Bagian 22 // RIZKY JELMAAN SETAN

Start from the beginning
                                    

Lalu, apakah tandanya Rizky memang belum bisa menerimanya?

"Sudah malam, Ky ... belum tidur?"

Rizky menoleh, "hmm ... kelihatannya gimana, punya mata gak digunakan sebaik-baiknya ...."

Ah, mungkin Rizky memang belum bisa menerima dirinya untuk menjadi ayahnya. Mengingat, perlakuan ayahnya Rizky di masa lalu yang terbilang sulit untuk dimaafkan.

"Suka sama rumah barunya, Ky? Mulai besok sekolah sama Vian, ya ... Ayah titip Vian--"

"Gak suka! Lagian, dia anak siapa ... kenapa nitip ke gue, sih?!"

"Pinter doang! Etika bicara ke orangtua gak ada!"

Bersamaan dengan itu, Vian datang ke dapur disusul oleh Bundanya Rizky.

Vian agak sedikit emosi saat Rizky lagi-lagi berbicara ketus pada Ayahnya.

Oke ... Vian tahu bila Rizky memang belum bisa menerima Ayahnya Vian sebagai Ayahnya juga, tetapi ... Vian rasa, perlakuan Rizky itu terlalu berlebihan.

"Gak jelas."

"LO TUH YANG GAK JELAS! DI SEKOLAH PRINGKAT SATU, JUARA UMUM ... JUARA OLIMPIADE! TAPI PERLAKUKAN ORANG YANG LEBIH TUA DENGAN BAIK, LO SAMA SEKALI GAK BISA! TOLOL!"

BRAK!

Rizky kemudian menggebrak meja dan menatap Vian intens, adik tirinya turut menatapnya dengan tatapan permusuhan, tak jauh dengan tatapan Rizky itu.

"NGOMONG APA LO SAMA GUE?!"

"LO TOLOL! GAK PUNYA OTAK!"

"Jaga ucapan Lo!"

Vian mendecih, "jaga ucapan gue? Ngapain gue harus jaga ucapan gue ke orang yang gak bisa jaga ucapannya sama Ayah gue?!"

Rizky naik pitam, Vian tidak paham posisi Rizky. Vian tidak tahu betapa bencinya Rizky pada sosok Ayahnya dulu. Sampai kini, Rizky belum bisa menerima siapapun sebagai Ayahnya lagi.

Dengan alasan, ia takut ada orang lain yang menyakiti Bundanya untuk yang kesekian kali. Rizky tidak mau, dan sampai kapanpun tidak akan pernah membiarkan orang lain untuk menyakiti orang yang paling ia sayangi.

"Sampai kapanpun, gue gak akan pernah terima Ayah Lo sebagai Ayah gue juga! Gue gak akan mau buat terima Lo sebagai saudara gue! Lo ingat baik-baik ... meskipun ikatan dia sama Bunda gue sudah sebagai suami istri ... tetapi, sampai kapanpun, dia GAK AKAN PERNAH GUE ANGGAP SEBAGAI AYAH!!"

PLAK!!

Vian menampar Rizky, membuat lelaki yang lebih tinggi darinya itu menatap Vian tajam dengan emosi yang semakin tidak terkendali.

"LO GAK BERHAK BUAT BENCI AYAH GUE! DIA GAK PANTAS BUAT DIBENCI SAMA ORANG KAYAK LO! KALAU LO PUNYA MASA LALU BURUK SAMA AYAH LO, LO ENGGAK SEPANTASNYA ANGGAP AYAH GUE SEBURUK AYAH LO JUGA!!"

Ayah dan Bunda hanya bisa menyaksikan keduanya yang kini sedang bersitegang. Mereka tidak bisa melerai, perdebatan antara Rizky dan Vian terkesan sengit, tidak bisa dimasuki oleh siapapun.

"Inget, Ky! Kalau Lo gak suka Ayah gue, terserah Lo ... tapi, hargai keputusan Bunda Lo buat nikah sama Ayah gue! Kalau Lo gak mau terima dia sebagai Ayah, minimalnya Lo hargai dia sebagai suami Bunda Lo! Kalau Lo gak bisa hargai dia, tandanya Lo gak hargai keputusan Bunda Lo!"

