Kim Taehyung (53)

1.2K 62 4
                                    

"Lelah dengan peperangan apalagi perdebatan. Semua hancur dalam sekejap hanya karena ledakan besar. Para manusia akan mati karena nuklir negara dan peraturan yang semakin menindas."

(Author **** POV)

Kim Taehyung.

Satu tembakan besar miliknya membunuh beberapa orang di bagian kamar belakang. Dia membidik mereka yang mencoba untuk mengejar target utama. Jungkook mengeluarkan kepalanya dari jendela untuk melihat sesuatu, dia menemukan Taehyung yang kini tersenyum kemenangan.

"Itu Taehyung Hyung. Dia menolong kita, appa lihat!" Tunjuk nya begitu antusias sesekali tertawa senang sampai kedua gigi kelincinya menjadi salah satu barang pamer. Ayahnya merasa bangga, begitu juga dengan ibunya. Dari atas sini Taehyung bisa melihat ketiganya seperti keluarga bahagia. "Ini yang aku inginkan, tinggal aku wujudkan." Ucapannya semangat sampai dia membasahi bibirnya dengan ludah. Ini sama seperti menikmati makanan manis layaknya permen. Tak akan pernah ada yang tahu bagaimana manis ini terasa menyenangkan lantaran banyak kemenangan di dalamnya.

"Tapi aku tidak ingin kehilangan eomma lagi." Nafasnya tercekat di bagian akhir. Kedua matanya melihat senjata di bagasi mobil miliknya. Menemukan satu pisau panjang, dia lebih suka menusuk dan memotong daging seperti potongan kecil daging sapi. Terkadang dia ingin memiliki jiwa yang tega memutilasi orang agar tidak bisa terkalahkan.

Menahan ini semua memang sulit, ini adalah kesempatan dimana dia bisa melakukan hal brutal luar biasa. Kadang dia bosan menjadi seseorang yang baik dan bisa diandalkan, ingin sekali masuk dan terjerumus ke dalam lubang hitam begitu pekat. Tak seorang pun akan mempengaruhinya lagi.

Simpel.

Hidupnya sudah berantakan. Pada akhirnya dia akan melanjutkan satu jalan yang sepertinya Tuhan sengaja memberikan dia hal seperti ini. "Jungkook, bisakah kau jaga mereka. Aku akan menyusul setelah menghabisi para biadab disini!" Teriaknya dari luar ruangan. Saat ini dia punya alasan untuk menetap pada satu jawaban. "Bisakah aku percaya kalau adikku yang manis bisa mengatasi ini semua?" Taehyung tersenyum kotak, Jungkook dari atas sana bisa mengerti. Melambaikan tangan dengan bangga dan mengangguk memahami apa yang dikatakan oleh kakaknya.

Besar kemungkinan kalau hubungan keduanya membaik. Ayahnya melihat dari samping dengan perkara bangga.

"Bagus, aku akan segera naik ke kesana. Kau adikku, jaga ayah dan ibu. Aku akan membuat kalian aman, sebentar lagi." Itu janjinya. Dalam perjalanan menuju ke atas sana dia harus melewati beberapa medan juga rintangan lebih besar. Kala dia hendak naik ke atas, seseorang telah menghadang dirinya. Tak membiarkan pemuda itu masuk walau sejengkal kaki pun.

"Senang bertemu denganmu Kim Taehyung. Aku sungguh terkejut karena kau tidak membantu ibumu, melainkan melawan dirinya."

"Jangan jadi pria sok tahu. Aku tidak akan membuat kesalahan sama. Tahu apa kau mengenai kehidupan ku, dasar sialan!" Taehyung mengumpat dengan langkah kaki terus bergerak dengan kaki kanan melayang hanya untuk menendang seseorang di depannya. Gagal saat pria dengan nama Zeng berhasil menghindar dan menangkap kaki pemuda itu. Begitu mudah dan baginya kaki Taehyung seperti galah panjang.

"Kau hebat tapi sayang kau lambat. Saat ini aku menginginkan permainan yang sangat handal." Dia membuang kaki itu, sedikit berbunyi di bagian lututnya. Ini bukan pertama kali baginya mematahkan kaki seorang pemuda. Ini juga merupakan korban kesekian banyaknya, Taehyung adalah target yang cukup matang baginya. "Sial, kakiku sangat sakit. Kedua kakiku seperti ngilu, tangan apa yang dia gunakan itu." Berdecak sendiri dengan wajah menahan kekesalan, dia meninju tanah di bawahnya. Membuang kemarahan karena dia bisa kalah dengan pria tua lebih dari sepuluh tahun usianya.

Descendant (Sad Story Vkook) [END]✓Where stories live. Discover now