27 | Hidden Gems.

Comincia dall'inizio
                                    

"Btw gua mau tanya deh, kita ini tawuran masalahnya apaan bro?" tanya Dandi bingung.

"Dua hari lalu, gua lagi di jalan baru balik dari minimarket, terus gua liat cewek lagi dicegat sama 5 orang cowok. Pas gua samperin ternyata Gita. Pas jalan balik dari took kue dia dicegat sama anak-anak Aigator. Kayaknya mereka mikir kalo Gita juga bagian dari Cangkemanz deh, terus pas gua narik tangan Gita buat masuk moil, salah satu dari mereka ngajak tawuran. Gua bilang aja jawabannya nanti bergantung ketua." Jelas Gangga dan semuanya mengangguk.

"Loh? Ini para gadis juga ikutan?" Beni bersuara sambil memandang kaget satu persatu gadis yang memakai pakaian hitam.

"Biarin aja. Lo lupa apa kalau mereka hidden gemsnya kita?"

"Theressa gak ikutan?"

"Nggak. Masih pemulihan cewek gua." Sahut Sabian sambil mengikat bandana hitam di dahinya.

Semuanya mengangguk. Rian mengecek jam yang melingkar pada pergelangan tangannya. Jam sudah menunjukkan pukul 15.00. Rian bangkit dari duduknya, ia menyambar kunci motornya yang diletakkan di atas meja.

"Nayla ayo. Yang lain juga langsung ke tkp. Gak usah bawa senjata." Semuanya mengangguk. Cilla dan Gangga berlari cepat dan masuk ke mobil mereka. Nico menaiki motornya dan diikuti oleh Irene di belakangnya. Dandi dan Sabian menghidupkan motor mereka masing-masing. Carollina langsung naik ke motor Dandi.

"Heh, lu kan tadi disuruhnya sama Beni curut."

"Udah Gita yang naik. Gua sama lo aja sih." Dandi menghela nafas dan menyuruh Carollina berpegangan karena ia akan menancap gas dengan kecepatan tinggi.

Suara bising kendaraan memenuhi jalanan. Para remaja yang memakai pakaian serba hitam memenuhi jalanan.

Hitam-hitam kayak lagi melayat gak sih...

Hanya membutuhkan waktu 15 menit. Mereka sudah sampai di tkp. Semuanya turun dari kendaraan masing-masing. Rian, Gangga, Dandi, Nico, dan Sabian berdiri pada barisan paling depan. Di belakangnya ada Beni serta anak buahnya yang lain. Para hidden gems Cangkemanz berada di baris keempat. Mereka sama sekali tidak seperti perempuan. Bentuk tubuh mereka yang sungguh ideal untuk ukuran perempuan, berhasil mereka tutupi sehingga menyerupai laki-laki.

Irene melihat Osvaldo berdiri di depan sana. Di tengah-tengah dan berhadapan dengan Rian. Osvaldo membuang punting rokoknya dan menginjak abunya. Ia menyembulkan asapnya tepat di wajah Rian.

"Heh wajah tampan cowok gua." Celetuk Nayla yang membuat Irene berdeck.

"Diem bego, nanti ketahuan kalo kita cewek." Nayla menutup mulutnya rapat-rapat.

"Hai, udah lama kita gak berjumpa." Osvaldo hanya basa-basi dan Rian hanya diam menatap remaja laki-laki di hadapannya dengan datar.

"Kalo Cangkemanz menang, lo harus kasih tau kita siapa yang bunuh Theo. Karena menurut saksi mata, salah satu dari kalian yang ngebunuh."

"Fine, tapi kalo Avigator menang, motor lo jadi taruhannya."

"Oke."

Osvaldo mengarahkan seluruh anak buahnya untuk menyerang. Semua anggota Avigator membawa senjata.

Tawuran itu berjalan sudah 10 menit lamanya, dan kebanyakan anggota Avigator yang tumbang duluan. Para hidden gems masih bertahan. Kini, Cilla sedang melawan Raynanda sendirian.

"Nyerah aja deh lo. Gak capek apa daritadi lawan gue?" memang benar, setelah membuat 5 orang tumbang, Cilla melawan Raynanda sendirian dengan tangan koson. Tongka baseball yang dipakai Raynanda tadi sudah Cilla patahkan.

Theressa [COMPLETED]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora