Adventure Time (25)

626 73 1
                                    

"Harta, tahta, dan.... Begitu banyak hal ketiga yang di perebutkan manusia. Sampai anak manusia tidak ada yang bisa tenang. Mereka ingin bebas dari tiga hal itu, tapi rasanya tidak akan mungkin mampu melakukannya."

(Author ***** POV)

Ini belum waktunya Jungkook berangkat sekolah tapi Hoseok sudah memintanya untuk pergi di pagi yang buta. Bukan karena ada janji atau sebuah kepentingan mendesak, tapi yang jelas saat tangan itu menariknya kuat lalu meremat nya. Jungkook merasakan sebuah ambisi begitu besar merasuki pengawal itu.

"Sebenarnya kau mau bawa aku kemana hyung, kenapa kau sangat serius dan tidak biasa. Tolong jawab aku Hobi hyung!" Jungkook melakukan protesnya dia membuang tangan itu di saat posisinya sudah dekat dengan mobil, lengannya terasa sakit dan ngilu. Kini kedua namja itu saling berhadapan dengan argumen dan maksud berbeda satu sama lain.

"Aku ingin tahu sampai mana kau bisa membuat keputusan salah Kook. Kau tahu aku tidak akan mengambil cuti dan keputusanku sudah bulat untuk tidak membuat Taehyung melakukan hal gila itu." Hoseok begitu percaya diri seakan dia bisa terbang ke langit ketujuh. Entah keberanian darimana yang pasti sejak malam itu dia tidak bisa tidur dengan tenang, bahkan dalam kesempatan dia melihat bagaimana Jungkook juga mimpi buruk.

"Apa yang kau maksud, apakah kau ingin membawaku ke rumah kakakku atau kau ingin aku melakukan apa? Kau bisa mengatakan semalam mimpi buruk, mana mungkin?!"

Keringat dengan tangisan, Hoseok masih ingat bagaimana raut wajah tuan muda di depannya begitu buruk saat menahan ketakutan dalam bunga tidurnya. Jika memang Jungkook membutuhkan bukti dia bisa membutuhkan bagaimana ada banyak sisa tisu bekas keringatnya, hampir 24 jam dia mengawasi Jungkook tanpa dia mengalami sebuah rasa kantuk.

Hoseok memang seperti burung hantu yang diam-diam menghanyutkan karena mengawasi Jungkook. Bukan hanya itu saja dia membenci Taehyung dan tidak mau anggap dia sebagai adik seperti seharusnya, tapi nalurinya untuk membuat semua menjadi jelas menggebrak dirinya. "Aku membenci kakakmu itu benar. Tapi apakah mungkin kau akan diam saja selama ini, Taehyung selalu mencoba untuk membunuhmu dan aku menjadi benteng mu tidak masalah. Lalu saat aku tiada pada waktunya apakah kau akan selalu di serang oleh Taehyung?" Hoseok nampak kesal, dia merentangkan kedua tangan dengan pertanyaan gamblang dari bibirnya.

"....." Terasa gagap dengan bibir mati kelu, dia ingin masuk ke rumah saja dan mengabaikan sikap Hoseok yang sekarang lebih berlebihan padanya.

"Katakan padaku Jungkook, bukankah kau bilang jangan sampai aku terluka. Lalu bagaimana bisa aku tenang jika konflik saudaramu semakin memanas. Aku tidak bisa tenang Kook, tidak bisa. Aku berfikir kalau aku mati apakah mungkin kau akan bisa melewatinya, aku mengenal dirimu sebagai seorang namja cengeng, baik hati dan penuh kharisma. Bahkan ayahmu begitu bangga padamu."

Dia menjelaskan semua dia tahu dan itu benar. Bahkan Jungkook dianggap sebagai anak manja karena sebelum dia meminta semua fasilitas sudah disiapkan. Dengan berani Jungkook mengambil tangan kanan pengawal itu dia melihat wajah Hoseok penuh harap agar namja dengan segala tanggung jawab itu bisa memahami dirinya kali ini.

"Bukan karena aku bosan hidup atau memang membenci kehidupanku sekarang. Aku memang ingin kau tidak melakoni pekerjaan ini seumur hidupmu, aku juga ingin berdamai dengan kakakku. Tapi hyung, aku juga belum ada bukti mengenai aku bukan pelaku." Jungkook berharap apa yang dia inginkan tersampai dan membuat Hoseok mengurungkan niatnya. Nampak sekali bagaimana namja itu diam dengan pandangan ke bawah bayangannya.

Descendant (Sad Story Vkook) [END]✓Where stories live. Discover now