#19

12.8K 979 23
                                    

Hari ini adalah hari terakhir latihan, itu artinya Aqila jadi jarang bertemu dia.

Entah senang atau sedih, senang karena bisa pulang dan bertemu Mama, Papanya. Bicara soal Mama? Yaa, Mama Aqila memutuskan pulang karena ada urusan mendadak.

Sedih, karena akan jarang bertemu dengannya.

"Dor"

Aqila memegang dadanya kaget, "Yaela. Bisa banget buat gue jantungan lo Put!"

"Siapa itu Put?" tanya seseorang dengan suara serak dan berat.

Aqila mengedip-ngedipkan matanya beberapa kali, mati kau! Itu siapa? Mana dia di taman ini sendirian, sepi lagi. Anjer. Syetan ya?

"Lo siapa?" Aqila benar-bebar tidak berani membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa sebenarnya yang ada dibaliknya.

"Kenalin saya mbah genderuwo. Kamu jangan lagi-lagi ngelamunin saya, oke tau kalo kamu kangen sama saya." jawabnya.

Idih! Ini syetan apa syaiton, kenapa pede banget, batin Aqila menggerutu.

"Hua, kenapa lo pede banget sih tan? Kan gue jadi gakut alias gagal takut" Aqila menutup matanya dan pura-pura menangis, berdoa semoga si syetan peka dan segera menghilang dari hadapannya.

"Eh kamu nangis ya?"

"Hua dasar syetan gak peka banget! Iyala lo pikir gue tertawa" Aqila pura-pura terisak lebih keras,

"Eh-udah dong jangan nangis, gue panik nih" seseorang memegang pundak Aqila dari belakang,

"HUA SYETANNYA MEGANG PUNDAK AKU ASTAJIM." Aqila merapalkan bacaan pendek yang dihapalnya.

Bismillahirohmanirrohim.
Alhamdulillahirobbalalamin.
Allahuakbar.
Astaghfirullahaladzim.

Aqila terus merapalkan bacaan itu berkali-kali.

"Dingin ya udaranya, hm"

Horor sumpah syetannya, "Panas kali." Aqila masih tetap menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Disini dingin udaranya keleus"

Selain gak peka, horor, ternyata pinter ngelawak juga ini syetan, Aqila menghembuskan nafas keras, "Fix lo bukan syetan" Aqila memberanikan diri menghadap belakang,

O-ME-GA-T.

"Elo! Ih dasar" Aqila memukul-mukul lengan Iqbaal, "Kesel hua kesel!"

Iqbaal terkekeh, "Hehe, ya lo. Udah jelas-jelas itu suara gue, masih gak peka juga."

"Yang gak peka lo kali"

"Enak aja. Elo juga" Iqbaal menoyor Aqila,

Aqila menatap Iqbaal sengit, "Oh jadi main tangan... okelah." Aqila menaikkan lengannya lalu mengambil ancang-ancang.

"Siapa takut" Iqbaal bergerak lebih cepat, dia menggelitiki perut Aqila tanpa ampun.

"Haha, udah udah gakuna ini" Aqila mencegah tangan Iqbaal yang ingin menggelitikinya lagi.

"Gamau." Iqbaal menjulurkan lidahnya.

"Ih!" Aqila lebih gencar menggelitiki Iqbaal, Iqbaal tak tinggal diam dia menggelitiki Aqila balik.

"Udahan, Udahan. Setoppp" Iqbaal menyilangkan tangannya membentuk huruf X.

"Tadi katanya gamau, sekarang minta stop. Dasar abg labil" Aqila menghentikan gelitikannya, dan berpindah tempat dari perut Iqbaal sekarang ke pipi nya.

Aqila menoel-noel pipi Iqbaal, "Dasar abege labil, abege labil... ck ck ck"

"Ih dasar nenek cerewet, nenek cerewett.." Iqbaal menarik pipi Aqila, lalu tertawa keras, "-HAHAHAHAH si jelek ternyata berpipi tembam. HAHAHA udah jelek jadi makin jelek deh"

Aqila mencurutkan bibirnya, "Dasar sinting!" bisiknya, tapi masih terdengar di telinga Iqbaal.

"Cocok dong kita, jadi si jelek dan si sinting. Mau gak jadi pacar gue?" ucap Iqbaal.

Jantung Aqila seketika berhenti berdeta, eak, dia menolehkan kepalanya pelan, dan berkedip-kedip, "Ha?"

Dari ribuan kata yang ingin dia tanyakan, hanya kata itulah yang bisa dikeluarkan dari mulut cantiknya itu.

Iqbaal mengangkat bahunya, "Ya gitu, mau gak?" Iqbaal menatap Aqila dengan tatapan memohon.

Aqila mengernyitkan alis, lalu "HAHAHAHA candaan lo bikin baper anying"

"Ish!" Iqbaal menggeplak lengan Aqila, lalu menghembuskan nafas pelan.

"Apa sih sakit keles!"

"Gue gak canda!"

"Ciyus lo?!"

"Demi cilung rasa sambalado!"

"Lucu sumpah, saking lucunya gue gak bisa ketawa!"

Iqbaal memutar bola matanya sebal, "Jadi gimana? Mau kagak?!"

"Yha biasa dong, gapake tanda seru napa!"

"Ye elo aja pake napa gue kagak!" Iqbaal menjulurkan lidahnya lagi.

Aqila gantian memutar bola matanya, "Serah"

"Ih gantung lo, gimana?" tanya Iqbaal.

"Ya gitu."

"Gausah pehape deh, tau gak, digantung itu sakit sumpah" Iqbaal memegang dadanya.

"Ih baperan dasar. Abege baperan, Abege baperan" Aqila menoel pipi Iqbaal untuk kedua kalinya,

"Au ah gelap" Iqbaal memalingkan wajahnya,

"Ya..ngambekan dia. Iya deh iya"

"Iya apa?!"

"Ya.. iya. Iya ya iya."

"Oke fix Aqila u're my girlfriend now." Iqbaal tanpa sadar sudah memeluk tubuh mungil Aqila.

Jantung Aqila berdetak kencang sekarang. Dia berharap semoga Iqbaal tak bisa mendengarnya,

"Jantung lo gaselow banget"

-tapi terlambat.

"Ih gausah ngeledikin deh, sama jantung lo juga." Aqila juga mendengar jantung Iqbaal berdetak sama kerasnya dengannya.

"Hehe, itu kan tandanya kita saling sayang"

Lah? Emang iya?

Iyain aja deh.

"Iya hehehe"

Lucky Partner [idr]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang