11. Usai Futsal

129 20 41
                                    

Happy reading!

****

Dari dalam kantin —yang emang bersebelahan sama lapangan futsal—, Flan masih bisa menonton Lando yang sekarang sibuk berlari mengejar bola di tengah lapangan futsal.

Bel pulang sudah berbunyi sejak setengah jam yang lalu, namun Flan masih berada di sekolah karena harus menunggu Lando.

Flan menghela napas. Ditemani dengan segelas milo yang sekarang es di dalamnya sudah mencair, Flan menopang dagunya dengan kedua tangan sembari menatap kosong ke arah lapangan futsal.

"Lama banget," gumam Flan, kemudian menyeruput es milo yang dari tadi sudah setia menemaninya.

"Flan?"

Suara dari seseorang membuat Flan menolehkan kepalanya ke samping. Ada George yang tengah berdiri di samping Flan dengan tas ransel yang terselempang di pundaknya juga jaket hijau lumut yang sekarang terpasang di badannya. Laki-laki itu tanpa izin menarik tempat duduk di hadapan Flan dan duduk di sana.

"Oh. Hai, George," sapa Flan, "Nggak ikut latihan?" Tanya Flan saat melihat George yang masih memakai seragam batik sekolahnya alih-alih memakai baju olahraga.

George menggeleng, "Nggak. Gue izin, gara-gara tadi ada bimbingan sama pembina lomba," jawab George, "Lo sendiri kenapa belum pulang?"

"Tuh," Flan menjawab sembari menunjuk lapangan futsal dengan dagunya.

George mengikuti arah dagu Flan. Ia melihat segerombolan anak laki-laki tengah bermain futsal di lapangan. George tidak mendapati Lando di sana. Jadi ia bertanya pada Flan untuk memastikan. "Nungguin Lando?"

"Iya," sahut Flan singkat.

George terkekeh pelan, "Kaya lem kalian. Nempel terus," kata George yang hanya dibalas cengiran kecil oleh Flan. Tidak lama kemudian George melihat Lando datang. "Itu Lando dateng tuh," kata George lagi sembari menunjuk Lando di belakang Flan dengan dagunya.

Flan memutar badannya. Ia bisa melihat Lando tengah berlari kecil menghampirinya dengan tangan kiri yang menenteng sepatu futsal. Kini kaki laki-laki itu terlapis sandal jepit.

"Mampus nih paru-paru gue keknya bakalan busuk." Gumam Flan saat melihat badan Lando yang kebanjiran keringat.

"Yok, Flan, cabut— lah? Lo ngapain di sini, monyet? Katanya bimbingan," kata Lando saat melihat sosok George yang duduk di hadapan Flan.

"Udah kelar,"

"Kirain alesan doang buat bolos latihan," sahut Lando meledek George.

"Yee tai, emangnya lo?"

Lando hanya memasang wajah mengejek untuk membalas ucapan dari George. Laki-laki itu kini beralih menatap Flan yang masih duduk di kursinya dengan jari jempol dan telunjuk yang menjepit hidungnya.

"Lo ngapain, bego?" Tanya Lando keheranan.

"Nyelametin paru-paru,"

oOo

Akibat paksaan dari Flan, Lando akhirnya mau menyempatkan dirinya untuk mandi di sekolah.

"Udah wangi nih," kata Lando usai dia keluar dari kamar mandi.

Flan yang menunggu di depan kamar mandi langsung bangkit dari tempat duduknya ketika melihat Lando yang akhirnya selesai melakukan kegiatannya di kamar mandi.

"Nah gini kan enak. Paru-paru gue jadi aman,"

"Gini nih aman," Lando berucap sembari meraih tubuh Flan dan mengapit kepala temannya itu di ketiaknya.

kefi // lando norris [AU]Where stories live. Discover now