HS09: Nope

21 5 0
                                    

Vote aja dulu, siapa tau suka❤️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Vote aja dulu, siapa tau suka
❤️








"Hahahha. Krystal!

"Sudah cukup, kurasa tak akan ada yang mendengar kita." Dibarengi tawa geli keduanya.

"Gimana keadaan Suga? Sehat?"

"Sehat paman, jangan khawatir. Ayah merawatnya sangat baik" jawab Krystal.

"Baguslah kalau begitu."

"Ya paman.
Em... paman, apa Ayah harus mengetahui ini? Apa Ayah juga harus datang kesini?" tanya Krystal.

"Nggak perlu. Toh bukan kamu juga yang salah. Memang Ara yang bodoh. Ia malah memperlihatkan dirinya padamu."

"Tak apa, jangan kuatir. Biar aku yang selesaikan ini. Sekarang kembalilah ke kelas." ujar Kepala Sekolah.

"Baik paman." jawab Krystal sambil tersenyum menang, berniat kembali ke kelasnya.



Ceklek

Krystal sempat mematung saat menutup pintu. Ia terkejut mendapati Hero tengah berdiri sendirian dengan kedua tangan yang terlipat didepan dadanya.

"Lo nguping ya" gumam Krystal terdengar kesal.

"Engga. Gue cuman... nungguin lo. Btw, tadi lo ngobrol apa didalem? Kok lo bisa santai ketawa-tawa didepan Pak Seokjin?" tanya Hero.

"Bukan urusan lo." sahut Krystal lalu meninggalkan Hero menjauh dari ruang kepala sekolah, Pak Seokjin.

"Atau... lo lebih suka om-om ya?" celetuk Hero, yang membuat Krystal menghentikan langkahnya mendadak.

"Gila lo ya." sahut Krystal kesal lalu kembali melangkahkan kakinya.

"Eh, mau kemana? Bercanda kali. Jangan marah lagi, heyy" kata Hero cengengesan, lalu tersenyum lebar.




Kepala sekolah bernama Seokjin ini sahabat dekat Paman Suga dan merupakan teman seprofesinya dulu.

Namun sekarang Seokjin harus mengelola sekolah ini karena ayahnya yang seorang mafia meninggal. Hanya dia dan ibunya yang mengurus sisa harta yang ditinggalkan ayahnya, sekolah ini salah satunya.

Itulah mengapa Krystal dan Seokjin bisa akrab, namun tak diketahui oleh warga sekolah.







🍂🍂🍂



Bel pulang sekolah berdering, membuat siswa siswi kegirangan membereskan peralatan sekolah dan memasukkannya kedalam tas mereka.

Tapi tak berlaku pada Vallen, ia meninggalkan seluruh bawaannya dilaci sekolah. Ia hanya membawa tas kosong dibahunya.

Segeralah ia mengajak Jeno keluar menghampiri kelas Krystal, dan pulang bersama saudara-saudaranya.

"HEh... batu Krystal, tadi lo kenapa dipanggil kepala sekolah?" tanya Vallen membuka pembicaraan.

"Iya, lo juga belom cerita ke kita." sahut Lea.

"Biasa. Ara. Cari gara-gara sama gue."

"HAH? Serius?" tanya Bara.

"Hah Heh HAH Heh aja lo. Iyaa serius." jawab Krystal.

"Lo diapain Ara?" kali ini Jeno yang bertanya.

"Di gampar doang dua kali."

"HAH, astagadragon. Serius lo?"
Pasti menyangkut Hero si Anime Jepang.
Gila emang si Ara. Jelas-jelas disini ada orang ganteng yang nungguin dia, kenapa coba matanya cuma liat Hero doang." celetuk Vallen.

"Heh, buntelan babi. Ngomong apasi" kata Zea.

"Tau ni ikan cucut, nyawa lo belum penuh ya!" Lea menyahut.

"Heh anakan Garaga ga waras lo ya." bentak Bara meledek.

"Lo nggak kenapa-napa? Tangan lo gimana? Masih sakit?" tanya Jeno menatap tangan Krystal.

"Eh iya anjir, tangan lo berdarah" kata Vallen sambil meraih tangan Krystal. "Buruan ke UKS, ayok gue anterin. Kalian tunggu sini bentar."

"Apa si. Gak sakit." sahut Krystal berusaha menyangkal.

"Heh cebol. Tangan lo berdarah geblek. Cuman ganti perban doang susah. Buruan ah. Jen ikut gue." kata Vallen memaksa.



Sampailah mereka di UKS sekolah. Vallen masih kebingungan mencari perban. Seluruh laci sampai kotak P3K sudah diobrak-abrik namun hasilnya nihil.

"Kalian disini dulu, gue beli perban diapotik sebelah bentar. Jangan kemana mana!" ujar Vallen lalu meninggalkan Jeno dan Krystal.

"Sini tangan lo. Biar gue buka perbannya." kata Jeno sambil meraih tangan Krystal. "Gue mau nanya"

"Tanya aja" sahut Krystal

"Sebenernya, lo udah lama jadi pembun-"


Brak!











...
to be continue






Mau tanya nih, enaknya nickname Vallen harus diganti Haechan atau tetep Vallen aja?

Takut kalo readers bingung🙄

HEADSHOT | HeroWhere stories live. Discover now