"Bagaimana keadaan disini?" tanya Ansell ke orang suruhannya yang bernama Christopher.

"Semuanya aman terkendali, markas musuh sudah terdeteksi," jawab Christopher sambil mengambil alih koper bawaan Nisla dan Airin. Dua gadis itu membawa koper besar masing-masing satu, sedangkan Ansell tidak membawa koper ataupun bawaan tas lainnya.

"Kapan kita mulai misinya, Dad?" tanya Nisla yang selalu berjalan di samping Ansell, berbeda dengan Airin yang memilih untuk berjalan di belakang Ansell sambil memainkan handphonenya.

"Tonight."

Airin yang mendengar itu ikut berjalan di samping Ansell. "Dad, harus banget malam ini ya? Aku capek tau harus istirahat terus ini nih muka aku berminyak harus skincare-an selama 24 jam!"

"Rin, kita kesini buat misi bukan buat liburan. Jadi, kalo lo mau skincare-an selama seharian penuh mending balik sana ke Indonesia!" tegas Nisla kepada adiknya yang satu ini.

"Tapi kan gue mau ski—"

"Sudah cukup! Airin, dengarin apa kata Nisla. Jangan membantah!" Ansell memotong perkataan Airin dengan tegas membuatnya mendengus kesal mendengarnya.

Airin mendumel di sepanjang jalan kesal dengan Ayah dan kakaknya, sedangkan anak sulung dengan Ayahnya sedang mendiskusi rencana untuk nanti malam. Hanya ada suara Ansell dan Nisla yang tak henti membicarakan hal penting, sedangkan Airin memilih untuk memejamkan matanya penat.

Sesampainya mereka di kediaman Sanjaya yang berjarak 400 km dari Bandara dan memakan waktu 5 jam di dalam mobil membuat mereka sangat kelelahan belum lagi ditambah misi yang lumayan menguras otak untuk berpikir dan tenaga untuk melaksanakannya.

Baru saja Airin meletakkan bokongnya di sofa single empuk dan hangat, karena dirinya kedinginan selepas dari luar. Fyi, di Australia saat ini sedang musim dingin. Belum semenit dia duduk, sosok yang paling ia benci muncul tepat dihadapannya, Airin berdecak kesal dan menatap sinis orang itu. "Ngapain lo disini?!"

"Gue di suruh bokap ke sini," jawab Nena, ia sangat kebingungan melihat Airin dan Nisla yang tiba-tiba saja datang ke Australia.

"Mission?" Nena mengangguk menjawab pertanyaan singkat Nisla.

Airin mengernyitkan keningnya. Sungguh ia sangat tidak mengerti mengapa Nena berada di hadapannya, bahkan di depan Daddy-nya, Nena bersikap santai seolah sudah terbiasa dengan Ansell.

"Nena bertugas membantu kalian disini, tugas kali ini sangat berat dan sulit untuk dikerjakan berdua saja," jelas Ansell yang paham sekali dengan ekspresi bingung putri bungsunya sedang kebingungan.

Nisla terlihat sangat santai sama sekali tidak memperdulikan kehadiran Nena, selama gadis Florenza itu tidak mengganggunya,  apalagi sampai merepotkan dirinya nanti.

"Dad, aku gak mau mau kerjasama dia!" protes Airin tak terima.

"Mau atau tidaknya kamu harus kerjasama dengan Nena, Airin."

"Tapi, aku gak mau! Dia pasti bakal nyusahin ak—"

"Gue gak peduli lo mau terima atau tolak kerjasama dengan gue, yang jelas disini bukan gue yang nyusahin lo. Tapi, lo yang bakal nyusahin gue, anak manja!" Airin menatap sinis ke arah Nena, berani-beraninya ada yang memotong perkataannya begitu saja?! Nena harus diberi pelajaran setelah ini!

Tidak tahan dengan perdebatan Airin dan Nena, Ansell memilih untuk menarik lengan Airin dan menjauhkan putrinya itu dari Nena. "Airin, ikut Daddy sebentar. Ada yang mau Daddy bicarakan.

