"Mau makan dimana?"

"Emh aku pengen mie ayam boleh?"

"Makan nasi dulu baru makan mie ayam ya?" Negosiasi Al. "Nasi padang ya?" Pinta Aubrey hang langsung di angguki Al.

"Tapi makannya pangsung dirumah makan padang Al" pinta Aubrey menatap Al penuh permohonan. Al hanya bisa mengangguk menyetujui, dari pada gadisnya marah.

Setelah sampai di tempat makan padang Aubrey dan Al langsung memilih bangku yang kosong.

"Makan disini satu porsi" pinta Al pada pelayan. Yang langsung dituruti, Al dan aubrey terbiasa makan satu piring berdua. Berhubung porsi makan mereka yang sedikit hanya membutuhkan satu porsi makanan. Bukan Al tidak mampu tapi begitu adanya, lagi oula Aubrey pun tidak mau jika harus makan beda piring dengan Al.

"Mari dinikmati mas mbak" pelayang wanita menyuguhkan pesanan mereka dengan mata yang tidak lepas dari Al.

"Mata nya ngga boleh nakal mbak sama suami saya" sinis Aubrey sembari mencuci tangan dengan air yang disediakan dimangkok kecil, lalu mengelapnya dengan tisu.

"Maaf. Saya permisi" kepalang malu pelayan itu meninggalkan sepasang manusia itu.

Al terkekeh mengelus pucuk kepala Aubrey mendapat perlakuan seperti itu sang gadis hanya tersenyum manis.

"Aaaa.." tutah Aubrey menyupi Al sesuap nasi dengan tangan.

Al menerimanya dengan senang hati, keduanya menikmati makan mereka dengan sesekali Aubrey meyuapi Al. Tidak sedikit yang menatap mereka dari beberapa pandangan. Jika mereka iri tandanya tak
Mampu.

Setelah selesai makan. Seperti permintaan Aubrey tadi, Al membawanya pada tukang mie ayam yang tidak jauh dari kantor.

Al dan Aubrey bukan orang pemilih tempat makanan, selagi makanan itu bersih kenapa tidak?.
Keduanya duduk di kursi dan meja kayu yang tersedia.

"Kamu mau?" Tawat Aubrey mengangkat satu suap Mie ayam berbaso.

"Aku kenyang kamu aja"

"Aku ngga bakal abis tau" Aubrey mengerucutkan bibirnya menatap mangkok mie ayam yang baru satu suapan masuk ke dalam mulutnya.

"Ya gak papa biarin aja"

"Sayang tauuu"

Al menghela nafasnya, kebiasaan Aubrey yang tidak bisa mengahbiskan makananya tapi tidak rela mekanan itu di buang. Tipikan orang penyayang.

"Nanti aku yang abisin" putus Al pada akhirnya.

"Katanya kenyang"

"Kan sayang kalau di buang by" Al mengelus pelan pipi Aubrey.

"Aku suapin aja biar makannya samaan" putus Aubrey menyodorkan sesuap mie ayam pada Al yang akhirnya di terima dengan setengah hati.

Setelah keluar dari tukang mie ayam keduanya memasuki mobil Al yang terparkir sembaran dipinggir jalan.

Membukakan pintu untuk Au rey masuk dengan tangan yang menjaga kepala Aubrey agar tidak terpentok lalu memasangkan selftbelt nya. Setelahnya Al memgitari mobil memasuki pintu bagisn kemudi.

Saat hendak jalan Aubrey menahan untuk tidak jalan. Aubrey melepas sabuk pengaman yang dia pake yang menimbulkan kerutan di dahi Al.

"Kamu mau ngapain?"

"Sebentar" setelahnya Aubrey sedikit mencondongkan badannya lalu berpindah duduk dipangkuan Al menghadap Al, memeluk erat leher Al menyandarkan kepalanya di bahu.

"Aku kira kenapa" Al mengelus punggung ramoing Aubrey lalu menjalankan mobilnya ke arah rumahnya.

Al memilih pulang dibanding balik lagi ke kantor, melihat Aubrey yang mulai lelah dan diapun yang ingin bermanjaan dengan sang gadis.

"Sayang jang gerak-gerak" larang Al pada Aubrey yang sejak tadi tidak bisa diam, manhan sesuatu yang bersentuhan langsung dengan milik Aubrey.

"Ada yang ganjel" bisik Aubrey ditelinga Al, bukanya Aubrey tidak tau hanya dedikit menggoda sang kekasih. Bisikan Aubrey sukses membuat yang di bawah sana mengacung semakin tegap, menusuk milik Aubrey.

"Ahhh..." Aubrey merutuki dirinya yang kelepasan, niat menggoda dia yang mendapat imbas.

"Iya mangkanya diem ya" pinta Al mengelus paha mulus Aubrey.

"Aku mau balik lagi ke kursi samping" mewanti-wanti sesuatu yang akan terjadi.

"Sebentar lagi sampe. Kamu diem aja"

Aubrey hanya diam merutiki kebodohanya, dan menikmati sesuatu yang menusuk miliknya walau ada pembatas celana dikeduanya.

LOVE STORY|| ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang