Cahya mengulum senyumnya membuat Sasa yang penasaran lalu ikut membacanya. Sasa mengerjapkan matanya tak percaya setelah membaca itu.

"Rival ternyata bisa se sweet ini ya?" kata Sasa speechless.

"Lagi kepentok aja tuh jidatnya makanya sweet. Biasanya ngancem buat banting gue mulu."

****

Pertandingan basket antar kelas dilaksanakan hari ini membuat tribun ramai sekali karena teriakan riuh dari siswa-siswi yang menonton. Kali ini Tim Rival kelas XI IPS 1 melawan Tim kelas  XI IPA 2. Para pendukung keduanya meneriakkan jagoan mereka masing-masing dengan begitu kerasnya.

Cahya menuju lapangan, mulutnya berdecih sinis melihat spanduk besar bertuliskan RIVAL SEMANGAT! SI GANTENGNYA KITA SEMUA! Apalagi ditambah foto keren Rival memakai jaket jeans. Jelas saja yang membuat itu adalah para fans fanatik Rival.

Ada rasa sedikit kecemburuan dalam benak Cahya karena melihat pacarnya ternyata se-wow itu.

"Gantengnya kita?" gumam Cahya lalu menyeringai. "Gantengnya gue kali."

Sasa menyengir melihat kecemburuan Cahya. "Sabar. Resiko punya pacar ganteng."

"Ganteng mukanya doang. Sifatnya jelek banget," hina Cahya tidak seperti tadi memuji tiada henti.

"Plin-plan lo, Cay."

Sasa langsung mengajak Cahya duduk di tribun. Posisinya paling bisa untuk disorot orang-orang. Bahkan dengan mudah melihat adegan pertandingan basket.

Rival terlihat sedang mengobrol dengan beberapa fansnya yang membawa spanduk membuat Cahya cemberut. Bahkan fans itu menyemangati Rival dengan riuh.

Sesudah mengobrol, Rival terlihat mengedarkan pandangannya ke segala penjuru tribun untuk memandangi penonton. Senyumnya terulas ketika melihat Cahya dengan wajah cemberutnya.

"Wah, dia ngeliat lo tuh," beritahu Sasa.

Cahya berusaha bersikap biasa saja. Tanpa diduga Rival mengangkat tangannya lalu mengirimkan mini heart ke arah Cahya sambil bibirnya tersenyum lebar. Hanya berlangsung beberapa detik kemudian Rival berbaur dengan teman-temannya yang lain karena pertandingan segera dimulai.

Cewek-cewek yang ada di sekitar Cahya berteriak histeris mengira mini heart itu untuk mereka.

"Wah, GR bener nih orang-orang," kata Sasa tak habis pikir. Jelas-jelas itu untuk sahabatnya.

Sedangkan Cahya masih menormalkan deru napasnya yang tidak teratur. Perutnya seperti ada kupu-kupu. Bahkan saat ini ia sedang menggigit bibirnya, menahan agar tidak tersenyum. Tindakan sederhana tapi damage-nya bukan main untuk Cahya.

Pertandingan dimulai. Rombongan Rival sangat hebat dalam bermain basket. Rival dan Genta sangat unggul di bidang ini. Bahkan keduanya sangat cool ketika mendribble bola atau shooting. Gila ... Aura keduanya sangat-sangat membuat lapangan menjadi indah. Ditambah keringat yang menambah kesan keren.

Teriakan penyemangat bersahut-sahutan. Paling keras adalah nama Genta dan Rival. Cahya yang melihat itu dongkol bukan main.

"Lo nggak teriak, Cay?" tanya Sasa bingung.

"Ini mau teriak." Cahya berdeham sebentar untuk menyesuaikan suaranya.

"GENTA SEMANGAT!"

Bukankah Cahya gila? Pacarnya Rival tapi yang teriakan nama Genta.

Cahya sengaja melakukan itu karena ia sedang kesal perkara Sela dan fans fanatik Rival. Hal itu membuat Rival yang sedang di lapangan panas bukan main karena cemburu. Ia menjadi tak fokus. Untung saja ada Genta yang menegurnya.

"Yang fokus, dia cuman lagi kesel sama lo. Bawa kemenangan buat dia. Pasti dia seneng."

