03

468 68 14
                                    

Seulgi mengetahui segalanya tentang Seungwan dan begitu juga sebaliknya terkadang tanpa bicara pun mereka sudah saling memahami.

Tapi hal itu tidak membuat mereka berdua akrab. Dengan segala perbedaan yang mereka miliki tak membuat mereka saling melengkapi.

Seungwan dengan kecerdasan otak yang luar biasa, dia juga pandai dibeberapa bidang lain.

Sedangkan Seulgi unggul di bidang non akademik terutama seni, meski dalam bernyanyi Seungwan lebih menonjol tapi keduanya sama sama memiliki bakat dalam hal itu.

Seulgi dan Seungwan berada di universitas yang sama hanya saja Seungwan lulus satu tahun lebih dulu sebelum Seulgi.

Bukan berati Seulgi adalah anak yang bermasalah tapi memang Seungwan memiliki kesempatan untuk lulus lebih cepat.

"Ku bilang aku ini tidak bodoh."

Seulgi beranjak dari bangku nya lalu meninggalkan kelas begitu juga dengan Krystal yang menyusul Seulgi dan meninggalkan Sehun yang sedari tadi mengungkit tentang saudarinya yang bisa lulus lebih cepat.

Seungwan memang selalu terlihat hebat dimata semua orang, Seulgi sendiri juga tau itu. Namun tidak bisakah orang lain tidak membicarakan hal itu padanya?

"Apa untung nya lulus lebih cepat, kakak ku saja masih pengangguran." Tukas Seulgi.

"Semua orang memiliki nasib berbeda, tapi lihat saja nanti" Krystal berusaha menyamai langkah kaki seulgi yang terburu buru.

"Menyebalkan." Decih Seulgi lalu berjalan mendahului Krystal.

"Ya! Kang Seulgi!" Teriak krystal.

Satu satunya orang yang bisa merubah sifat dingin Krystal adalah Seulgi. Hanya gadis sipit yang notabennya 'sahabat' sekaligus calon saudari ipar nya itu yang bisa membuat dirinya terlihat bodoh dimata orang orang.

"Jangan hiraukan perkataan Sehun, seperti yang kita tahu dia selalu bertingkah seperti anak berkebutuhan khusus."

"Ya!" Seulgi membalikan badannya secara tiba tiba dan itu membuat tubuh mereka bertabrakan. "Dia itu pacarku!"

"Lalu?" Tanya Krystal mengerutkan dahinya heran, semua orang tau Sehun adalah kekasih Seulgi, tapi dia sedang kesal pada Sehun dan sekarang malah memarahi Krystal.

"Jadi jangan bilang begitu!" Tukas Seulgi.

"Ya!" Krystal membalas teriakan Seulgi. "Dia juga kakak ku, jadi apa masalah nya jika aku berkata seperti itu? Lagi pula dia juga mengatai mu bodoh."

"Kalau begitu ejek saja kakak mu tapi jangan ejek pacar ku!"

Krystal menghela nafas dalam dalam sambil mengepalkan tangan nya dan menatap tajam Seulgi. "Ini lah alasan hubungan kalian selalu bertahan lama, sama sama idiot ternyata." Setelah itu Krystal pergi meninggalkan seulgi.

"YA! JUNG SOOJUNG!"

-

"Hei, kamu tau anak baru pindahan dari Jepang?" Tanya seorang gadis yang tiba tiba memutar tubuhnya ke arah meja yang ada dibelakang nya, tepatnya meja milik Sooyoung.

Sooyoung memiringkan kepalanya lalu menggeleng "Tidak, siapa namanya?"

"Dia cantik? Apa kelebihan yang dimilikinya?" Tanya Sooyoung sambil memainkan pulpen secara berputar ditangan nya.

Jennie merontasikan mata nya malas "Kau selalu mengandalkan informasi dari ku." Tukas Jennie jengkel

"Tidak, kau duluan yang membuatku penasaran." Tukas nya. "Jadi?"

