Putri pun berlari dan Sintya pengejarnya. Mereka pun bermain hingga matahari mulai tenggelam.
"Tya udah capek nih!" ucap Sintya sambil selonjoran di bawah pohon.

"Putri juga, kita mandi yuk!" ucap Putri.

Kini mereka selesai mandi dan berjalan menuju meja makan.
"Good night Ma/Tan."

"Good night Pa/Om."

"Good night sayang," jawab Ginandar dan Silvana.

Mereka pun memakan makanan mereka dengan tenang. Setelah mereka selesai makan, mereka berkumpul di ruang keluarga.

Mereka sibuk dengan urusan mereka masing-masing, seperti Ginandar yang sibuk dengan berkas-berkas kantornya, dan Silvana yang sibuk mengecek berkas keuangan butiknya.

Tiba-tiba lampu rumah mereka padam, "Mama!!/Tante!!" teriak Sintya dan Putri.

"Jangan panik sayang, sebentar papa ambil lilin dulu."

Ginandar pun mengambil lilin yang berada di laci ruangan itu dan menyalakannya.

"Papa ngecek listrik dulu ya," ucap Ginandar setelah ia selesai menaruh lilin di meja dan bersebelahan dengan berkas penting Ginandar dan Silvana.

"Mama juga mau ke dapur dulu, mau ambil minum," ucap Silvana tak lama setelah Ginandar pergi dari ruangan itu.

Kini di ruangan itu hanya terdapat Sintya dan Putri. "Tya ayo main kejar-kejaran yuk!" ajak Putri.

"Tapi kan gelap put," ucap Sintya.

"Kan ada lilin, kita kejar-kejarannya di ruangan ini aja!" ucap Putri.

"Oke deh!!" ucap Sintya pasrah dan mulai mengejar Putri.

Mereka pun bermain kejar-kejaran hingga Putri tidak sengaja menyenggol kaki meja ruangan tersebut dan mengakibatkan lilin yang ada di meja tersebut terguling dan membakar berkas-berkas penting milik Ginandar dan Silvana.

Saat itu juga Ginandar dan Silvana sudah kembali ke ruangan itu dan juga lampu rumah tersebut sudah kembali menyala.

"Astaga!! Berkas penting kita kebakar pa!!" teriak Silvana ketika ia melihat berkasnya yang berada di atas meja terbakar.

"Astaga!! Bagaimana ini ma!? Kita bangkrut ma!!" ucap Ginandar.

"Ini semua pasti gara-gara mereka berdua ma!!" lanjutnya sambil menunjuk ke arah Sintya dan Putri.

Silvana pun pingsan gara-gara dia shock.

"Ini semua gara-gara kalian," ucap Ginandar kepada Sintya dan Putri.

"Tapi kita tidak sengaja om," ucap Putri.

"Iya pa, kita tidak sengaja," sahut Sintya.

"Alasan aja!!" ucap Ginandar,

"Mulai detik ini juga kalian pergi dari rumah saya, saya tidak mau muka kalian lagi!! Dan kamu putri, mulai saat ini kamu bukan keponakan saya lagi!! Dan kamu Sintya, mulai sekarang kamu bukan lagi anak saya dan hapus marga Fisher dari namamu karena saya tidak sudi punya anak pembawa sial seperti kamu!!" lanjutnya.

"Kalo Putri pergi dari sini Putri tinggal dimana om?" tanya Putri.

Kedua orang tua Putri telah meninggal 2 tahun yang lalu karena kebakaran rumah, dan mulai saat itu Putri tinggal bersama keluarga Fisher.

"Saya tidak peduli itu!" jawab Ginandar.

"Silakan kalian pergi dari rumah saya!" lanjutnya sambil menunjuk ke arah pintu.

"Ayo put kita pergi dari sini," ajak Sintya kepada Putri.

Mereka pun pergi dari rumah keluarga Fisher dan berjalan tak tentu arah, mereka sempat menjadi gelandangan beberapa bulan dan pernah juga tidak makan selama 5 hari hingga Putri meninggal dunia karena kelaparan.

Setelah pemakaman Putri yang dibantu oleh warga sekitar, Sintya pun kembali berjalan menyusuri jalan untuk mencari makanan sisa yang dibuang di tempat sampah.

Ia pun terus berjalan dan berjalan hingga sepasang pasutri menghampirinya dan mengangkatnya sebagai anaknya.

Flashback off

"Jadi begitu ceritanya," ucap Sintya.

"Bararti lu kakak gue?" tanya Anggel.

"Iya," jawab Sintya.

"Berarti gue panggil lu kak, boleh dong?"

"Boleh kok," jawab Sintya.

"Dek tinggal bareng keluarga kakak yuk," ajak Sintya.

"Emang boleh kak?"

"Insyaallah boleh kok."

"Yaudah yuk kita pulang, kita kemas barang yang mau kamu bawa," ucap Sintya.

"Iya kak," ucap Anggel,

"Bentar kak, aku pamit dulu sama Bang Farid, lanjutnya.

"Bang Farid!!"

"Iya dek, ada apa?"

"Anggel mau pulang, Abang jaga markas dengan baik ya!"

"Iya dek," jawab Farid,

"Oh iya, itu di samping Adek itu bukannya ketua mafia yang tadi menyerang markas kita ya? Kok sekarang sama Adek? Adek kenal?" tanya Farid.

"Ini kakak kandung aku bang, namanya kak Sintya. Dan dia juga ketua dari Gold Monster, mafia yang tadi nyerang markas kita," jawab Angeel.

"Abang belum faham sama apa yang kamu ceritain," ucap Farid.

"Nanti kalau ada waktu pasti Anggel ceritain, sekarang Anggel pulang dulu! Assalamualaikum," pamit Anggel.

"Hati-hati di jalan dek, Waalaikumsalam," jawab Farid dan diacungi jempol oleh Angeel.

TBC.

Sampai sini dulu ya...

Bagaimana kabar kalian?

Kangen nggak sama cerita ini? Ataukah kangen sama author nya?

Jangan lupa vote dan komen!

Komen next sebanyak banyaknya ya:)

See u next part 💙

_kolorkocheng

NAGEEL [Selesai]Where stories live. Discover now