Part 15 : Tujuan Kemarin Malam

7.3K 609 60
                                    

Salah satu cara untuk membangunkan Dimas selain diteriaki, yaitu dengan menaikkan suhu kamar tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salah satu cara untuk membangunkan Dimas selain diteriaki, yaitu dengan menaikkan suhu kamar tidurnya. Kalau pendingin ruangan sudah dimatikan, pasti sepuluh menit kemudian tidur lelaki berhidung mancung itu akan segera terganggu. Cara ini ditemukan Tari, Mama Dimas, sejak Dimas kelas tiga SMA dan diberitahu ke Brisia seminggu yang lalu.

Katanya, Brisia bisa pakai cara kalem itu untuk membangunkan Dimas. Kalau mau cara yang lebih cepat, tentu saja dengan diteriaki. Walau Dimas pada dasarnya tidak sulit untuk dibangunkan.

Dan Brisia akan mencoba menggunakan cara kalem itu pagi ini. Dia sudah terjaga sejak setengah jam yang lalu, tetapi suaminya masih belum juga bangun. Kali aja dia bisa mendapat morning kiss dari Dimas sebelum pergi membuat sarapan. Kalau lebih juga dia sangat tidak keberatan.

Senyum di bibir Brisia terkembang saat melihat Dimas mulai bergerak tidak nyaman dalam tidurnya. Setelah itu, seperti yang sudah bisa dia duga, Dimas mengubah posisi tidurnya jadi menghadap Brisia. Ada kerutan tidak nyaman dahi Dimas yang menunjukkan kalau tidurnya tidak nyaman.

Sambil menutup matanya, Brisia menempel dahinya ke bibir Dimas. Selama lima detik dahinya merasakan kelembutan bibir Dimas. Dia ingin berlama-lama, tapi nanti Dimas keburu bangun. Seperti ini sudah cukup. Dia tidak akan meminta lebih.

Asalkan Dimas tetap disisinya, Brisia sudah bersyukur.

Brisia menarik perlahan tubuhnya tepat pada detak jantung kelima. Saat dia mendongak, mata Dimas ternyata udah terbuka menatapnya. "Apa yang kamu lakukan?"

"Cuma nyuri morning kiss dari bibir kamu."

"Kamu tahu itu tindakan pelecehan?" tanya Dimas masih setengah mengantuk.

"Kalau kayak gitu pelecehan, yang tadi malam apa?" tantang Brisia yang mendapat dengusan kesal dari Dimas.

"Kamu sudah dapat apa yang kamu mau semalam. Tolong, jangan ganggu tidur aku," ketus Dimas kembali menutup matanya.

"Aku maunya hati kamu, bukan having sex sama kamu." Brisia mengatakan ini dengan suara keras sampai Dimas kembali membuka matanya. "Kamu tahu itu mustahil. Jangan menginginkan sesuatu yang nggak bisa kamu dapatkan. Kecewa itu nggak enak."

"Pengalaman pribadi ya?" goda Brisia sambil tangannya terulur untuk membuat pola abstrak di lengan Dimas.

"Bagus kalau kamu tahu. Jadi, jangan berharap untuk mendapatkan hati aku lagi." Dimas menepis jari telunjuk Brisa dan menatapnya penuh peringatan.

"Kamu yakin nggak bisa? Tubuh kamu sudah aku eksplore loh semalam. Siapa tahu besok hati kamu," bisik Brisia sensual.

Dimas terkekeh lalu menaikkan selimutnya sampai ke leher. "Ah, ya. Kamu perlu tahu. Aku mau having sex sama kamu karena aku mau kamu mengandung anak aku."

Raut wajah Brisia berubah. Senyum menggodanya pudar berganti tatapan horor. "Dimas, kamu bercanda kan?"

"Aku serius. Meski aku nggak cinta sama kamu, tapi aku tetap ingin punya anak," jawab Dimas sambil menutup matanya. Dia tahu, Brisia pasti akan menentang ide ini. Entah alasannya apa. Dia tidak peduli. Jika anak bisa membuat hidup wanita ini menderita, Dimas dengan senang hati akan menghadirkan seorang anak di antara mereka berdua.

Drama QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang