10|| Ini tuh, Kecolok Sumpit!

1.7K 85 26
                                    

Kenapa Mas Raka seenak udel!

Di saat semua masih terpaku atas kejadian yang bikin dunia Mora huru-hara, gadis itu langsung lari menyeret kakaknya.

"Kamu kok bisa ada di sini?" Raka terkejut.

"Pulang, Mas. PULANG!" Mora tarik kerah baju kakaknya mirip jemuran yang digantung, sampai Raka terseok mengikuti langkahnya.

Sebuah tangan mulus, putih bening milik seseorang yang kentara banget tidak pernah kerja keras menahan Mora.

"Kamu Mora?"

Mora mengangkat mata. Rupanya, Kai yang mengajak bicara. Pantas tadi tangannya bening, kirain tangan Malaikat Tak Bersayap, tidak tahunya tangan dia.

"Iya, aku Mora." Sebagai gadis sopan, Mora menundukkan kepala di depan Kai, meminta maaf untuk kelakuan Raka yang di luar batas.

"Jangan anggap serius omongan kakakku tadi, ya." Mora menyeringai. "Dia memang suka begitu. Maklumin aja, namanya juga mau jaga adik satu-satunya."

"Mo--"

"Diem, Mas!" Mora bisa lebih galak dari kakaknya kalau dia sedang kesal.

Kai menatap Mora, masalahnya tatapan dia bukan ke mata melainkan ke bagian tubuh yang lain, yaitu perut. Yah, Mora langsung tutupi perutnya. Jangan sampai yang terlihat agak buncit gara-gara baru sarapan ketoprak, dikira ada janin tumbuh di dalamnya.

"Ayo Mas, pulang!"

Mora kira hidupnya sudah aman ketika Raka menurut, ternyata belum. Kaisar Satria Pramulia orang yang digadang-gadang sebagai calon bapak dari anak yang dikandung Mora--padahal baru hoax--mengikuti mereka.

"Ngapain kamu ikutin kita berdua?"

Kai dengan polosnya menjawab, "Mau jaga kamu dan anak kita, takut kenapa-napa."

"SIAPA YAH, YANG PUNYA ANAK!"

Tanpa beban dan tanpa dosa, Kai malah mengaku dengan enteng ....

"Kita!"

¤☆¤

Mora menangis di kamar, sudah empat jam tidak mau keluar kamar. Raka ada di depan, mengetuk pintu sembari memanggil namanya, tapi tidak mau Mora jawab.

"Mo, buka pintunya."

Apaan kakaknya manggil-manggil dengan nada lembut begitu? Mau minta maaf?

Telat! Satu kampus keburu geger kalau Mora lagi hamil anaknya si cowok aneh itu. Ya memang sih, masa bodoh amat sama mereka. Kenal juga tidak. Tapi, bagaimana misalkan Orion tahu berita ini?

Mora jadi pengen gantung Raka di pohon toge!

Setengah mati, dari dulu jaga image biar kelihatan jadi sebagai gadis baik-baik dan imut di depan Orion, tiba-tiba hancur seketika gara-gara kelakuan tolol kakaknya.

"Mora!" Raka mengetuk pintu kamar lagi. "Kamu enggak lapar apa dari tadi nangis terus?"

Mora kesal, punya kakak pintar akademis tapi bego naudzubillah untuk urusan lain. Bisa-bisanya dia sekhawatir itu sama adiknya, sampai tidak bisa berpikir rasional. Begini, 'kan bikin malu sendiri.

Kai sih, enak. Sebagai cowok dari keluarga kaya raya, berita sepele kayak gini bisa langsung dihempas. Semacam debu disedot vacuum cleaner, bersih seketika. Bandingkan dong, dengan Mora yang punya satu-satunya harta berharga yang dipunya cuma harga diri.

"Mora, udah sore. Kamu belum makan."

Bodo amat. Jangan harap bisa damai sebelum nama baik Mora bisa kembali seperti sedia kala.

Sexy RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang