Lima

13 0 0
                                        

Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari setengah jam yang lalu tapi gadis dengan tatapan sedingin es itu masih setia duduk didalam kelasnya.

Fara dengan berat hati harus pulang duluan karena hari ini ia ada janji jadi tidak bisa menemani Arra hari ini.

Kebiasa Arra lainnya adalah ia selalu berdiam diri didalam kelas selama yang ia bisa.

Berdiam diri didalam kelas adalah pilihan yang tepat untuk Arra. Bukan tanpa alasan ia memilih kelasnya, karna hanya kelasnya yang sepi walau banyak teman sekelasnya yang mempunyai kegiatan tambahan disekolah tapi tak ada satupun yang kembali ke kelas dan itu adalah alasan Arra tetap menetap didalam kelas selama yang ia bisa.

Arra mengeluarkan ponselnya, membuka sebuah aplikasi chat lalu melihat grup chat yang ia buat. Tak ada yang menarik dalam ponselnya, ia hendak memasukan kembali ponselnya namun tak jadi ketika ponselnya tiba-tiba berdering.

Arra menghela nafas panjang saat melihat nomor yang tertera dilayar ponselnya.

"Hall---" belum selesai mengucapkan kata 'Hallo' Arra langsung terdiam dengan ekspresi berbeda.

Siapa yang membuat seorang Arra langsung diam membisu seperti ini? Siapa sebenarnya orang itu. Orang yang sudah membuat seorang Arrabella Allysius Elvarette terdiam bahkan sebelum ia mengucapkan kata 'Hallo'.

°°°°°°°°°°°°

Jarang-jarang Dima bermain game dirumah bersama adiknya. Biasanya Dima main sendiri atau biasanya juga adiknya main game sendiri karna keduanya berbeda sekolah dan mempunyai kesibukan masing-masing.

Raditya namanya. Ia adik satu-satunya dan hanya berjarak satu tahun dari Dima jadi terlihat layaknya seperti teman sebayanya.

Berbeda dengan Dima, Radit lebih memilih masuk SMK walau terbilang baru masuk tahun ini, namun ia bahkan sudah dekat dengan kakak kelas disekolahnya. Terbukti saat Radit pernah jatuh dari motor, rumahnya hampir sama seperti kantin sekolah yang dipenuhin dengan siswa karna kakak kelas dan teman-temannya Radit.

"Tumben banget nih anak Mama dua-duanya ada dirumah semua." Ucap Stela lalu meletakan camilan diatas meja.

"Iya nih bang tumben banget lo ada dirumah pas gue lagi dirumah. Biasanya juga kalo gue dirumah, lo gapernah ada." Kata Radit masih sibuk dengan stick game ditangannya.

"Yailah kayak lo gak gitu aja." Dengus Dima.

Awas... Eh mampus ah terus terus." Suara keduanya terus-terusan terdengar seru sekali bahkan saat ponsel Dima terus menerus berderingpun ia enggan menyudahi permainannya.

"Kak, itu hp kamu bunyi terus lho." Ucap Stela pada anak sulungnya.

"Biarin aja Ma, palingan juga dari duo kucrut." Jawab Dima masih setia dengan pandangan kedepan.

"Tapi itu bunyi-bunyi terus kasian temennya. Mama angkat aja ya." Setelah mengucapkan itu, Stela menjawab panggilan dari ponsel Dima.

"Hallo, ini Mama nya Dima" ucap Stela pada seseorang disebrang sana.

"....."

Stela tersenyum, "Ada kok, sebentar ya." Stela menatap anak sulungnya yang masih fokus pada gamenya. "Kak, ini pacar kamu telpon."

"Pacar? Beneran pacar lo bang?" Tanya Radit saat Mama nya mengatakan jika yang menelponnya itu adalah pacarnya.

Radit dan Stela hafal sekali dengan sifat Dima. Ia memang sering menjalin hubungan dengan banyak perempuan, tapi ia sama sekali tak pernah memberikan nomor ponsel pribadinya pada siapapun kecuali orang-orang terdekat. Dima pasti memberikan nomor ponsel satunya lagi yang memang khusus untuk grup kelas dan untuk orang yang menjalin hubungan dengannya itupun tak pernah bertahan lama maka tak heran jika Stela tersenyum menggoda dan Radit yang terlihat terkejut.

Hello ArrabellaWhere stories live. Discover now