27. Things are Getting Worse

117 16 24
                                    


****

[Masih di hari yang sama]

George memutuskan untuk tinggal di kelas. Ia masih belum mau bertemu dengan Lando karena hubungan mereka belum membaik. Laki-laki itu duduk di bangkunya. Berkutat dengan buku biologi dan ditemani satu kotak susu cokelat di sebelah bukunya.

Dari pada memikirkan hubungannya yang terus menerus memburuk dengan Lando, lebih baik ia menyiapkan diri untuk ulangan tengah semester yang sebentar lagi akan diadakan.

"George, dicariin tuh sama Flan." Baru mengerjakan lima belas soal, suara dari Karina –teman kelas George– menginterupsinya.

George menengadahkan kepalanya untuk menatap Karina sesaat, kemudian melempar pandangannya ke koridor depan kelasnya. Ia bisa melihat Flan tengah menunggu di koridor melewati jendela kelasnya.

"Thanks, Kar."

Tanpa menunggu waktu lama, George segera meninggalkan buku biologi dan juga susu cokelatnya untuk menghampiri Flan yang sedang menunggunya.

"Hai," sapa George, menepuk pundak Flan.

Flan membalikan tubuhnya yang berhasil membuat George terperanjat kaget saat melihat mata sembab Flan.

"Flan, lo kenapa?" George bertanya dengan panik.

"Gue pengen cerita. Tapi gak di sini."

"Lapangan basket mau? Di sana sepi." Usul George yang dibalas anggukan kecil oleh Flan.

Mereka berdua kemudian pergi ke lapangan basket indoor yang berada di lantai bawah dekat lapangan upacara.

Sampainya di sana, Flan segera menumpahkan semua air matanya dan bercerita soal hubungannya dan Lando yang semakin memburuk.

"Kemarin Lando bilang, dia nggak mau jadi temen gue lagi. Gue gak mau kaya gini George! Gue udah nganggep Lando kaya kembaran gue sendiri." Cerita Flan pada George.

George diam sejenak. Ia tidak tega melihat Flan menangis seperti ini. Selama ini George masih bisa menoleransi Lando yang selalu marah atau kesal saat melihat dia dan Flan bersama. Menurut George, itu adalah hal wajar bagi seorang sahabat yang tidak mau kehilangan sahabatnya. Mengingat Lando dan Flan yang sudah sangat dekat sejak mereka kecil.

Tapi kali ini, George benar-benar tidak bisa menoleransi tindakan Lando lagi. Menurutnya Lando sudah keterlaluan. Ini egois namanya.

"Gue mau nyamperin Lando sekarang." Kata George. Tanpa menunggu Flan, ia bangkit dari tribune dan berjalan keluar dari lapangan basket.

Flan yang panik, langsung buru-buru mengikuti George. Takut kalau Lando dan George sampai bertengkar.

oOo

George sampai di kantin. Ia mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan Lando. Seperkian detik mencari, George akhirnya menemukan keberadaan Lando. Laki-laki itu tengah berkumpul bersama Charles dan Alex. Ada Max juga yang beberapa saat lalu akhirnya kembali setelah menghabiskan waktunya bersama Jane.

Tanpa pikir panjang, George langsung menghampiri Lando. "Lando!" Tegur George yang membuat Lando menolehkan kepalanya ke arah George.

Tidak hanya Lando, teman-temannya yang lain pun ikut memperhatikan George yang datang dengan wajah emosi.

"Ngapain lo?" Tanya Lando, bangkit dari duduknya.

"Lo sadar gak kalo lo udah bikin Flan nangis? Cuma gara-gara dia lagi deket sama gue, lo gak perlu kali buat jauhin Flan sampe segala kasar ke dia. Sadar, goblok, dia cewek!" Semprot George.

"Bego." Umpat Lando yang terpancing emosinya. Ia menggebrak meja kemudian berjalan mendekati George, "Semuanya juga gak bakalan jadi gini kalo bukan gara-gara lo, anjing!" Teriak Lando sembari mendorong bahu George yang mengakibatkan laki-laki itu mundur beberapa langkah.

Charles, Alex dan Max pun dengan sigap berdiri dan mengambil ancang-ancang kalau saja dua teman mereka bertengkar.

George mencoba tenang. Tidak mau terpancing oleh emosi. Ia mengatur napasnya yang memburu.

"Mikir dong lo kalo ini salah lo juga. Lo egois." Kata George, "Flan cuma temen lo, lo gak punya hak buat ngelarang dia deket sama cowok lain—"

BUGH!

Belum sempat George menuntaskan kalimatnya, Lando melayangkan bogem mentah tepat di wajah George. Itu membuat George oleng ke belakang. Mereka berdua menjadi pusat perhatian kantin kali ini.

"Gak usah belagu lo, tai! Lo baru kenal Flan!" Bentak Lando.

George yang tadi masih sabar menghadapi Lando, kini sudah muak. "Maksud lo apa tai mukul gue?!" Bentak George balik sembari membalas pukulan Lando. "Gue udah sabar ya anjing sama lo!"

Keadaan kantin seketika menjadi riuh. Charles, Alex dan Max kelabakan. Mereka menyingkirkan meja dan kursi, kemudian mencoba memisahkan George dan Lando.

"Woi! Woi! Udah, anjing, lo pada jangan berantem! Tar ada yang ngelapor ke Pak Toto!" Lerai Charles sembari memegangi tubuh Lando dibantu oleh Alex. Sedangkan George, dipegangi oleh Max.

"Gak usah banyak bacot lo, George! Semuanya juga gak bakalan gini kalo bukan gara-gara lo!" Teriak Lando, sembari menendang kursi yang ada di dekatnya.

"WOI TAI! KALO NENDANG LIAT-LIAT ANJING! KENA KAKI GUE NIH!" Pekik Alex melepas tubuh Lando dan berganti mengusap tulanh keringnya.

****

ape dah banyak drama.

hehe, btw i have playlist untuk cerita kefi. cek aja di spotify ^_^ linknya ada di bio kok ^_^

jangan lupa like ya (and i feel so happy kalo kalian mau jadi mutual di spotify or instagram ^_^)

btw guys, vote komen ya 😃👍 sorry banget telat update 😃 i'm kinda busy belakangan ini 😃

20 Oct 2021
-Tasya S

kefi // lando norris [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang