#Mark?

424 59 13
                                    






Waktu masih terus berjalan dan jam menunjukan jika hari akan segera pagi. Sedangkan diluar sana langit nampak begitu nyaman dengan kegelapannya.

Tak perduli andai ada makhluk yang habis kesabaran menunggu datangnya sang mentari, contohnya saja si pria pucat yang terlihat gusar ditepi ranjang.

Wajahnya nampak begitu kusut dengan surai kelamnya yang semerawut bagaikan bulu singa.

Ia usap kasar wajahnya lalu menoleh kebelakang sekedar ingin melihat sosok yang tengah meringkuk dibalik selimut, takut-takut terganggu karena ulahnya yang tidak bisa tenang.

Pikiran Yoongi total kacau memikirkan tentang apa yang telah ia perbuat pada calon Mate-nya itu. Sekarang mau ditaruh dimana harapan yang tersisa didiri jika seperti ini keadaannya.

"Bangsat!" umpat Yoongi sedikit bergumam, ia menghela napas panjang sesekali memejamkan netranya.

Yoongi tidak habis pikir dengan dirinya, menahan diri memang sudah menjadi kebiasaan untuknya namun mengapa disaat bertemu Jimin ia menjadi begitu lemah bahkan semua pertahanannya selama ini runtuh begitu saja.

Kembali Yoongi mengusak rambutnya sesekali mejambak kecil sekedar menghilangkan rasa berdenyut dikepalanya, ia masih merasa mabuk karena minuman yang ditenggaknya semalam.

"Aku hanya melakukan yang seharusnya, dude," ucap inner Yoongi. Pandai sekali, ia angkat bicara diwaktu yang tepat disaat Yoongi mulai tenang.

Yoongi mendengus disertai senyum kecut. Lagi, ia menoleh kebelakang mengamati si cantik yang nampak begitu tenang dibalik selimut. Wajahnya berubah sendu dibarengi dengan rasa nyeri di dadanya. Air mukanya sedikit menyedihkan ditambah netranya yang terlihat berkaca.

"Apa dengan memaksa Jimin melakukan hubungan aku bisa memilikinya? Dia akan semakin membenciku, Ghast. Kau bahkan dengan insting binatangmu berani melakukan scanning tanpa seizin ku. Bajingan sekali kau," hardik Yoongi pelan, ia cukup kesal dengan kelakuan innernya walau dirinya sangat tahu jika innernya hanya ingin membantunya.

Yoongi ingat betul bagaimana dengan lancangnya Ghast mengambil alih tubuhnya lalu melakukan hal gila pada calon Mate-nya. Sudah benar-benar sinting, Yoongi bersumpah jika setelah kejadian ini Jimin semakin membenci dirinya semua itu kesalahan serigala didalam dirinya.

Tak ingatkah Ghast jika dimasa Rut seperti ini kekuatannya melemah? Yoongi sangat tahu jika setelah berhubungan feromonnya akan bercampur dengan milik Jimin, ia takut jika musuhnya akan menyerang Jimin disaat seperti ini. Ia tidak begitu kuat dan cukup tangguh untuk meladeni musuhnya jika mereka tahu Jimin adalah Mate-nya.

Apakah kehilangan dimasa lampau masih belum cukup? Yoongi benar-benar sudah lelah dan pasrah, sekarang terserah Dewi Bulan ingin mengujinya seperti apa lagi.

Tetapi, diam-diam ada sesuatu yang mengganjal hati Yoongi setelah ia melakukan hubungan dengan Jimin, ada rasa yang sedikitnya Yoongi mulai bisa memahami apa yang calon Mate-nya rasakan selama ini.

*Saat kedua werewolf ( pasangan ) melakukan kontak fisik, secara tidak langsung dapat menghubungkan ikatan diantara keduanya. Semakin sering kontak fisik terjalin, semakin kuat ikatan diantara keduanya. Maka dari itu, jika salah satu pasangan meninggal maka mereka akan menjadi Lone wolf dan mati secara perlahan.

Disana ada rasa takut, benci, kecewa, sedih dan bimbang yang Yoongi bisa rasakan. Walaupun tidak begitu dalam dan jelas namun Yoongi paham luka dihati Jimin tidaklah sesederhana itu. Keengganan Jimin untuk lebih dekat dengannya, Yoongi memahaminya. Itu bukanlah hal mudah dan Yoongi tidak bisa memaksakan calon Mate-nya.

SUMIRE [ YOONMIN ]Where stories live. Discover now