S1 [13]

63.7K 6.6K 1.3K
                                    

Dua pemuda yang sedang duduk di dalam Caffe itu terlihat sedang tertawa bersama. Kopi yang mereka pesan sudah habis, dan menyisakan gelas yang kosong.

Sejak pertemuan mereka di mobil tadi, keduanya langsung memutuskan untuk mengobrol bersama terlebih dahulu.

Orang yang Jaemin temui adalah Eric. Dia teman sekolah Jaemin, dan sudah lama mereka tidak bertemu. Eric yang memutuskan untuk melanjutkan kuliah diluar negri, dan Jaemin yang bekerja setalah lulus sekolah.

Saat disekolah, mereka sangat dekat. Bahkan, anak-anak sekolah menganggap mereka sebagai sepasang kekasih. Padahal, mereka hanya sabahat saja.

Sahabat bagi Jaemin, namun tidak bagi Eric. Pemuda itu memiliki perasaan khusus pada Jaemin, lebih dari perasaan seorang sahabat.

Eric pernah menyatakan perasaanya, namun Jaemin menolaknya. Ia tidak mau persahabatan mereka rusak hanya karena sebuah cinta.

"Jadi, kau bekerja untuk mengurusinya?" Tanya Eric dengan menyeruput kopi yang ia pegang.

Jaemin mengangguk. "Iya, tapi aku bersyukur dia sangat baik,"

Eric tersenyum tipis, melihat bagaimana wajah manis itu tersenyum. Ia terpana dengan senyuman itu, sangat manis. Sudah lama ia tidak melihatnya.

Mungkin 5 tahun? Entahlah, ia tidak mengingatnya.

Tapi Eric masih tidak paham, mengapa Jaemin menangis?

"Ah iya Eric, maaf menghentikan mobilmu tadi. Aku kira itu mobil online yang aku pesan tadi," Kata Jaemin.

Eric baru saja mengantar sepupunya yang bekerja di perusahaan Jung's C. Setelah selesai mengantarkan sepupunya, ia langsung melajukan kembali mobilnya untuk pulang.

Saat mobil itu berjalan, tiba-tiba saja ada yang mengentikan mobilnya. Eric langsung menghentikan mobilnya. Untung saja mobil yang ia kendarai tidak melaju dengan kecepatan tinggi.

Eric mengangguk dan terkekeh pelan, "Tidak apa-apa, aku senang jika yang menghentikannya itu kamu,"

"Kau tidak pernah berubah, selalu menggodaku seperti itu." Kata Jaemin sembari memutar matanya malas.

Eric terkekeh gemas, lihatlah bibir yang mengerucut lucu itu, membuat dia gemas dan ingin menyentuh bibir itu.

"Jaemin..." Yang dipanggil menoleh, "Kenapa?"

"Apa aku boleh bertanya?" Eric memajukan tubuhnya sedikit, "Apa yang ingin kau tanyakan?"

"Mengapa kau menangis tadi? Apa kau ada masalah?" Tanya Eric.

Jaemin terdiam, mengingat apa yang ia lihat beberapa jam yang lalu. Bodoh, berarti tadi aku menangis ketahuan oleh Eric? Batinnya.

Eric yang melihat Jaemin terdiam pun menggaruk tengkuknya canggung, ia merasa bersalah telah bertanya seperti itu.

"Maaf, aku tidak bermaksud-"

"Tidak apa-apa, Eric. Ah ya, sepertinya aku harus kembali bekerja," Potongnya lalu berdiri hendak pergi dari sana.

Sebelum Jaemin melangkahkan kakinya, tangan Eric menahan Jaemin. "Ku antar ya?" Tawar Eric.

Si manis menggeleng pelan, "Tidak perlu, aku bisa sendiri," Kata Jaemin sembari tersenyum.

"Tidak, aku akan tetap mengantarmu. Aku tidak terjadi apa-apa padamu," Eric menarik tangan Jaemin untuk keluar, sedangkan si manis tidak memberontak dan membiarkan Eric mengantarkannya pulang.

***

Eric membukakan pintu mobil untuk Jaemin, lalu membawa si manis untuk keluar dari mobil. Jaemin tersenyum manis, ia diperlakukan seperti seorang princess oleh Eric.

Mr. J | NoMinKde žijí příběhy. Začni objevovat