14: Into the Real Debacle

69 14 0
                                    

Part 14: Into the Real Debacle

"Hah..."

Aku melempar badanku di atas kasur. Sejenak kututup kelopak mataku, mencoba mengusir segala penat yang berada di badan.

Berlari penuh selama hampir 20 menit itu adalah pengalaman baru yang sangat melelahkan, juga menegangkan tentunya. Tetapi semua rasa lelah ataupun tegang itu entah kenapa tidak menjadi beban sama sekali karena sosok Yazmine yang selalu menyegarkan suasana.

Yazmine yang selalu penuh dengan lelucon konyol serta pembawaannya yang membuatku tenang dan nyaman di saat bersamanya. Keberadaan gadis itu seperti semilir angin di tengah cuaca panas. Menyegarkan.

Di saat aku membuka mata, jam menunjukkan pukul 9. Sudah lewat waktu makan malam.

Perutku langsung bergerumul sesaat setelah aku bangun.

"Apa masih ada makan malam yang tersisa?" gumamku sembari berusaha mengangkat badanku untuk beranjak dari kasur. Gaya gravitasi nya sangat kuat.

Sesampainya di lantai bawah, aku langsung bergegas menuju dapur, yang tentu saja sudah sepi. Laudine pasti sedang menonton acara infotaiment tentang artis kesukaannya atau tertidur. Sedangkan Suzy, mungkin dia tengah membaca buku yang tidak kupahami genre nya.

"Bagus!"

Ternyata Ma menyisakan makan malam untukku. Segera kuambil pisau dan garpu.

"Jean? Kau belum tidur?" Suara Suzy yang berasal dari belakang sontak membuatku yang sedang mengunyah makan tersedak. "Astaga, maafkan Ma. Ini. Minum dulu."

Aku langsung menegak habis segelas air yang diambilkan Suzy. Ia menepuk-nepuk pelan punggungku.

Kami terdiam setelahnya. Aku fokus menyuapkan makanan ke dalam mulutku dan Suzy terus-terusan memandangiku. Entah apa yang tengah ia pikirkan.

"Jean. Kenapa ada banyak daun di rambutmu?"

Daun? Aku berpikir sejenak mengapa bisa ada daun di rambutku.

Ah! Kolam air mancur! Pasti asal daun itu dari sana. Sial, bagaimana aku menjelaskannya kepada Suzy?

"Eum... ItuㅡAku tadi pergi ke taman dan tidur di atas tanah." Jawabku, lagi-lagi berbohong.

"Kenapa kau tiduran di atas tanah?"

Hah... Dengan apa aku akan menjawab pertanyaan yang satu ini?

Aku mengangkat kedua bahuku, "Agar lebih dekat dengan alam? Mungkin...,"

Suzy menggangguk pelan mendengar seluruh bualan tak masuk akal ku itu. Sepertinya dia juga sudah muak mendengar ucapan sampahku sehingga tak berniat bertanya apa-apa lagi. Baguslah.

Aku melanjutkan kegiatan makanku yang bahkan belum kumulai karena kedatangan tiba-tiba Suzy. Kukunyah makanan dengan canggung karena Suzy tetap tidak melepaskan pandangannya dariku.

"Ada apa, Ma?"

"Tidak ada apa-apa." Suzy menggeleng pelan. "Kau sudah besar ya, Jean. Kini kamu sudah tahu banyak hal dan pasti ada banyak pertanyaan di kepala mu itu akan hal di dunia luar yang sebelumnya jarang kamu lihat, bukan?"

"Kenapa pertanyaan Ma sangat melakonlis?" Aku meletakkan pisau dan garpuku, memusatkan perhatian sepenuhnya pada Ma "Ya, tentu saja. Tapi sejauh ini, aku menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaanku itu kok."

"Termasuk mengenai Debacle?"

Jantungku langsung berdebar kencang usai mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Suzy. Apa jangan-jangan ia mendengar pembicaraanku dengan Yazmine beberapa hari lalu?

debacle of emotionsWhere stories live. Discover now