I like you, I like you, I like you;

1.1K 237 15
                                    

"Gimana kamu sama dia?"

Jaemin kembali menyesap batang rokok yang sudah mengecil, menghembuskan asapnya dengan kasar. Mata masih menjelajahi hilir mudik manusia yang ada.

Sementara Renjun, beralih mengambil sebatang rokok yang Jaemin siapkan. Menyalakan dengan pematik berwarna merah terang, pematik yang sengaja Jaemin beli untuk dirinya.

Tidak langsung menghisap, Renjun malah membiarkan rokok itu terbakar sampai setengahnya. Abu jatuh tepat di atas aspal. Berterbangan kesana-kemari tertiup udara.

"Manis."

Jaemin membasahi bibir bawahnya, mengingat kembali pertengkaran yang terjadi antara dia dan Jeno. Yang semua berawal terjadi karena pria mungil bermarga Huang.

"Ah... Jeno pasti udah cerita semuanya, ya?"

Rasa pahit di rongga mulut Jaemin tidak sebanding dengan pahitnya kenyataan bahwa ia telah kalah telak. Pupus mati sebelum sempat memberi afeksi.

"Jaemin maaf. Aku gak bisa bertanggung jawab atas perasaan kamu."

Asap rokok sengaja Jaemin hembuskan ke depan wajah Renjun. Tersenyum mencibir seolah kalimat barusan adalah kalimat terlucu yang pernah ia dengar.

"Bukan salah Lo kok, Ren. Gue nya aja yang cupu."

Rokok di tangan Renjun telah habis terbakar, abunya tidak bersisa karena sang angin sudah membawanya pergi menari-nari di alam bebas. Meninggalkan kehampaan di sela jemari.

"..... Tapi, gue belum terlambat, kan?"

Renjun mengernyit, dadanya masih terasa bergemuruh sejak pertama kali sosok Jaemin muncul dihadapannya.

"I like you, I like you, I like you, Ren. Udah. Lo cuma perlu tau itu aja."

Lagi dan lagi, Renjun merasa jantungnya seakan melengos. Membawa serta jiwa dan raga yang entah hilangnya kemana. Hanya diam yang mampu ia sampaikan. Pada pernyataan cinta yang bahkan Jaemin sendiri pun sudah tau jawabannya.

"Aku gak tau harus bilang apa selain maaf, Jaem."

Jaemin terkikik geli. Menertawakan kepedihannya sendiri. Patah hati yang ia buat ternyata cukup mengoyak relung hati. Padahal masih ada satu harap yang belum terpenuhi, bisa melihat senyum Renjun tanpa henti.

"Gak perlu ngerasa bersalah gitu, Ren. Perasaan gue ini, jangan lantas Lo jadiin beban, ya. Gue beneran pure suka Lo aja, gak ada niat lebih buat nuntut Lo balik sukain gue."

"Tapi tetep aja aku gak enak sama kamu..."

"Lo tau perasaan gue aja, itu udah cukup buat gue. Dah sana pergi, Jeno udah jemput Lo, tuh..."

Renjun mengikuti arah pandang Jaemin, dan benar, Jeno sudah di sana. Berjalan mendekat kearah mereka dengan raut muka yang tidak bisa di tebak.

Namun sebelum Jeno benar-benar membawanya pergi, kalimat terakhir dari Jaemin cukup mampu mengusik akal sehat Renjun.

"Gue pernah baca salah satu poem di novel favorit gue, dan gue rasa itu cocok banget buat keadaan gue sekarang. Huang Renjun, I don't know how to flirt, so I'll just stare at you until you marry me."

Dan Renjun sadar, sejak saat semuanya terungkap, sejak saat Jeno mulai memasuki hidupnya, merubah seluruh warna yang telah ia torehkan, hingga pada hal serumit Jaemin yang ternyata juga menyukainya, ia sadar, bahwa ia sebenarnya sedang terperangkap.

Terperangkap di lingkaran tanpa ujung yang sering mereka sebut, cinta dan drama.

🌈🌈

[Pause]

[Saya ganyangka ternyata ada yang mau baca cerita ecek-ecek punya saya ㅋㅋㅋ buat kalian yang udah mampir, terimakasih banyak, ya🙏]

Pelangi; NoRen ✓✓Where stories live. Discover now