BF_23

2K 191 1
                                    

Boun terbangun dengan keringat yang bercucuran dan air mata yang mengalir. Mimpinya begitu buruk sampai dia menangis kemudian Boun langsung memegang dadanya dan menghela nafas panjang untuk menenangkan dirinya sendiri.

Setelah itu, dia melihat ke arah Prem yang tertidur di sebelahnya dengan posisi membelakanginya. Boun langsung saja memeluk Prem karena perasaannya tidak enak dan tidak bisa tidur kembali.

"Prem" panggil Boun lembut tepat ditelinga Prem yang sedang tertidur.

Prem yang mengantuk kemudian mengerjakan matanya dan merasakan ada tangan yang memeluknya. Dia bangun dan memegang tangan Boun yang melingkar di perutnya.

"Kenapa?" Tanya Prem setelah menyalakan lampu dan melihat ke arah Boun yang terlihat ketakutan.

Boun memeluknya dengan erat kemudian Prem mengelus punggungnya untuk berusaha menenangkannya. Boun memikirkan bagaimana jika mimpinya itu adalah pertanda hidupnya tidak akan lama lagi.

"Jangan tinggalin gw Prem" ujar Boun lirih.

"Gw disini Boun" ucap Prem mengerti bahwa Boun mungkin bermimpi buruk.

"Prem" panggil Boun melepaskan pelukannya dan menatap lekat Prem.

"Gw sayang sama lo" ujar Boun untuk yang kesekian kalinya namun Prem hanya tersenyum dan tidak menjawab apa-apa.

"Gw masih belum yakin sama hati gw Boun, di satu sisi gw peduli sama Jane tapi disisi lain gw gak jauh apalagi kehilangan lo" ujar Prem bimbang.

Boun terdiam mendengar ucapan Prem. Dia bisa merasakan jika sebenarnya Prem menyukainya namun Boun juga tidak bisa memaksa Prem untuk menjadi miliknya begitu saja karena suatu hubungan didasarkan untuk dua orang yang saling mencintai dan jika hanya salah satu pihak itu bukan cinta namanya.

"Besok gw mau habisin waktu bareng lo seharian" pinta Boun dan Prem tidak bisa menolak sehingga dia mengangguk setuju.

Entah mengapa Boun ingin sekali menghabiskan waktunya bersama Prem karena dia terus memikirkan sisa hidupnya selama di dunia. Penyakit yang dideritanya selama ini sudah sering kambuh dan dia hanya bisa meminum obatnya untuk meredakan rasa sakit.

Prem tertidur pulas dipelukan Boun kemudian dia menidurkan Prem dan mencium keningnya serta mematikan lampu.

Boun tetap terjaga dan dengan mata yang berkaca kaca. Dia tidak bisa tidur karena mimpinya sekarang sedang memenuhi otaknya.

Dia memikirkan orang tuanya yang datang menjemputnya untuk bersama sama ke surga dan meninggalkan Prem sendiri tanpa dirinya.

Cinta yang selama ini ia dambakan pun harus rela ia kubur dalam-dalam. Perasaan yang sudah ia utarakan namun tidak terbalaskan karena sebuah kebimbangan.

_

Boun sudah siap dengan pakaian yang dipakainya untuk jalan-jalan bersama Prem. Dia duduk di sofa sambil menonton tv karena Prem yang masih bersiap-siap.

Sebenarnya Prem juga bingung mengapa Boun mengajaknya jalan-jalan hari ini. Dia sudah mengatakan kepada Jane bahwa dia akan menemani Boun berbelanja.

"Prem" teriak Boun karena dia sudah lama menunggu.

"Bentar Boun" jawab Prem yang sedang merapikan rambutnya.

Karena jenuh menunggu, Boun akhirnya menghampiri Prem ke kamarnya dan memeluknya dari belakang membuat Prem menghentikan aktivitas nya yang sedang merapikan rambut.

"Kenapa?" Tanya Prem.

"Udah ganteng" ujar Boun menghadap ke jendela yang menampakkan dia dan Prem.

"Bentar lagi" ujar Prem yang masih belum merasa rambutnya rapi.

Boun membalikkan tubuh Prem menghadap dirinya dan mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Prem yang terlihat manis itu.

Prem menutup matanya dan membalas mencium Boun. Mereka menikmatinya kemudian Prem yang sadar pun langsung melepaskan ciumannya dan kembali bercermin.

"Ntar bibir gw bengkak lagi" ujar Prem kesal.

"Gakpapa, Lo lucu" ucap Boun menggoda.

Setelah selesai, mereka kemudian pergi menggunakan mobil Boun ke tempat yang ditentukan oleh Boun karena dia sudah mempunyai rencana mengenai jalan-jalannya bersama Prem hari ini.

•••

Boyfriend | BounPrem [✓] Where stories live. Discover now