Begitulah Genta menegurnya tadi membuat Rival kembali fokus dan semangat.

"SEMANGAT BASKETNYA GANTENG! YANG NGGAK GANTENG TERSERAH MAU SEMANGAT APA KAGAK. LANGSUNG NYERAH AJA BOLEH!" teriak Cahya lagi membuat tawa orang-orang menggema. Semua langsung memusatkan pandangannya ke arah Cahya.

Cahya menjadi kikuk. "BECANDA! SEMUA COWOK GANTENG KOK. APALAGI YANG DOMPETNYA TEBEL! GANTENGNYA UNLIMITED TUH!" teriak Cahya lagi membuat suasana menjadi pecah karena tawa yang menggema riuh.

Rival tersenyum tipis mendengar itu, Cahya kembali ceria.

Pada akhirnya pertandingan dimenangkan oleh tim Rival karena memang sangat hebat bermain. Genta juga tidak kalah menakjubkan. Teriakan langsung bergemuruh begitu melihat Tim Rival menang. Para selebnya SMA mereka menjadi pemenang!

"Gila! Heboh banget nih cuman karena kelas Rival menang," celetuk Sasa.

"Karena Genta itu, bukan karena Rival," sahut Cahya.

"BUKA BAJU!!" teriakan itu datang dari fans fanatik Tim Rival. Mereka menyuruh tim yang menang untuk buka baju.

Cahya berdecih sinis. "Para cewek rahim anget tuh," lanjutnya lalu terkekeh.

Lego, Gilang dan satu temannya bernama Dion langsung menurutinya. Melihat teman-temannya menurut, Genta juga ikut melepaskan bajunya. Tubuh atletis mereka terpampang nyata. Semuanya langsung histeris manja melihat itu. Menikmati pemandangan yang indah bagi mereka.

"RIVAL AYO BUKAAA!!!" teriak mereka secara bersamaan. Sahut-sahutan perintah menyuruh Rival untuk membuka bajunya terdengar riuh.

"Val, buka!" suruh Lego.

"Hey buka njengg!" sahut Gilang ikut membujuk.

"Panuan kali," kata Genta pedas.

"Wanjirr panuan lo, Val?!" tanya Lego lalu tertawa ngakak.

"Enteng bener lo ngomong, Gen!" Rival tetap tak mau membuka bajunya membuat teriakan menjadi lebih riuh.

Melihat suasana menjadi tak terkondisi Rival langsung mengangkat satu tangannya menyuruh semuanya untuk diam. Suasana langsung hening seketika.

"Gue nggak mau buka baju. Takut ada yang kebakar api cemburu," jelas Rival dengan suara tegas sambil menatap penuh kasih sayang Cahya.

"Yahh ...." seloroh semua orang kecewa.

"Kalian tau Cahya?" teriak Rival sambil menunjuk Cahya di tengah-tengah lapangan disaksikan banyak orang.

Semuanya langsung menatap ke arah Cahya. Cewek itu tersipu malu melihat dirinya dijadikan pusat pandangan.

"TAUUU!" seru beberapa orang.

"CAHYA, DIA ITU ...." Rival menggantungkan ucapannya membuat semua orang menunggu dengan rasa penasaran.

"CANTIK BANGET ARGGHHH!" teriak Rival keras memuji Cahya membuat semuanya berteriak histeris.

Teriakan kecewa, kaget, bahkan ada juga yang senang. Di tengah-tengah lapangan loh ini. Rival berteriak penuh kekaguman kepada Cahya. Sekarang benar-benar Rival mengakui Cahya hanya miliknya, terang-terangan memuji Cahya di depan banyak orang.

Nyatanya, dari beribu banyak fans yang ingin menjadi pacar Rival harus tersingkir, karena satu-satunya pemenang di hati Rival hanya Cahya seorang.

Hari ini, satu kali lagi tindakan Rival yang mencerminkan bahwa RIVAL BENAR-BENAR BUCINNYA CAHYA.

****

Thank you ❤️ jangan lupa tekan bintang ❤️ Thanks banget buat yang vote dan komentar hihi kalian kaya ngehargain aku banget.

RIVAL (UP BAB BARU)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