Bab 4

415 32 2
                                    

Cahaya remang menyapa pelan retina mata yang perlahan terbuka. Sedetik kemudian mata itu terpejam kuat menahan rasa sakit di sekujur tubuh. Kyungsoo merasa tubuhnya remuk dan nyeri. Ia mencoba melawan rasa sakit itu dan membuka matanya kembali. Walau patah-patah Kyungsoo mengedarkan pandangan, ia menemukan para member tertidur di sudut kamar. Kyungsoo menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyuman. Ia beralih pada tangannya yang di gips. Kyungsoo menghela nafas berat, akan butuh waktu lama untuk menyembuhkan tangannya.

Sebenarnya Kyungsoo tak ingin bangkit, tapi hasrat ingin ke kamar kecil mau tidak mau harus ia penuhi. Meski sakit, Kyungsoo terus berusaha tapi nahas, ia terjatuh dari ranjang.

“Akhhh...” lirih Kyungsoo. Ia menahan tubuhnya dengan tangan kirinya, kakinya belum terlalu kuat.

Baekhyun yang mendengar suara seperti sesuatu terjatuh langsung terbangun. Ia terkejut melihat Kyungsoo berada di lantai.

“Kyungsoo-ya,” panggil Baekhyun seraya mendekat.

“Kau baik-baik saja?” tanya Baekhyun khawatir. Kyungsoo mengangguk pelan.

“Apa yang kau lakukan? Kenapa turun dari ranjang?”

“Aku hanya ingin ke kamar kecil hyung.” Kyungsoo bangkit dibantu Baekhyun.

“Seharusnya kau bangunkan kami untuk meminta bantuan, kajja aku temankan,” ucap Baekhyun.

“Gomawo hyung,” balas Kyungsoo. Ia dituntun Baekhyun menuju kamar kecil.

“Kau mau aku temani sampai ke dalam?” tawar Baekhyun. Kyungsoo menggeleng tegas.

“Aniya hyung, aku bisa sendiri,” tolak Kyungsoo.

“Kau yakin? Eumh, tapi baiklah. Jangan lama-lama, kau teriak saja jika terjadi sesuatu mengerti?” pesan Baekhyun. Kyungsoo segera mengangguk lantas menutup pintu kamar kecil.

Sesekali Baekhyun menguap menunggu Kyungsoo. Ia bolak-balik mengecek jam tangan setiap beberapa menit. Baekhyun takut Kyungsoo kenapa-kenapa didalam.

“Kyungsoo-ya, kau baik-baik saja?” tanya Baekhyun.

“Nee,” balas Kyungsoo dari dalam. Baekhyun menunggu lagi, ia bahkan mondar-mandir di depan pintu kamar kecil.

“Kyungsoo-ya, apa masih lama?” tanya Baekhyun lagi. Tapi kali ini tak ada jawaban.

“Kyungsoo-ya?” panggil Baekhyun sedikit khawatir. Tanpa pikir panjang Baekhyun langsung meraih knop pintu dan memutarnya.

“Kamjagiya!” ucap Kyungsoo. Ia baru saja akan membuka pintu tapi Baekhyun sudah terlebih dahulu membuka.

“Kenapa kau lama sekali? Aku pikir kau pingsan di dalam. Kenapa tidak menjawab panggilanku?” omel Baekhyun sembari berkacak pinggang. Kyungsoo berusaha menahan tawanya, ia tersenyum lantas mengajak Baekhyun kembali.

“Lebih baik kau tidur lagi, pagi masih lama,” ucap Baekhyun sembari membantu Kyungsoo berbaring di ranjang.

“Hyung,” panggil Kyungsoo dengan suara tenang. Ada satu hal yang ingin ia tanyakan pada Baekhyun.

“Mwo?” balas Baekhyun. Kyungsoo menggeleng, ia takut mengutarakannya. Takut jika Baekhyun marah.

“Ada apa? Katakan saja,” ucap Baekhyun yang mengerti gelagat Kyungsoo.

“Euhm, apa Baekhyun hyung membenciku?” tanya Kyungsoo.

“Tidak.” Ucapan Baekhyun terdengar tegas, itu berarti Baekhyun tidak membenci Kyungsoo tapi kenapa, kenapa perbuatannya seolah-olah benci dengan Kyungsoo. Kyungsoo tidak membalas perkataan Baekhyun, ia tau Baekhyun akan menceritakan semuanya. Jadi, ia memilih untuk menunggu.

Garis Bintang 엑 소 EXO ✔Where stories live. Discover now