Chapter 1: Lost

22 10 6
                                    

Bunga-bunga yang terlelap selama musim dingin pun bangun dan menunaikan tugasnya perindah dunia.

Perempuan pirang yang duduk di depan meja riasnya tak bisa menyembunyikan kebahagiaan yang meluap di dada. Pipi sudah diwarnai merah muda bahkan sebelum diberi perona.

Hari ini, 30 Maret. Hari ia dan sahabatnya, Arima Kousei, mengikat diri satu sama lain dalam hubungan yang direstui Tuhan.

Kousei dan Kaori tidak menjalin hubungan romansa, hanya sepasang manusia yang bersahabat sejak bangku sekolah menengah. Tiga bulan yang lalu, di bawah salju yang turun satu-satu, Kousei melantangkan perasaannya dan melamar Kaori.

Untunglah Kaori juga menyimpan rasa yang sama untuknya, tak terbayang semalu apa bila bukan Kousei yang dicinta Kaori.

“Apa aku cantik?” tanyanya pada perias wajah.

“Anda semakin cantik, Arima-san pasti senang.”

Kaori tatap pantulan dirinya di cermin. Wajah bulatnya dipoles bedak putih tebal, lipstik merah menyala mempertegas bentuk bibirnya, dan riasan wajah lain turut mendekorasi. Shiromuku putih bersih melekat di tubuh mungilnya dan menutupi rambut pirang yang terurai sepinggang.

Ia harap perias wajah itu benar. Kaori harus jadi wanita paling cantik di pernikahannya agar Kousei tak berpaling.

Ralat, bukan hari ini saja, untuk seterusnya ialah yang tercantik di mata Arima Kousei.

Burung-burung mengepakkan sayap berlatar belakang langit biru, suara kicauannya seakan memberi tahu dunia kebahagiaan Kaori yang selangkah lagi akan bersatu dengan kekasih hati. Matahari mengucapkan selamat melalui sinarnya yang lembut, angin pun berbisik halus. Mendukung suasana hati Kaori yang benar-benar baik.

“Kao-chan!” Pintu didobrak, Kaori hapal pemilik kebiasaan ini. Perias pengantin yang tengah berkemas dikejutkan olehnya.

Sawabe Tsubaki.

“Tsubaki-chan? Ada apa?” Kaori memutar tubuhnya sedikit, ia dapati ekspresi khawatir dari sahabatnya dan Kousei itu.

“Kousei hilang!”

[]

Thirty Three ✔️Where stories live. Discover now