Rizky terkekeh meremehkan, "kenapa memangnya?! Salah kalau gue gak mau hargai dia dan gak mau terima dia?! Lo ingat baik-baik ucapan gue ... gue atau Lo gak bisa jamin kalau Ayah Lo ini bakalan setia! Kalau dia sampai tinggalin Bunda gue dan buat Bunda gue sakit hati, gak cuman dia yang bakalan gue habisi, tapi Lo juga!"

Vian mengepalkan tangannya dengan kemarahan yang sudah tidak bisa ia tahan lagi.

"AYAH GUE GAK SAMA KAYAK AYAH LO! KALAU AYAH LO PERNAH SIA-SIAKAN BUNDA LO, LO GAK BISA KASIH KESIMPULAN KALAU AYAH GUE BAKALAN SAKITI BUNDA LO JUGA! KALAU LO NGIRA AYAH LO BRENGSEK, YA TERSERAH ... TAPI, JANGAN SEKALI-KALI LO ANGGAP AYAH GUE BRENGSEK!!"

Vian langsung mendorong tubuh Rizky hingga kakaknya itu menabrak meja makan yang menyebabkan pinggangnya harus menahan sakit.

Rizky tidak mau diam saja, ia kemudian membalas Vian dengan cara meraih kerah baju lelaki itu lalu menariknya kuat-kuat.

"Lo gak mau anggap Ayah gue, terserah! Tapi, sekali lagi gue bilang, Lo gak ada hak buat rendahin dia!"

Rizky tidak membalas perkataan Vian dengan ucapan lagi, ia menarik kerah depan Vian semakin kencang, sekaligus memberikan lelaki itu tatapan membunuh yang biasanya ditakuti oleh banyak siswa.

"Rizky! Vian! Cukup!"

Kedua orangtua mereka berusaha untuk menengahi pertengkaran keduanya.

Ayah berusaha untuk menarik Vian yang kini sudah menangis sambil melontarkan kalimat kasar, serta memukuli Rizky dengan tenaga yang tidak main-main.

Rizky tidak mau kalah, ia balas memukul Vian juga, membuat adik tirinya itu harus menerima luka memar di area pelipisnya.

"SEKALI LAGI LO RENDAHIN AYAH GUE, LO BAKALAN TERUS BERHADAPAN SAMA GUE! GUE GAK AKAN PERNAH MAAFIN LO!"

"GUE GAK AKAN PERNAH MINTA MAAF!"

"RIZKY!!!!!"

Pertengkaran itu diakhiri oleh Rizky yang menonjok wajah Vian, membuat adiknya itu terhempas dari cengkeraman tangannya, dengan keadaan hidung yang berdarah, kepala membentur ujung meja makan, serta tubuh yang terhempas dengan sangat kuat.

"Vian!"

Tetapi, Vian kembali berdiri, ia tidak menyerah dan tidak mau mengalah. Vian terlalu menyayangi ayahnya, dan sampai kapanpun, ia tidak akan pernah membiarkan siapa saja merendahkan orang yang ia sayangi itu.

"Vian cukup!"

Ayah mencoba untuk meraih tubuh Vian, tetapi Vian sudah terlanjur menghampiri Rizky kemudian mencekiknya sekuat mungkin. Baju Rizky sudah terkena darah yang mengalir dari hidung Vian ... lelaki itu tentunya tidak akan tinggal diam, ia langsung mendorong Vian, hingga akhirnya tidak ada pergerakan lagi dari adik tirinya itu.

"Astaga! Vian!!"

Yang terjadi selanjutnya adalah suara tamparan keras dari Bunda yang diberikan pada Rizky, karena lelaki itu telah membuat adiknya terkapar dengan kepala mengucurkan darah karena kepala Vian itu terbentur tembok dapur yang teksturnya sangat keras.

"Bunda gak akan maafin kamu kalau sampai terjadi sesuatu pada adik kamu!"

Rizky tidak menyesal, jujur ... ia tidak akan menyesal karena sudah melakukan itu.

***

.
.
.
.
.

.
.
.
.

.
.
.

.
.

.

TBC

*,*,*,*,*,*,*,*,*,*,*,*,*,*,*,*,*,*,*,*,*,*,*,*,*,

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Selasa
11/05/2021
22.51

CUTE (BAD) BOY || BxB || SOONWhere stories live. Discover now