12

5 3 0
                                    

"AAAAAAAAAAAAAAA", Jeno dan yang lainnya meluncur begitu saja ke dalam ruang rahasia itu.

Haechan yang tiba di dasar lebih dulu mendarat dengan tidak sempurna. Wajahnya menyentuh lantai lebih dulu. Menyebabkan hidungnya berdarah dan bibirnya sedikit membengkak.

"AWAS!!!"

Swiiiingggg.... BRAK!!!!!

Terlambat sudah. Jaemin dan yang lainnya menubruk Haechan yang baru saja berdiri. Mengakibatkan mereka saling bertindihan dengan Haechan berada paling bawah.

"ASUU!!! SAKIT BANGSAT! TURUN NJING!!" Haechan meringis. Punggungnya serasa patah ditindih oleh empat orang sekaligus.

"Yangyang, turun njir! Gua gak bisa turun sebelum lo turun!" ucap Jaemin.

"Cepetan! Kasian Renjun kejepit!" sahut Jeno yang berada di bawah Jaemin.

Dengan perlahan, Yangyang kemudian turun. Diikuti oleh Jaemin dan seterusnya.

Krekkk....

"Sakit!!! Huhuhuhu!!! Emakk!" ringis Haechan ketika meregangkan pinggangnya.

"Ya maaf! Salah siapa gak ngehindar", kata Yangyang. 

Haechan tidak terima akan perkataan Yangyang bersiap untuk memukul temannya itu. 

"Kalian ribut, gua tinggal di sini", ancam Jeno sambil bersiap beranjak dari sana bersama Renjun di gendongannya dan Jaemin di sampingnya.

"Ih, Jeno mah!" kesal Haechan sambil memanyunkan bibirnya.

"Mau gua cium lo, Chan?" tanya Jaemin sambil mengerlingkan matanya ke arah Haechan. 

PLAK!!

Kepala belakang Jaemin dipukul kuat oleh Jeno. Dia memandang Jaemin dengan tatapan aneh yang menelisik. 

"HOMO, LO?!" teriak Jeno nyaring.

"KAGAK LAH! GUA MASIH LURUS! MASIH MENGEJAR CINTA NENG HEEJIN TERSAYANG!" balas Jaemin berteriak.

"Berisik ih! Udah-udah, jangan berantem. Kita cari jalan keluar mending. Gak elit banget kita ngobrol di tempat kotor gini", sahut Yangyang sambil melihat sekitar.

Mereka benar-benar terjun ke ruang rahasia. Atau lebih tepatnya ke ruang bawah tanah di sana. Untungnya di sana memiliki penerangan yang cukup. Membuat mereka bisa melihat dengan jelas. Tetapi, tempat itu sangatlah kotor dan berdebu. Terdapat banyak sarang laba-laba di langit-langit ruangan. 

Setelah berdebat cukup lama, akhirnya mereka memutuskan untuk pergi menyusuri ruangan itu. Jaemin berjalan lebih dulu. Yangyang berjalan di sebelahnya sambil menelisik setiap inci bagian yang dilewati. Jeno dan Haechan berjalan bersisian di belakang. Kini, Renjun digendong oleh Haechan. 

***

Shotaro terhenyak di tempatnya. Ia tidak percaya jika dia dan yang lain tidak bisa keluar dari villa itu. Bahkan dia masih bingung, apakah dia benar-benar berada di villa atau tengah-tengah hutan belantara. 

Villa Neo City No. 23 kan udah digusur, diratain sama tanah, terus kok bangunannya bisa kelihatan? Ini gua punya indra keenam apa gimana, ya?. Pertanyaan itu selalu terngiang di kepalanya. 

"Taro, bangunan ini tuh gak nyata. Sahabat kamu itu berhasil dijebak sama mereka. Sedangkan kita bisa ke sini karena tadi kita panik, pikiran kita juga tadi agak kacau, karena itu kita bisa ke sini. Satu lagi. Semakin kita menyusur jauh, semakin kita dekat sama alam lain. Kalo kita kesasar jauh banget, kemungkinan kecil kita bisa balik", jelas Eunhyuk seakan bisa membaca pikiran Shotaro.

The Villa | Strange Holiday (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang