kursi zella, di samping yola membuat zella berdehem nyaring dan Rafa bersiul siul menggoda adik nya yang terlihat wajah nya sekarang memerah, rafa dan zella tertawa sebentar kemudian menuju ke kursi masing-masing.

"Selamat pagi yola, selamat pagi ken" Ucap zella sambil tersenyum dengan lebar membuat ken mengerutkan dahi nya sedangkan yola memicingkan mata nya melihat tingkah aneh zella.

"Permisi ya ken gue mau duduk" Ken mendengus sebal tapi tetap kekeuh duduk di kursi zella. "Hari ini lo bisa pindah kan ke kursi samping sandy" Ucap ken membuat zella menoleh ke arah sandy mengedip kan satu mata nta, sementara rafa yang memerhatikan mereka dari jauh hanya terkekeh melihat tingkah zella.

RazelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang