12. Pergi yang jauh, paman Nick

5 2 0
                                    

Selamat membaca.










"Acara camping sekolahku akan sangat membosankan jika dia ikut, paman!"

"Berhenti protes Martin!"

"Sial! Suruh nenek pulang sekarang! Kau benar-benar membuatku muak paman Nick, berhenti berada dipihak jalang ini!"

Nick langsung menatap Martin dengan side eye nya. "Aku juga sudah muak denganmu bocah pengecut! Berhenti merengek dan enyahlah dari hadapanku."

Martin mengertakan giginya dengan kedua tangan terkepal kuat disisi kanan dan kiri. "Kau akan menyesali ini paman. Kau akan menyesal telah berada dipihaknya."

Ancaman Martin membuat satu sudut bibir Anna tertarik keatas sementara Nick terkekeh ditempatnya. "Apa yang bisa bocah pengecut ini lakukan untuk membuat pemburu berdarah dingin ini merasa menyesal?"

*****

"Aku bisa telat jika harus menemanimu menghabiskan secangkir kopi pahit ini yang jika kuminum seteguk akan langsung habis." omel Anna. "ck lamban sekali kau menghabiskannya!"

"Membuat secangkir kopi ini tidak mudah, Anna."

"Bagian mana letak kesulitan membuat kopi ini? Aku tidak bodoh Nick!"

Sebuah tawa keluar dari bibir nick. "Hahaha aku suka kurang ajarmu itu Anna!"

"Jangan harap aku akan bersikap sopan padamu!" sinis Anna.

Nick justru semakin tertawa. "Itu akan aneh jika kau bersikap sopan maka teruslah menjadi kurang ajar."

Anna mendengus keras. Demi tuhan pamannya ini cukup membosankan dan terlalu bertele-tele. "Aku pergi dan kau juga akan pulang'kan, Nick?"

"Ya, kau benar aku akan pulang tapi..."

"Tapi?" satu alis Anna terangkat keatas.

"Pulang tanpa tujuan mungkin aku akan tersesat."

"Selain membosankan kau ini juga cukup bertele-tele, katakan apa maksudmu?"

Alih-alih memjawab pertanyaan keponakannya itu, Nick justru tertawa. "Kau ini tipe orang yang tidak sabaran, ya?!"

"Nick?!!"

"Baiklah." Nick menghela napas pelan seraya melemparkan sebuah poster selembaran kearah Anna.

"Kau seorang buronan?" tanya Anna setelah membaca isi poster itu.

"Kepala sipir sialan! Si keparat itu bahkan menghadiahkan seratus ribu juta dollar untuk kepalaku!"

"Wah kau sangat hebat, Nick."

"Apanya yang hebat? Hidupku jadi semakin sibuk karena dia terus memburuku!"

Anna terkekeh pelan. "Sepertinya dosamu sangat besar, dosa apa itu Nick?"

"Membantai satu penjara yang berada di sisi barat daya laut, tentu saja aku tidak sendiri."

"Ya, para antek-antekmu pasti ikut membantai!"

Terdengar suara decakan keras dari bibir Nick. "Ck! Tapi si keparat itu hanya mengejarku saja!"

"Tentu saja karena kau kaptennya dan kau punya dosa lain, bukan?"

Nick mengaruk tengkuknya yang tak gatal. "Ya... Karena tersudut jadi aku membantai seluruh keluarganya!"

"Itu sudah cukup jelas mengapa dia berkerja keras mengejarmu."

Nick mengangguk pelan, kepalanya ia sandarkan disisi pagar teras rumah. "Mungkin setelah ini kita akan jarang bertemu."

"Atau mungkin ini pertemuan terakhir kita?!" ujar Anna sambil menoleh kesamping menatap Nick.

"Kau kejam sekali. Kau pikir aku semudah itu akan tertangkap?"seru Nick.

Anna terkekeh pelan. "Entah kau yang aku lebih dulu tertangkap atau justru aku yang lebih dulu kalah?"

Nick menarik satu sisi bibir atasnya.

"Aku pernah menantang hujan!" kata Anna tiba-tiba. "Aku akan mencapai garis finish sebelum hujan membunuhku!"

"Kalau begitu jangan sampai kalah oleh hujan." kata Nick pelan.

Anna tersenyum tipis. "Pergilah menantang malam, paman Nick!"

Satu kalimat Anna barusan membuat kerutan samar-samar timbul didahi Nick.

"Katakan padanya aku pasti akan lolos dan terus berlari aku tidak akan terbunuh oleh malam yang dingin dan mencekam sepertimu!" kata Anna membuat senyum Nick terbit.

"Hei malam aku tidak akan terbunuh olehmu meskipun kau kejam, dingin, mencekam dan menakutkan aku tidak akan mudah kalah darimu!" seru Nick setelah itu menoleh kesamping menatap Anna. "Kau dengar itu, Anna."

Anna tersenyum seraya bangkit dari duduknya. "Pergilah yang jauh paman Nick. Jangan kalah dengan tantanganmu sendiri."  katanya kemudian perlahan melangkah.

"Ini akan jadi hari-hari yang panjang, kau tau aku sangat suka dengan kata perpisahan maka selamat tinggal paman, pergi yang jauh, jangan lagi menampakkan wajahmu dihadapanku. Kau itu memuakkan." sambungnya hingga pada akhirnya perlahan pergi dari hadapan Nick.

Nick terkekeh ditempatnya seraya menatap punggung keponakannya itu yang semakin hilang ditelan jalan. "Selamat tinggal Anna tidak ada yang perlu kucemaskan tentang dirimu. Pergi sana gadis kecil bermuka datar, kau itu membosankan!"

 Pergi sana gadis kecil bermuka datar, kau itu membosankan!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 18, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

GIRLCODEWhere stories live. Discover now