2.

11 0 0
                                    

Mencintai itu memanglah mudah, hanya dengan perasaan aku
dapat mencintaimu dengan segenap hatiku, tetapi kata mendualah
yang membuat ku lelah dalam mencintai.

--CHAPTER 2--

heboh, itulah yang sedang terjadi sekarang di kelas 12, kelas yang Rafa duduki sekarang. Terjadi suatu keributan di sana yang mengundang anak kelas lain untuk mengintip kejadian apa yang sedang terjadi.

"LO KALO LAKI SINI LAWAN GUA!!"

"SOK JAGOAN LO! BISA NYA CUMAN NGAMBIL PACAR ORANG"

Teriak demi teriak terdengar sangat nyaring meleking di dalam kelas yang membuat seisi ruangan ricuh, ada yang mendukung, ada yang mencoba menghentikan, ada yang menjadi kompor.

Jaxon aaron, Victor alderick, kini kedua manusia itu sedang berkelahi hanya dengan perkara perempuan yang di pacari jaxon di rebut oleh Victor, perkelahian ini tidak hanya terjadi satu kali tetapi sudah berkali-kali, bukan itu masalahnya, musuh jaxon tidak pernah berubah dan hanya dengan Victor jaxon berantem. Ditengah-tengah perkelahian itu Rafa hanya diam tak bergeming sambil memperhatikan adiknya yang berkelahi, alih-alih melarai, Rafa hanya mengintai nya dari meja guru dan tak berkata sepatah kata pun.

Sedangkan ken? Jangan di tanya dia kemana sudah jelas dia ke kantin untuk melampiaskan wajah malu nya ketika tahu yang berkelahi adalah adik dari kenzo Anthony, ken memasang earphone di telinga nya sambil jalan mengelilingi koridor kelas menuju kantin.

Masih dengan keadaan yang sama, jaxon masih berantem sama Victor, banyak yang menyoraki untuk meminta yang lebih, karna geram dengan kelakuan adiknya yang di rasanya bodoh maka rafa pun bergeming menggeretakkan gigi-gigi nya.

"UDAH DIEM LO SEMUA!" alih-alih bergeming, anak-anak malah semakin menyoraki jaxon dan Victor untuk berkelahi.

BUGH!

Satu hantaman jelas mendarat di wajah jax membuat seisi ruangan kicep di buat rafa dengan gaya memasukkan tangan nya ke dalam saku.

"gue bilang udah ya udah" Suara dingin itu kembali terdengar membuat seisi ruangan semakin diam dan bahkan ada yang keluar secara diam-diam.

"Bubar lo semua" Teng! Bagaikan sulap mereka langsung menghilang semua dari hadapan nathan Rafael alterio. Rafa menatap Victor tajam dan kemudian beralih menatap jax yang kini diam sambil memejamkan mata nya.

"Fix, mati gua" Ujar jax, dalam hati.

"ikut gua lo"

"bang gua-"

"Kenapa? ga mau lo ikut gua, jadi jagoan lu sekarang?" Tanya rafa dengan nadanya yang makin kesana makin dingin.

Apalah daya jax yang hanya bisa mengangguk menuruti perintah Sang kakak.

--¶∆¶∆¶∆¶∆¶∆¶∆¶∆¶∆¶∆¶∆¶∆¶∆¶∆¶--

di belakang kelas, tidak ada yang berani berbicara, semua nya diam, bahkan di sana sampai ada ken yang juga ikut terlibat dalam perkelahian itu, padahal ken tidak tahu apa-apa.

"ngapain lo berantem gitu, keren gitu, merasa jadi pria idaman lu?" Tanya rafa memecahkan keheningan setelah ia duduk.

"dia duluan bang, main ngerebut pacar gua" Jawab jax menatap wajah sang kakak yang dingin.

"Cewek lu secantik apa sih sampe lu cinta mati sama dia? Atau lo berantem biar cewek lu suka gitu lo kaya gitu, biar kaya keliatan banget lo peduli ama dia, gitu?" Tanya rafa, tetapi hanya angin yang berhembus lewat yang rafa dengar.

"Jawab" Lanjut rafa, tak ada sahutan, jax hanya menunduk geming sambil meratapi nasib nya nanti di rumah.

"Mencintai ga seharusnya berantem, lo kalo mau buktiin cinta lu, buktiin pake perasaan bukan pake otot, ntar kalo misalnya bapak nya cewek lu kaga nerima lamaran lu misalnya, gimana lu nyelesain nya? Mau lu bonyokin tu bapaknya, ya kan engga bego, pasti semua masalah bisa di selesain dengan tenang, lo bisa tanya kan sama Victor kenapa dia bisa jalan sama cewe lu misalnya kenapa dia bisa pacaran sama cewe lu misalnya, ga sepenuhnya juga sih salah Victor, cewek lu juga ada salah, kenapa dia nerima Victor? Sedangkan dia udah punya pacar, nah disini yang harus lo pahamin" Panjang lebar ken menjelaskan, yang di jelaskan hanya mengangguk mengiyakan apa yang di katakan ken. Jika sudah si dokter cinta ini yang berbicara makan habislah sudah telinga di penuhi dengan nasehat cinta, cinta, dan cinta.

"Lo juga, ngapain lo ikut nyalahin pacarnya, seharusnya lo nasehatin adek lo supaya ga gitu lagi, ga sok jagoan, lo juga jek, kalo di kasi tau nurut bukan ngangguk" Doang kaya orang tolol" Cibir rafa kesal dengan kelakuan adik" Nya.

"Astagfirullah kenapa gua lagi coba" Ujar ken dalam hati bingung, mengapa dirinya yang di salahkan? Padahal dia tidak salah.

Sungguh miris.

--¶∆¶∆¶∆¶∆¶∆¶∆¶∆¶∆¶∆¶∆¶∆¶∆¶∆¶--

"Hai gais aim kombekk!!!" Teriak seorang gadis bernama zella yang sedang mendekat ke arah tiga saudara yang sedang tegang, dingin bukan main.

"L-lo pada kenapa?" Terbata-bata anak itu menyebutkan setiap kalimat nya seraya ngeri melihat wajah dingin rafa, dan ngakak melihat wajah sendu jax. Ken? Ken wajahnya tidak dapat di tebak, sedih atau gembira zella pun tidak tau.

"Gapapa, kenapa lo kesini? Istirahat?" Jawab rafa berusaha tenang di depan sahabatnya itu.

"Ini nih woahh gua bawain ape nih" Belum sempat zella menaruh kresek di meja, kresek tersebut sudah di ambil alih oleh jax, zella pun tergelak tawa sampai terduduk di samping rafa melihat tingkah jax.

"Ahahahahaha tenang aja itu gua bawa tiga bungkus ketoprak kesukaan a'a jek" Ujar nya ikut memanggil nama jax dengan sebutan jek.

Rafa dan ken ikut tertawa melihat kelakuan adiknya yang baru saja di ceramahi langsung berubah menjadi receh.

Siang itu belakang kelas di penuhi dengan gelak tawa dan candaan yang di beri rafa, kadang juga kelakuan jax membuat tawa tersebut menjadi nyaring, terutama zella yang suara nya meleking jika tertawa.


--¶∆¶∆¶∆¶∆¶∆¶∆¶∆¶∆¶∆¶∆¶∆¶∆¶∆¶--

aaaaa sorry ya ayang", pendek nih chapter kali ini, janji deh chapter nanti aku panjangin lagi...

RazelWhere stories live. Discover now