"Aku belum tau namanya, tapi yang aku tahu dia adalah anak kutu buku yang mengambil semua perhatian orang orang, dia aneh gerak geriknya um- dia berjalan sambil menunduk dan ketika berbicara pun hanya terdengar seperti gumaman." Jelas Jennie.

"Lalu kenapa dia dapat perhatian semua orang?" Tanya Sooyoung yang sepertinya tidak akan tertarik dengan gadis yang sedang mereka bicarakan.

"Otaknya! Cerdas! Ku dengar dia memiliki saudari tapi sudah meninggal."

Sooyoung tidak memberikan respon, dia hanya mendengarkan perkataan Jennie tentang anak baru yang itu dengan wajah datar.

"Lalu?"

Jennie mengangkat kedua bahunya "Entah, seperti nya kau tidak tertarik jadi lupakan saja."

"Ya! kamu berbicara seakan aku akan menganggu nya jika aku tertarik!"

"Aku tidak tahu tapi bukan nya itu memang benar?"

Sooyoung berdecak, "Sudahlah aku malas berdebat. Sebaiknya kita cari pencerahan." Sooyoung berdiri menarik tangan Jennie lalu menariknya keluar.

"Pencerahan? Maksudmu?" Tanya Jennie yang tangan nya masih digenggam erat oleh Sooyoung.

"Lapang basket." Sahut Sooyoung yang terus berjalan dan membiarkan Jennie terseret seret dibelakang nya.

"Tidak buruk." Tukas Jennie "Mataku juga sedikit lelah mungkin akan segar kembali setelah melihat–"

"Berhenti, bahasa mu membuatku jijik." Decak sebal Sooyoung saat Jennie terlihat sangat bersemangat untuk melihat para siswa laki laki yang sedang bermain basket dilapangan.

"Hey kita memiliki niat dan tujuan yang sama bukan? Kau hanya terlalu gengsi untuk mengakuinya."

"Lalu haruskah aku mengatakan nya?"

Jennie tertawa mengejek saat mendengarkan perkataan sahabat karibnya itu "Haha, tidak perlu. Aku sudah tau bahkan jika kamu tidak mengatakan apapun."

"Maka berhentilah berbicara." Ujar Sooyoung.

-

Seperti gadis lainnya, Yerim juga memiliki sahabat karib yang selalu menemaninya kemana pun dia pergi.

Dua gadis bermarga Kim itu sudah bersahabat sejak lama.

Mereka sangat akrab, bahkan terkadang terlihat seperti saudari kandung karena mereka selalu menempel dimana pun dan kapan pun.

"Yerim!" Panggil gadis cantik bernama Saeron yang kini berjalan menghampiri nya dengan tas berwarna hitam dipunggung nya.

"Kenapa berteriak seperti itu? Telinga ku sakit! Jika saja kakak mengizinkan ku untuk mengumpat, aku akan mengeluarkan semuanya setiap kali kau berteriak padaku"

Saeron menyenggol tangan Yeri mengunakan sikut nya "Bermimpi lah, anak kecil mana mungkin diizinkan untuk mengumpat."

"Ya! Sudah ku bilang berhenti memanggilku seperti itu, lagi pula aku anak kecil saat dirumah saja, jika diluar aku adalah seorang senior dan kita juga seumuran, bahkan kamu lebih muda dari ku." Ujar Yerim.

"Apa yang sedang kau bicarakan? Aku tidak paham. Bahasa mu berbelit, seperti anak kecil yang baru belajar bicara." Lagi lagi Saeron mengejek Yerim dengan berpura pura tidak mengerti perkataannya.

Yerim memejamkan matanya sambil mendengus sebal "Kamu saja yang terlalu bodoh sampai sampai tidak mengerti ucapan ku." timpal Yerim.

"Hey jika aku bodoh mana mungkin aku selalu masuk 3 besar setiap tahunnya!"

"Setidak nya aku yang selalu diposisi nomor satu, jadi kau masih lebih bodoh dari ku." Tukas Yerim kemudian berjalan mendahului Saeron.

"Yang benar saja? Dia tidak mengumpat tapi perkataan nya selalu menyakiti."


- F -

Serenity | Red Velvet Where stories live. Discover now