BF_3

3.2K 264 2
                                    

Sesampainya di restoran, mereka bertiga duduk di kursi yang dekat dengan jendela dengan Prem yang berada di samping Boun serta Jane yang berada tepat di depan Prem.

Awalnya Boun memang kesal karena Prem hanya melihat ke arah Jane dan sesekali mengobrol dengannya setelah tadi mereka memesan makanan.

"Sshhh"

Prem menunduk menutup matanya ketika tangan kekar milik Bkin meremas pahanya.

"Prem? Lo gakpapa?" Tanya Jane ketika mendengar desahan Prem yang samar kemudian melihat ke arah Prem dengan sedikit cemas.

"G-gw gakpapa" jawab Prem gugup lalu memegang tangan Boun dengan kuat dengan maksud agar Boun tidak meremas pahanya.

"Enak gak?" Tanya Boun sedikit menggoda dengan volume suara yang hanya didengar oleh Prem karena restoran ini cukup ramai.

Prem hanya melototkan matanya kemudian menyingkirkan tangan Boun. Dia melihat kearah Boun yang sedang tersenyum puas sampai Prem tak habis fikir dengan isi otak Boun setelah melakukan hal itu kepadanya, dia justru lebih sering menggoda Prem dan membuat Prem semakin kesal.

"Jane, bentar" sela Prem dikala mereka sedang memakan makanan yang sudah dipesan.

Prem mengambil tisu yang ada di depannya kemudian membersihkan sisa makanan yang berada di bibir Jane.

"Makasih Prem hehe" ujar Jane salah tingkah kemudian melihat Boun yang memalingkan wajahnya.

"Gw ke toilet bentar ya" ucap Prem kemudian Jane mengangguk setuju.

Boun sudah sangat malas dan nafsu makannya pun berkurang. Dia sangat merasa menyesal karena menyetujui untuk ikut makan bersama Prem dan Jane.

Dia melihat Jane yang juga melihat ke arahnya dan membuat Boun bertanya-tanya.

"Boun" panggil Jane kemudian Boun menoleh dan melihat wajah Jane yang terlihat gugup.

"Lo suka sama Prem?" Tanya Jane hati-hati membuat Boun langsung menyimpan sumpitnya kemudian menatap intens Jane.

Boun berfikir untuk memberitahu perasaannya kepada Jane bahwa dia mencintai Prem namun ada rasa yang menghalanginya untuk kembali berfikir untuk memberitahu Jane atau tidak.

"Woy! Serius amat" ujar Prem setelah kembali ke toilet dan melihat Jane dan Boun yang terlihat sedang mmebicarakan hal serius.

Untuk menyembunyikan rasa gugupnya, Boun kembali memakan makanannya dan Prem yang duduk kembali di kursinya.

"Ngomongin apaan Jane?" Tanya Prem penasaran.

"Hehe gak ada, Gak ngomongin apa-apa. Ya kan Boun?" Ujar Jane kemudian Boun mengangguk setuju dan Prem hanya mengendikkan bahunya tanpa peduli apa yang dibicarakan Boun dan Jane ketika dirinya di toilet.

"Oh iya, Prem gw besok ada pemotretan Lo mau ikut gak?" Tanya Jane.

Mendengar itu, Boun mengepalkan tangannya yang berada di atas meja dan menyimpan sumpit dengan sembarang sehingga menimbulkan suara dentingan.

"Gw mau ke toilet" ujar Boun kemudian pergi tanpa melihat kearah mereka berdua.

"Besok gw ada kelas Jane, tapi ntar gw usahain deh. Lo kasih tau gw tempatnya aja" jawab Prem kemudian Jane menyetujuinya.

Sebenarnya bisa saja jika Jane hanya ditemani asistennya ke tempat pemotretan namun jika ada teman yang menemani sepertinya akan lebih seru.

Jane juga tidak memaksa Prem ikut dengannya karena dia mengerti pendidikan Prem lebih penting dan dia tidak ingin Prem meninggalkan kelas karena dirinya.

"Oke, ntar gw telfon deh besok" ucap Jane kemudian Prem mengangguk dan melanjutkan memakan makanannya.

Entah apa yang Prem rasakan terhadap Jane. Prem merasa nyaman ketika dekat dengan Jane namun dia tidak ingin cepat menyimpulkan karena bisa saja perasaannya itu belum tentu benar.

•••

Boyfriend | BounPrem [✓] Where stories live. Discover now