***

Hari ini adalah hari bebasku, hari dimana aku akan pergi keluar seorang diri tanpa adanya orang-orang yang mengikutiku kemana-mana seperti ekor.

Aku bersiap.

Memakai pakaian biasa yang tidak lupa dilengkapi jubah hitam menurut seluruh tubuhku karena kali ini aku akan berlibur seorang diri jadi aku akan pergi diam-diam dan menyelinap keluar melewati lorong rahasia yang diberitahukan sistem padaku.

Di perpustakaan pribadi yang ada di kastil ini, memiliki jalan yang tidak sembarang orang tahu termasuk mereka-mereka para gigol-- pegawai maksudku. Ya para pegawaiku yang bekerja di kastil ini yang isinya hanya berisi pria-pria tampan yang memanjakan mata.

Aku masih bertanya-tanya kemana perginya para pegawai wanita yang katanya tidak dibawa pergi oleh Marisa-- pemimpin kota ini sebelumnya. Apakah mereka tidak ingi kembali ke sini? Tapi kenapa?

Omong-omong kalian mungkin bertanya-tanya kenapa aku tahu nama pemimpin kota ini yang kabur itu, itu karena sistem yang memberitahunya. Jika tidak aku mungkin tidak tahu karena seperti yang kalian ketahui para pegawaiku itu tidak pernah menanyakan nama pemimpinnya apalagi mengingat namanya.

Miris.

Aku mulai berjalan menuju anak tangga ruang bawah tanah setelah tadi mencari-cari tuas yang menghubungkan pintu dengan ruang bawah tanah ini.

Sepanjang jalan, aku melihat banyak sekali lukisan perempuan. Lukisan perempuan cantik yang berbeda-beda tergantung menghiasi dinding namun entah kenapa aku merasa familiar dengan wajah-wajah itu. Terutama gadis cantik memaki baju putih berenda ungu yang tergantung manis ditikungan tangga ini.

Deg

Dia tersenyum manis sembari menggandeng tangan seorang laki-laki yang memakai pakaian yang terlihat sangat mahal seperti gadis itu. Mereka tampak bahagia namun entah kenapa mereka tampak familiar? Terutama laki-laki yang menggandeng tangan gadis itu dia memberiku perasaan yang tidak bisa dijelaskan.

Mengapa bisa begitu ya, padahal wajah pria itu tidak terlihat karena cahaya lilin yang aku bawa tidak sampai walaupun aku berjinjit.

Baiklah aku menyerahkan.

Aku tidak ingin ambil pusing untuk semua lukisan-lukisan ini karena semakin lama aku melihatnya, bulu kudukku berdiri seakan-akan mata salah satu lukisan itu memperhatikanku. Benar-benar horor yang bikin merinding.

Aku mempercepat langkahku, tidak peduli dengan lorong yang gelap gulita ini. Tujuanku adalah cepat-cepat keluar dari sini sekarang juga.

Beberapa menit aku berjalan menyusuri jalan yang akan aku tuju. Ternyata lorong tersembunyi tadi berakhir di sungai sehingga aku tidak terlalu kesulitan untuk mencari jalan ke pusat kota, dimana para rakyatku hidup.

"Jadi nona, siapa orang lusuh yang anda pungut ini?" tanya Erroll, menatap sinis sosok laki-laki berpakaian lusuh dengan jubah yang membungkus dirinya seperti diriku, laki-laki disampaiku ini terus saja menundukkan kepalanya sepanjang perjalanan kami ke kastil.

Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal dan otak yang berlarian kesana kemari mencari jawaban yang tepat untuk situasi saat ini karena aku juga bingung apa yang harus aku jelaskan.

"Erroll, bagaimana jika biarkan dulu dia masuk dan beristirahat," kataku sedikit berkeringat karena wajah Erroll yang tidak bersahabat.

"Nona, setelah pergi tanpa pamit. Anda membawa pria lain ke sini, apakah anda sudah bosan dengan kami sehingga anda mencampakkan kami begitu saja?" tanya Farga dan Fargo, dramatis.

Aku semakin berkeringat.

Sial kenapa mereka semua menatapku dari berbagai arah seperti menatap buronan yang sedang dikejar-kejar oleh polisi.

TBC

Terkadang ketika saya membaca lagi karya tulis saya, saya merasa bangga dan terkadang saya merasa tulisan saya tidak seburuk yang saya bayangkan jadi saya harap kalian juga merasa begitu.

Jika benar, semoga kalian betah membaca karya saya dan doakan semoga karya saya tidak monton dan membosankan.

Omong-omong selamat berbuka puasa bagi yang melaksanakan laku sampai jumpa.

Dinaaaoh

Akulah Sang Perdana MenteriWhere stories live. Discover now