Airin mendengus kesal. "Iya, Dad. Eh, lo awas aja ikut. Gue tinggalin di jalanan, tau rasa lo!" ancamnya sembari menunjuk wajah Nena tidak suka.

"Enggak peduli!" balas Nena tidak mengeluarkan suara namun Airin memahaminya dari gerak bibir Nena.

"Sialan lo!"

Berbeda dengan Nisla memilih untuk diam dan memasuki kamar pribadinya tanpa sepatah kata apapun. Dia meletakkan ponselnya di meja nakas, membiarkannya bergetar begitu lama karena malas mengangkat telepon yang menurutnya tidak penting. Nisla membereskan barang bawaannya kemudian membersihkan seluruh tubuhnya yang sudah terasa gatal dan lengket, lelah setelah perjalanan panjang membuat dirinya sangat mengantuk. Gadis itu mengatur alarm  untuk membangunkannya di tiga jam kedepan.

☠️

Pukul 23.00 ACST (Australian Central Standard Time). Nisla, Airin dan ratusan anak buahnya mengepung sebuah gedung perkantoran besar, bersiap untuk menjalankan misi pertama mereka. Nena tetap ikut, dia di tempatkan untuk bersiap di atap gedung yang tak jauh dari tempat musuh bersama sniper andalannya, Barrett M82 AS. Nisla memimpin pasukan dan menyuruh ratusan pria berpakaian hitam untuk bersiap melalui earbuds wireless sebagai alat komunikasi.

"Chicken is ready," lapor Nena menggunakan nama samaran yang ia buat selama misi berlangsung.

"Buset nama samaran ayam gak ada yang lebih keren apa?" komentar Airin saat mendengar nama samaran Nena.

"Rin, lo engga usah banyak omong ya. Entar lama-lama gue jadiin umpan, mau lo?!" ancam Nisla. Airin nyengir sambil menunjukan dua jarinya yang membentuk V.

Hampir sepuluh menit mereka bersiap-siap, Nisla menyuruh salah satu anak buahnya untuk meretas sistem keamanan di markas musuh dan tentu saja berhasil. Dia langsung masuk ke dalam gedung mengendap-endap bersama Airin di sampingnya.

"Be careful there's a lot of guards out there."

"How many?"

"Five peoples."

Sontak Airin terkejut membulatkan matanya. "What? Lima orang? Yang benar aja!"

"Rin, belum pernah gue sobek ya tuh mulut cempreng lo?" Suara Airin yang menggelegar di gedung membuat lima penjaga itu bersiaga, mereka sudah berada di hadapannya!

"Lebih baik lo gak usah ikut bangsat!"

Tanpa belas kasihan. Nisla menghajar lima penjaga itu tanpa sedikitpun jeda. Pukulan, tendangan, bantingan terus terjadi tanpa henti. Airin juga membantu sesekali, dia hanya menonton dari dekat, kakaknya benar-benar sangat ahli bela diri itu membuat Airin takjub.

"Ayo, kak! Semangat! Gue diem aja jadi supporter nomor satu lo!" teriak Airin sambil mengangkat kedua tangannya seperti bersorak ria.

Di atas sana, Nena menyaksikan aksi laga Nisla dengan musuh-musuhnya, begitu juga dia melihat kehebohan Airin bersorak seperti sedang menonton pertandingan.

"Dasar gila tuh manusia." Nena meringis sekaligus menahan rasa geli melihat tingkah kebocahan Airin.

☞🔪•🔪•🔪•🔪•🔪•🔪•🔪•🔪•🔪☜

VOTE, COMENT, AND SHARE!☞☠️•☠️•☠️•☠️•☠️•☠️•☠️•☠️•☠️☜

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

VOTE, COMENT, AND SHARE!
☞☠️•☠️•☠️•☠️•☠️•☠️•☠️•☠️•☠️☜

MRS. SANJAYA [ON GOING]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora