5

496 97 23
                                    

Buat nemenin puasa kalian aku up cerita ini lagi ya. Mudah2n cepet selesai deh biar bisa garap yang lain, hihi...

Happy Reading
**

Senyum tak pernah surut dari bibir Mika, untuk sekian lamanya akhirnya ia kembali sekolah di antar oleh sang papa. Papanya juga dua hari ini tak pergi ke kantor, memutuskan untuk bekerja dari rumah dan menemaninya.

"Semangat banget kamu berangkat ke sekolah. Jangan bilang kamu sudah punya pacar?" Mata sang papa yang tengah menyetir di sampingnya memicing membuat Mika terkekeh.

"Ih, enggak. Apaan sih, papa. Aku cuma seneng. Udah lama kan papa gak ngenter aku sekolah."

Sebenarnya Mika memgatakannya dengan nada biasa saja, tapi entah mengapa papanya menjadi lebih pendiam.

"Pa?"

Laki-laki separuh baya itu sedikit terlonjak, tampak sedikit terkejut, mungkin ia sedikit melamun.

"Maaf, ya. Papa akhir-akhir ini semakin sibuk. Kamu pasti kesepian di rumah."

Usapan lembut Mika dapatkan di kepalanya, gadis itu tersenyum lirih, papanya memang selalu sibuk, bahkan nyaris tak memiliki waktu untuknya apalagi sebulan belakangan ini.

"Iya, gak apa-apa. Toh papa sibuk kerja kan, buat Mika juga kok."

Papanya hanya berdehem dan setelah itu percakapan beralih ke topik lain, papanya tampak sengaja mengalihkan percakapan mungkin agar suasana di antara mereka tak terlalu canggung.

"Belajar yang rajin, ya. Nanti sore papa jemput."

Mika mengangguk senang. Setelah mencium pipi papanya ia keluar dari mobil, melambaikan tangan memgiringi mobil yang bergerak semakin menjauh. "Hati-hati, pa!" teriaknya yang memarik perhatian sebagian siswa yang lalu lalang, Mika tak terlalu mempedulikannya, ia terus melambai sampai mobil papanya tak terlihat.

"Di antar om Ridwan?"

Teguran dari arah belakang mengejutkan gadis itu, ia berjenjit sedikit dan mengusap dada sambil menatap kesal pada Rama yang tertawa melihatnya.

"Iya. Kak Rama baru datang?" Ia balik bertanya.

Sebenarnya itu hanya pertanyaan basa-basi. Mika jelas tau jika Rama baru saja tiba maka laki-laki ini akan datang mengendarai motor atau mobilnya, tentunya bersama pacarnya. Sedang laki-laki ini tak mengendarai apapun, hanya menenteng tas dan helmnya di kedua tangan.

"Udah lumayan lama. Kamu udah baikan? Yakin udah bener-bener sembuh?"

Mika mengangguk sebagai jawaban. Keduanya berjalan bersama memasuki gerbang.

"Rama! Kamu dari mana aja?! Aku nyari kamu dari tadi!" Tak lama gadis yang paling cantik di sekolah mereka pun muncul, bergelayut manja di lengan Rama.

"Aku nyamperin dulu Mika. Kaget aja liat papanya ngenter dia kesekolah." Rama menjelaskan. Tatapannya kembali pada Mika. "Eh, udah lama, ya. Berapa tahun terakhir kali papa kamu nagnterin kamu?" Rama tampak tengah mengingat-ingat.

"Ck, Apaan sih. Gak penting juga, udah kayak artis yang di anter presiden aja. Udah, yuk. Aku laper, kita kan mau sarapan bareng."

Mika hanya mampu menyerngit mendengar rengekan Fara, wanita itu berbicara dengan nada kelewat manja. Bahkan bagi Mika sudah seperti rengekan anak tiga tahun yang ingin membeli balon, terlalu berlebihan.

"Iya, bentar, ya." Ajaibnya Rama terlihat tak keberatan sama sekali, padahal Mika tau jelas laki-laki ini tak terlalu menyukai wanita yang bertingkah manja. Tapi mungkin inilah kekuatan cinta, cinta bisa mentolelir apapun bahkan sesuatu yang tak kita sukai sekali pun.

My CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang