Kecelakaan (⁠っ⁠˘̩⁠╭⁠╮⁠˘̩⁠)⁠っ

31.5K 3.9K 149
                                    

Hallo, teman-temannya.

Sebelum membaca, di harapkan para pembaca memberikan tiket berupa Vote dulu yaa.

Sudah?

Terimakasih, selamat membaca!

---------------------------------

"Aku mau putus!”

Seorang pria jangkung yang tengah duduk di sofa dengan kaki panjang yang menjuntai indah dengan aura dingin dan penindasan yang kuat. Ia hanya melirik santai pada gadisnya yang baru saja berkata dengan sok berani.
Jarinya yang panjang memutar rokok sambil memandang gadisnya yang tengah menunduk gemetar meringkuk di sudut ruangan. Berbeda saat dia dengan berani mengucapkan kata-kata seperti itu, tapi gadisnya tidak berani menatapnya. Sepertinya gadisnya sudah mulai berani sekarang.

“Ulang?” tanya Sean dengan dingin.

Mendengar suara Sean yang seperti itu, Clara yang tadinya ingin mendongak menatap pria itu, kembali mengurungkan niatnya dengan takut.

Melihat gadisnya yang Sepertinya takut tetapi tidak merasa menyesal atas apa yang ia katakan, Sean terdiam. Clara meringkuk ketakutan seperti kelinci yang tengah melihat harimau.
Karena merasa tidak tega melihatnya yang Sepertinya ingin menangis, Sean menjilat bibirnya yang kering lalu memutuskan untuk kembali memanggil gadisnya.

“Clara, sini.” Sean melebarkan sedikit kakinya. Saat gadis itu pada akhirnya melirik padanya, Sean menepuk pelan paha kirinya.

Melihat itu, Clara menggigit bibirnya gugup. Saat ingin menolak dengan takut, ia kembali mengurungkan niatnya saat Sean mengangkat alisnya dan meliriknya dengan tajam.
“Sayang, nggak dengar tadi aku ngomong apa?”

Clara cemberut dengan takut. Ia melirik Sean yang masih menatapnya lurus ke arahnya. Setelah mengumpulkan niatnya, gadis itu akhirnya dengan hati-hati melangkah mendekati pria itu.

Melihat gadis itu yang akhirnya bergerak mendekatinya, pandangannya melembut. Udara yang awalnya terasa dingin seperti kutub utara akhirnya secara perlahan-lahan menghangat.
Gadisnya melangkah dengan kepala tertunduk.
Sesampainya didepannya, Sean menarik gadis itu untuk duduk dipangkuannya.

Clara yang tiba-tiba di tarik pun terkejut saat langsung di duduk ’kan di paha kiri Sean. Ia refleks menarik pinggang pria itu hingga wajahnya langsung menabrak dada keras Sean tanpa sengaja.

Melihat itu Sean tersentak, lalu tersenyum miring. Jakunnya berguling, jemarinya menarik bahu gadis itu menjauh sambil berkata, “kamu bisa peluk aku nanti. Tapi sekarang kita bicara dulu. Sini, lihat aku.”

Sean berpikir kalau Clara ingin membujuknya agar tidak marah lagi.

Wajah Clara memerah, kenapa Sean senang sekali mengucapkan kata-kata tak tahu malu seperti itu? Siapa juga yang ingin memeluknya? Ia pun menatap akhirnya memberanikan diri untuk menatap Sean.

Sean balik menatap gadis itu. Dengan suara bernada rendah, pria itu berkata, “kamu nggak di bolehin buat ngomong putus seenaknya. Paham?”

Clara terkejut, ia ingin membantah dan mengatakan alasan ia ingin putus. Sebenarnya, sejak awal ia nyaman dengan Sean. Sifat possesif dan obsesif pria itu sangat membuatnya tak nyaman. Walaupun Sebenarnya Sean adalah pria yang sangat baik padanya, tetapi ia adalah tipe pria nekat yang akan melakukan apa saja ketika merasa marah dan cemburu. Memang, Sean tidak pernah menyakitinya tetapi, dengan melihatnya menyakiti orang lain, Clara merasa tak nyaman.

Jadi, hari ini sepulang dari sekolah, karena di sekolah pria itu cukup sibuk dan ia tidak mau mengganggu Sean jadi ia datang ke kediaman Alxazhester, rumah Sean untuk berbicara dengan tegas mengenai keputusannya untuk putus hubungan. Namun, keberanian yang ia kumpulkan selama ini terbuang dengan sia-sia ketika melihat Sean marah.

WHY DOES HE STILL LOVE ME?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang