S1 [14]

64.1K 6.6K 1.6K
                                    

Sinar matahari memasuki celah-celah jendela yang tertutupi gorden. Suara kicauan burung, dan udara yang sejuk menambah suasana pagi menjadi tenang.

Jaemin, pemuda manis itu dapat tertidur pulas, setelah berjam-jam pergulatan panasnya dengan sang tuan.

Disampingnya ada Jeno yang sedang mengusap lembut surai madu milik Jaemin.

Keadaan Jaemin bisa dibilang kacau, sudut bibir biru dan bengkak, pipi lebam, punggung sedikit mengeluarkan darah karena cambukan.

Jujur saja, Jeno tidak mau melakukan ini. Karena amarahnya pada saat itu, ia jadi tidak bisa mengontrol, hingga menyebabkan Jaemin terluka.

Lagi, ia cemburu mendapati Jaemin pulang dengan laki-laki lain selain dirinya. Apalagi, senyuman Jaemin yang begitu manis pada laki-laki itu.

Jeno sudah menganggap Jaemin seperti kekasihnya, maka dari itu ia menjadi seperti ini.

"Eugh..." Lenguh Jaemin sembari mencari posisi yang nyaman.

Jeno sedikit kegelian, karena rambut Jaemin yang mengenai dadanya. Tapi ia tahan, dia tidak mau mengganggu Jaemin.

"L-lepaskan sakit...." Tiba-tiba saja Jaemin bersuara, namun matanya tertutup rapat.

Pemuda manis itu mengigau, entah seberapa kejam Jeno menyetubuhi Jaemin kemarin, hingga pemuda manis itu mengigau.

"Maafkan aku sudah menyakitimu, ku harap kau tidak membenciku," Ujarnya lalu mengecup kening Jaemin.

***


Mark masih tidak mengerti apa maksud Haechan beberapa hari yang lalu. Pemuda manis itu datang ke kantornya dan mengucapkan hal yang membuat Mark tidak mengerti.

"Kenapa kau kemari? Apa kau merindukanku, Haechanie?" Tanya Mark dengan percaya diri.

Haechan mendengus pelan, laki-laki didepannya memang tidak berubah sama sekali. "Apa kau benar-benar akan mencari tau apa alasanku putus denganmu?"

Mark terdiam sebentar, lalu tertawa seakan meremehkan Haechan. Oh, Mark tidak pernah main-main dengan ucapannya.

"Kenapa? Kau takut, sayang?"

"Shut up! Jangan memanggilku dengan sebutan itu."

Sang dominan hanya menyeringai. Haechan tau apa maksud dari seringai itu.

"Kau tidak akan pernah bisa mengetahuinya, Mark. Karena, jika kau tau kau tidak akan tega untuk melukainya."

Ya, kata-kata itu selalu terngiang di kepala Mark. Tidak akan tega? Hei, Mark tidak segan-segan melukai siapapun jika itu bersangkutan dengan Haechan.

Tok...tok..tok..

Ketukan pintu membuat Mark tersadar, ia menyuruh orang tersebut untuk masuk.

Di sana ada Mina menggunakan baju yang bisa di bilang terlalu sexy. Dandanannya pun sangat tebal, tidak seperti biasanya.

"Siapa yang menyuruhmu menggunakan baju dan berdandan seperti itu?" Tanya Mark dengan tatapan mengintimidasi.

Bukannya menjawab, Mina malah tersenyum dan berjalan mendekati Mark. Gadis itu sedikit membungkukkan badannya, membuat kedua belahannya terlihat.

"Ganti bajumu dan hapus make up menjijikan itu!" Tegas Mark.

Mr. J | NoMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang