DMZ | 34. Abous Us

2.9K 317 13
                                    

“Diba, liburan, yuk!” ajak Raka saat melihat sebuah tempat bagus di layar ponselnya

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.


“Diba, liburan, yuk!” ajak Raka saat melihat sebuah tempat bagus di layar ponselnya.

Khayla mendelik, suaminya ini seperti tidak berpikir lagi saja jika mengajak.

“Kamu gak lihat perut aku buncit gini, hah?!” sarkas Khayla. Sontak jari lengan Raka berhenti di ponselnya seraya menatap wanita itu dengan cengirannya.

Usia kehamilan Khayla sudah menginjak 8 bulan. Artinya, tinggal menghitung hari mereka menjadi bunda dan ayah yang sebenarnya.

“Yaudah, nanti kalau udah keluar aja,” kekeh Raka.

Kebiasaan menghabiskan waktu di halaman belakang rumah mereka membuat Raka dan Khayla menjadikan tempat itu senyaman mungkin. Soal permasalahan Raka dan Andi, kedua lelaki itu sudah menyelesaikannya dengan cara dewasa. Lagi pun, Andi kini sudah menemukan perempuan lain yang menurutnya cocok.

“Gak sabar deh, yang!” ujar Raka seraya membelai perut buncit itu. Khayla tersenyum, ingin sekali ia merasakan kebahagiaan ini lebih lama. Namun, jangan lupakan masalah asmanya, Khayla sendiri tak bisa menerka takdir nyata.

“Kamu udah siapin nama?” tanya Khayla. Raka tersenyum penuh arti. Ini pertanyaan yang ia tunggu-tunggu.

“Gimana kalau aku buat nama kalau bayi kita laki-laki, terus kamu buat nama perempuannya?” Khayla mengangguk, ia juga sudah punya bayangan nama untuk anaknya.

Raka dan Khayla memilih tidak ingin tahu dulu tentang jenis kelamin anaknya saat USG. Karena, Raka ingin ini sebuah kejutan di hari kelahirannya kelak.

Raka menarik kepala Khayla untuk bersandar di bahunya seraya menikmati semilir angin yang berembus begitu menyayat.

“Kamu dulu, gih!” ucap Raka.

“Aku pengin nama Athirah Cahyanada Zaida. A dan Z aku ambil dari nama panggilan kita. Athirah itu artinya harum. Cahyanada itu gabungan dari Cahya yang artinya terampil dan Nada artinya embun. Kalau Zaida itu artinya beruntung. Jadi, aku harap kalau anak kita perempuan, dia akan harum dengan keterampilan dan keberuntungannya. Dan dia, akan menjadi embun yang bisa menyejukkan kita, Mas,” jelas Khayla membuat Raka tersenyum lebar.

“Masyaallah, nama yang bagus, sayang,” ucap Raka sesekali mengecup pelipis istrinya yang sedang mengelus perut buncitnya.

“Kalau nama dari kamu?” tanya Khayla.

“Dariku … Fadli Azada Alkahfi. Bagus, enggak?” kekeh Raka.

Khayla tersenyum. “Bagus banget! Fadli kan artinya kelebihan, Kahfi itu doa dari orang tua. Kalau Azada, kamu nemu di mana namanya, Mas?”

Raka terkekeh dengan perkataan terakhir Khayla. Ia mencubit gemas pipi Khayla yang sedikit gembul.

“Ya bikin-lah, masa nemu. Azada tuh paduan nama kita, dari Za—Zaidan, dan A awal dan Da terakhir itu kayak singkatan nama kamu, Adiba,” jelas Raka.

Dear, Zaujaty (SUDAH TERBIT)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum