41. Empat satu

Mulai dari awal
                                    

Setelah mengatakan itu Cahya mengajak Sasa pergi, meninggalkan Rival yang sedang merenung sendirian.

"Apa gue salah, ya?"

"SALAH LAH GOBLOK!" sentak Lego, Gilang, dan Genta secara bersamaan yang dari tadi melihat perdebatan mereka. Jelas Rival tak tahu, karena ketiga orang itu ada tepat di belakang tubuh Rival.

"Awas lo nanti diputusin lagi. Lagian lo sih," kompor Gilang agar menambah kecemasan Rival.

"Awas nanti Cahya gedeg sama kelakuan lo, terus nyusun rencana pen-santet-an lo gabung sama kita-kita," tambah Lego membuat Rival tambah kepikiran.

Giliran Genta yang menatap Rival dingin. "Awas nanti Cahya gue rebut."

Pernyataan terakhir itu yang paling membuat Rival takut.

****

Rival sampai di kelasnya lalu duduk diikuti ketiga temannya. Tangannya menenteng paper bag hitam dari Bumi. Rival belum membukanya karena tidak sempat tadi.

"Dari siapa tuh?" Gilang bertanya penasaran.

"Camer," kata Rival percaya diri.

"Emang yakin bakal jadi mertua?" sindir Lego. "Abangnya aja ngeri banget, apalagi Papanya. Kayanya lo nggak bisa naklukin mereka deh, Val."

"Emang." Genta menyahut. "Om Bumi ngeri. Pegangannya aja samurai. Salah dikit langsung tebas."

Gilang dan Lego bergidik ngeri. Tak menyangka akan semenyeramkan itu.

"Nggak ngeri, sih." Rival menyahut santai. "Cuman sedikit menyeramkan."

"SAMA AJA!" teriak Lego dan Gilang.

Rival cengengesan lalu membuka paper bag hitam itu. Ia penasaran apa isi di dalamnya. Ia juga penasaran Bumi memberinya apa.

Mulut Rival cengo ketika tahu isinya, begitupun dengan ketiga temannya. Tak menyangka Bumi akan memberikannya benda seperti ini.

Kamus bahasa Inggris yang sangat tebal dari Bumi. Benar-benar hadiah yang menjengkelkan bagi Rival. Rival selalu alergi parah dengan segala pelajaran, apalagi matematika dan bahasa Inggris.

Ia paham betul maksud Bumi memberikannya ini, agar ia lancar berbahasa Inggris. Nanti jika mengobrol dengan Bumi jadi tidak perlu translate.

"Camer lo anti-mainstream parah, Val," celetuk Gilang takjub.

Lego tertawa ngakak. "Lo kayanya suruh belajar bahasa Inggris, Val. Mana kamus tebel banget. Lo baca terus lo apalin. Mual-mual pasti tuh."

"Mabok bahasa Inggris," sahur Genta membuat Gilang dan Lego terkekeh.

Rival cemberut. Ia lalu membaca secarik kertas yang ada di dalam paper bag.

RIVAL GANTENG! BISMILLAH BAHASA INGGRISNYA LANCAR BIAR BISA JADI MENANTU SAYA.

OH IYA HUKUMAN MASIH BERLAKU.
DEKETIN CAHYA = HUKUMAN DITAMBAH.
BIKIN LECET DIKIT = LANGSUNG TEBAS

Tertanda : Papa Bumi mantan psychopat gadungan.

Rival menelan salivanya sendiri setelah membaca itu. Rasa takut langsung menjalar ke seluruh tubuh.

Bumi benar-benar mengerikan. Hanya dengan membaca pesannya saja sudah membuatnya takut bukan main.

"Inikah yang dinamakan tulisan yang bisa didengar?" Rival benar-benar membayangkan Bumi yang langsung mengatakan itu di depannya.

Ketiga teman Rival langsung gantian membacanya. Mereka sama-sama kaget. Tak percaya calon mertua Rival lebih mengerikan dari dugaannya.

"Wah parah. Lo nggak niat ganti mertua apa, Val?" hasut Lego.

"Gila, menakutkan sangat. Melebihi setan," sambung Gilang lalu bergidik

"Hm. Om Bumi badas bener," gumam Genta.

****

Cahya berdesis kesal ketika melihat Rival memborbardir handphonenya dengan pesan WhatsApp. Cowok itu tak henti-hentinya mengirimi pesan yang berisi Cahya ngambek = jadi tambah jelek.

"Cowok lo sinting, ya, Cay?" tanya Sasa heran. Rival tak berhenti mengirimi pesan yang sama.

"Udah tahap sinting gila miring itu mah. Parah bener emang."

Cahya masih tak berniat membalasnya. Sedangkan Sasa memilih untuk bermain Instagram. Kening Cahya mengerut ketika Rival sudah berhenti mengirim pesan. Ternyata cowok itu bisa capek juga.

"Kok nggak ngirim lagi, sih?!" dumel Cahya. "Apa kuotanya abis?"

"Dia udah ngirim ratusan pesan lo diemin. Giliran nggak ngirim lagi lo cariin. Aneh lo, Cay," sahut Sasa tanpa melihat wajah kesal Cahya.

"Kan gue masih ngambek perkara Sela."

"EH ANJIRR!!" pekik Sasa heboh saat melihat ponselnya. Cahya penasaran lalu bertanya ada apa.

"COWOK LO NGEPOST POTO LO WOI! SEJARAH BANGET KAN RIVAL NGEPOST FOTO LO DI INSTAGRAM." Sasa heboh sendiri.

Cahya yang penasaran langsung membuka halaman Instagramnya. Postingan Rival langsung yang pertama muncul di berandanya.

Disukai oleh Sasa58 dan 6500 orang lainnyaRivalAntergio_ Kopi itu pahit, yang manis cuman senyuman Cahya doang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disukai oleh Sasa58 dan 6500 orang lainnya
RivalAntergio_ Kopi itu pahit, yang manis cuman senyuman Cahya doang. Jangan ngambek ya, Bidadari gue kalo ngambek gemesin banget soalnya.

Lihat semua komentar 2369

"Ih, alay!" hina Cahya walaupun ia tak bisa menahan senyuman kebahagiannya.

Begitu banyak cewek-cewek yang komentar patah hati. Tidak munafik, Cahya senang melihat cewek-cewek itu akhirnya sadar diri. Sadar bahwa Rival hanya miliknya seorang. Rival bucinnya Cahya.

Cahya berharap, selamanya hanya dia seorang yang akan menjadi ratunya Rival.

Selamanya....

Dalam hati Cahya berbicara, "Love you Rival. Lo berhasil ngetreat gue bagai ratu."

***

Thank you ❤️ jangan lupa tekan bintang💓💓❤️❤️ komentarnya aku bales besok ya maaf banget, badan aku lagi sakit karena tadi seharian keluar kota. Kecapekan mau langsung tidur hehe.

Thank you. Big love❤️

RIVAL (End) Revisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang