09. Es Krim

143 20 40
                                    


****

Jarum jam sudah menunjukan pukul tujuh malam. Usai bel pulang berbunyi, Lando –yang dari tadi emang udah pengen banget buat pulang– langsung semangat berdiri dari kursi dan pergi keluar dari kelas bimbelnya.

"Woi lah! Lelet banget lo!" Lando berucap di ambang pintu sembari mengomeli Flan yang saat ini tengah sibuk memasukan binder dan alat tulisnya ke dalam tas.

"Sabar dikit napa sih," sahut Flan seraya menyelempangkan tasnya di pundak dan berlari kecil menghampiri Lando yang sudah menunggunya di ambang pintu.

"Lelet." Cibir Lando, tanpa izin dari Flan, laki-laki itu lalu menarik tangan Flan dan mengajaknya menuruni anak tangga, menyusuri koridor, sampai akhirnya mereka sampai di parkiran gedung tempat mereka les.

"Langsung pulang atau nyari makan dulu nih?" Tanya Lando sembari menyodorkan helm pada Flan.

Flan menerima helmnya dari tangan Lando, lalu memakainya, "Pengen es krim." Pinta Flan.

Lando yang kepalanya sudah terpasang helm, langsung mengernyit sembari menatap Flan dengan tatapan horror.

"Gila lo? Malem-malem gini makan es krim. Kalo sakit baru tau rasa," omel Lando seraya duduk di atas motornya dan mengeluarkan motornya dari parkiran, "Buruan naik." Suruh Lando yang langsung dituruti oleh Flan.

"Tapi gue pengen makan es krim," kata Flan, masih kekeuh dengan permintaannya.

"Gak." Tolak Lando mentah-mentah sembari mengendarai motornya ke jalan raya.

"Ih! Kok lo malah ngatur-ngatur sih? Gak mau tau pokoknya anterin beli es krim!" Perintah Flan, menepuk pundak Lando dengan kencang.

"Sakit, tolol!" Teriak Lando dari balik helm dan reflek memukul lutut Flan yang terbalut celana sweatpants.

"Ya makanya anterin!" Flan berucap masih kekeuh dengan pendiriannya, yaitu meminta es krim pada Lando.

Lando berdecak, "Kalo lo sakit gue gak nanggung ya." Peringat Lando.

"Ck, iya ih."

"Yaudah."

"Asik!" Sorak Flan bergembira, lalu memeluk pelan tubuh Lando dari belakang.

Dan entah kenapa, perlakuan Flan tadi membuat darah yang ada di tubuh Lando mengalir lebih deras. Laki-laki itu menjadi salah tingkah. Hal aneh lainnya yang terjadi pada Lando adalah jantungnya tiba-tiba berdetak lebih kencang dari biasanya.

Mampus, gue kenapa jadi tremor gini nih?

oOo

Sesuai permintaan Flan tadi, Lando pun mengajak temannya itu ke sebuah kedai es krim yang biasa mereka kunjungi usai pulang sekolah.

Flan memutuskan untuk memesan es krimnya sendiri, sedangkan Lando menunggu di meja sembari memainkan ponselnya.

Setelah mendapatkan pesanannya, Flan lalu berjalan menghampiri Lando dengan kedua tangan yang membawa mangkuk es krim rasa matcha dan cokelat.

Lando langsung menyimpan ponselnya ketika melihat Flan kembali dan menaruh dua mangkuk berisi es krim di hadapannya.

"Lah? Kok beli dua? Kan gue udah bilang kalo gue gak makan es krim," kata Lando.

"Kata siapa ini buat lo? Ini semua buat gue kali," kata Flan acuh dan mulai menyendok es krimnya.

Lando menatap Flan dengan tatapan ngeri, "Apa lo liat-liat? Mau gue colok mata lo?" Tanya Flan, masih sibuk memakan es krimnya.

kefi // lando norris [AU]Where stories live. Discover now