"Mulai sekarang dia anak gue."

"Bukan berarti dia manggil lo Papa---"

"Apa, Mama?" goda Damares membuat Auva merasa geli.

"Najis! Geli gue, pergi nggak lo! Sebelum anak gue bangun, dia nggak bakalan butuh lo lagi!" usir Auva.

Karena malas berdebat dan terasa geli juga saat memanggil Auva 'Mama' akhirnya Damares memilih pergi saja dan ia yakin jika nanti bakalan dipanggil Auva lagi.

Ranayya tentunya membutuhkan dirinya juga.

🐈

Motor Damares terparkir rapi di deretan motor sport lainnya. Memasuki basecamp dan malah mendapatkan siulan dari teman temannya.

Melihat jam yang melingkar di tangannya. Pantas saja sudah ramai di basecamp, ternyata jam pulang sekolah dari tiga puluh menit yang lalu.

"Ciee Papa muda udah pulang," ledek Gempano melihat Damares yang duduk disofa bersama yang lainnya juga.

"Enak benar, dapat satu bonus satu," timpal Nevano. "Gue juga mau lah, nyari janda anaknya yang gadis." mempertahankan gelar playboy-nya.

"Lah ngeri, mainnya udah sama janda aja." Seno bergidik ngeri.

"Dikasi jatah." tawa Gempano pecah disusul yang lain.

"Sialan lo! Gue bercanda doang!" Nevano menoyor kepala Gempano.

"Ciee berjandaaa," ledek Gempano dan langsung kabur takut jadi amukan Nevano.

Sedangkan mereka yang berada di basecamp lantai atss tertawa keras. Gempano sih sudah melarikan diri dan kini Nevano mengejar lelaki itu.

Wajah tampan mereka tentunya masih lebam namun tak separah kemarin. Sekarang sudah agak lumayan.

🐈

Selama Ranayya belum sehat, Auva tak akan pernah tenang.

Omong kosong jika Ranayya tak butuh Damares lagi. Buktinya, sekarang Damares harus menjemput Ranayya untuk pulang kerumah.

Karena sudah diperbolehkan pulang setelah seminggu lamanya dirumah sakit dan Damares juga setiap hari harus menjenguk Ranayya sesuai kemauan gadis kecil itu.

Sedangkan Auva, malah perang dingin dengan Damares. Sudah seminggu juga Auva izin tak masuk sekolah.

"Papa nggak bakal kemana lagi kan? Bakalan tinggal dirumah, Rayya. Tinggal sama Mama, Uncle Raka juga?" tanya Ranayya yang berada dipangkuan Damares.

Auva sedang membereskan perlengkapan Ranayya memasukan kedalam tas. "Dia nggak bisa ikut kita, Rayya," ucap Auva tanpa menoleh.

"Kenapa, Pa?" bukannya bertanya pada Auva. Ranayya langsung menanyakan pada Damares.

Auva yakin, jika ada kedua orangtuanya. Maka Ranayya tak akan pernah mencari Papa-nya. Kasih sayang untuk Papa bisa Ranayya dapatkan dari Bokap Auva.

Kedua orangtua Auva meninggal saat Ranayya berusia 2 tahun. Akibat kecelakaan beruntun yang menewaskan puluhan orang termasuk kedua orangtuanya. Saat itu hari ulang tahun Ranayya yang ke-2. Mungkin karena terburu buru membuat orangtuanya tak fokus.

"Kata siapa nggak bisa ikut. Papa bisa kok ikut Rayya. Cuman nggak bisa tinggal dirumah, Rayya."

Rasanya masih mengganjal sekali, biarpun seminggu ini berlatih memanggil dirinya Papa didepan Ranayya. Membayangkan punya anak di usia muda, membuat Damares merasa geli saja.

Apalagi, Auva, kenapa gitu harus Damares. Nggak ada cowok lain, mau menghindar dari marabahaya malah anaknya yang mengajak bermain bersama marabahaya.

"Kenapa? Kalo Rayya punya Papa 'kan bisa tidur sama sama. Sama Rayya, Mama, Papa dikamar."

Glek. Auva terdiam, sedetik kemudian ia menatap Damares yang kini sedang menatap dirinya juga.

"Rayya, jangan suka meminta hal konyol yang nggak akan bisa Mama kabulin, paham?" tegas Auva.

Ranayya menunduk takut, mengangguk kecil. "Paham, Ma."

Setelah itu, mereka pun pulang. Damares mengantar Auva dan Ranayya pulang. Saat sampai dirumah, Nenek Ani sudah menunggu dan membawa Ranayya masuk kedalam.

Dalam perjalanan saja hanya keheningan, karena Ranayya sibuk dengan ipad-nya.

Auva dan Damares keluar dari mobil bersamaan. Lelaki itu memandangi Auva di seberang mobil dengan meletakkan tangannya di atas kap mobil.

"Gue bakal bersikap baik sama lo hanya didepan anak gue! Setelah itu jangan harap!" kata Auva yang kesal jika kasih sayang anaknya untuk dirinya harus dibagi dengan orang lain, apalagi Damares yang notabe adalah musuh baru Auva.

"Terserah lo!" ujar Damares dengan aura dinginnya.

Mereka tentunya berakting baik didepan Ranayya sesuai perjanjian seminggu yang lalu. Permusuhan mereka masih berlanjut tentunya.

Damares mendapatkan telepon dan segera pergi. Auva menutup pagarnya saat mobil lelaki itu menjauh dan tentunya sudah membawa barang-barangnya keluar dari mobil Damares.

-JAGA JARAK KEMATIAN-




SEE YOU

P R A G M A ✓ (TERBIT & LENGKAP)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن