Part 1

102 24 64
                                    

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman” (QS. Ali Imron: 139).

*****

Dihari ini, disaat aku mulai mencintai nya dia pergi meninggalkanku tanpa sebab dan tanpa kabar, hatiku sakit saat mengingat janji manis yang dia ucapkan dua hari sebelum dia meninggalkan ku tanpa sebab.Hatiku rasanya hancur berkeping-keping.

Disini aku berdiri dibalkon kamarku, aku menangisi laki-laki yang telah pergi meninggalkanku.

Seseorang menyentuh pundaku" Ibu tau ini semua tidak mudah bagi dirimu, tapi ibu mohon jangan kamu berlarut-larut dalam kesedihan, lupakan dia,mungkin dia bukan jodohmu nak," ucapnya seraya membelai kepalaku yang tertutup jilbab.

Aku bingung harus membalas apa, ketika ibuku berucap seperti itu hatiku terasa bergetar, benar ucapan ibu aku tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan  mungkin dia belum menjadi jodohku.

Aku menatap ibu seraya mengangguk. Semoga keputusan ku untuk melupakan nya adalah yang terbaik. Ibu membawaku kedalam pelukannya, air mata yang sembari tadi ku tahan  agar tidak keluar tapi nihil air mata itu lolos membasahi pipiku" menangis lah nak untuk hari ini, setelah ini jangan kamu menangis lagi," ucapnya memeluku.

"Maafkan aku ibu," ucapku lirih.

"Jangan meminta maaf kepada ibu tapi meminta maaflah kepada Allah sesungguhnya Allah lah yang maha mengetahui semuanya. Kamu tidak salah nak semua ini takdir yang Allah berikan untukmu, dan agar kamu sanantiasa mengingat nya bahwa jodoh hanya Allah lah yang maha 'aliim," ucapnya seraya tersenyum.

Aku sembari tadi mendengar kan ucapan ibu seraya mengangguk.

"Terimakasih ibu, ibu adalah sosok malaikat yang tidak pernah bosan untuk mengingatkanku ketika diri ini terjerumus dalam maksiat,"ucapku seraya kembali memeluknya.

Aku merasakan tangan kanan ibuku mengelus pundak ku dengan pelan.
"Sudah jangan menangis sekarang lebih baik kamu sholat minta ampunan kepada Allah nak,"ucapnya dan melepaskan pelukan ini.

"Ibu keluar dulu, ingat jangan kamu berlarut-larut dalam kesedihan.Allah tidak menyukai hambanya nya yang bersedih berlebihan dan bersedihlah jika sedihmu membawa pahala
"ucapnya seraya mencium puncuk kepala ku dan berlalu pergi keluar dari kamarku.

Setelah kepergian ibu aku bergegas bangkit dari dudukku  menuju kamar mandi benar kata ibu aku tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan.

Selesai menjalankan kewajiban aku beranjak membereskan mukena yang aku kenakan dan menyimpannya ketempat semula.

Aku  pun mengambil jilbabku dan memakainya dan beranjak keluar kamar.

"Azra," panggil ayah seraya tersenyum.

"I..iya ayah,"jawabku terbata-bata seraya menunduk.

"Sini duduk ayah mau bicara,"ujar ayah.

Akupun menghampiri ayah dan duduk disampingnya ayah menatapku seraya bertanya-tanya.

Aku takut ayahku marah, aku pun hanya menunduk pasalnya dari dua hari sejak kejadian itu aku tidak keluar kamar, apakah ayah akan memarahiku?

Luka dan Takdirku (Hiatus)Where stories live. Discover now